Desak Dunia Pendidikan Indonesia Tiru Singapura

Prof Dafik Phd, Guru Besar Unej Jember saat membedah materi seminar nasional penguatan implementasi K-13 dalam rangka menghadapi MEA di pendopo Kab. Situbondo, kemarin. [sawawi/bhirawa].

Prof Dafik Phd, Guru Besar Unej Jember saat membedah materi seminar nasional penguatan implementasi K-13 dalam rangka menghadapi MEA di pendapa Kab. Situbondo, kemarin. [sawawi/bhirawa].

Situbondo, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Situbondo, melalui Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) menggelar seminar nasional dan Grand Opening Workshop Pembelajaran Bagi Guru dan Manajemen  Kepala Sekolah SD dan SMP, Sabtu (28/11) kemarin.
Acara yang dilaksanakan di pendopo Kab. Itu mengambil tema ‘Penguatan Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Rangka Menyiapkan Manusia Pada Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)’. Dalam acara yang diikuti 1.200 guru dan Kepala Sekolah serta pengawas TK/SD se-Kab. Situbondo itu menghadirkan dua pembicara yakni Prof. Dafik, Phd (Guru Besar Pendidikan Unej Jember dan Koordinator USAID (United States Agency International Devilopment) Jatim, Silvana Erlina MPd.
Dalam intisari materi, Prof Dafik, meminta praktisi dunia pendidikan Situbondo pandai menggali potensi dan kecerdasan yang dimiliki para peserta didik. Sehingga, kata Dafik, pada perkembangannya anak didik tersebut sesuai dengan keahlian yang diolah oleh otak para siswa.
Oleh karena itu, Prof Dafik, mengajak para praktisi dunia pendidikan meniru Singapura yang notabene dikenal sebagai negara yang memiliki perkembangan pendidikan yang maju di kawasan ASEAN. “Masyarakat di sana (Singapura, red), begitu masuk kendaraan ber-AC, langsung membuka HP/smartphone/laptop dan mencari perkembangan pendidikan dan tehnologi. Sebaliknya di Indonesia, masuk ke ruangan ber-AC, langsung santai tiduran,” terang Dafik.
Sementara itu Koordinator USAID Jatim, Silvana Erlina, mengakui di Situbondo sedikitnya ada sekolah mitra yang terdiri dari 16 SD dan 8 SMP yang juga merupakan fokus USAID. Dalam mitra ini, kata Silvana, ada tiga program yang diprioritaskan yakni kualitas pembelajaran, kualitas manajemen sekolah serta koordinasi antar institusi.
“Langkah ini untuk mendukung dunia pendidikan di Situbondo. Posisi USAID melakukan bimbingan secara intensif. Persisnya kami melatih supaya mendekati ke sistem pembelajaran yang baik sesuai yang digariskan pemerintah,” tegas Sivana.
Silvana memastikan bahwa masa kerja USAID di Situbondo selama 5 tahun dan akan berakhir pada April 2017 mendatang. Agar program ini terealisasi dengan baik, Pemkab mengantisipasi dengan mengimplementasikan aspek aspek manejemen kepada sekolah lain, dengan pola pendanaan APBD oleh Disdik.
Terkait bentuk kurikulum, kata Silvana semua memiliki plus minusnya antara sistem gugus dan KKG. “Dalam pembelajaran yang baik itu ada sharing pengalaman, ada workshop, berbagai keterampilan mengajar dan itu yang disampaikan secara intensif oleh para guru dalam PBM,” terang Silvana.
Meski nanti sudah tidak ada USAID di Kab. Situbondo, lanjut Silvana, ia yakin pembelajaran akan berjalan dengan maju, karena setiap setiap sekolah sudah diberi materi manajemen, wawasan tertentu berupa sistem pembelajaran inovasi.
Tujuan utama dari program USAID ini, lanjut Silvana, untuk membantu Dinas Pendidikan Kab Situbondo dalam menyebarluaskan praktek-praktek pembelajaran terbaik yang sudah dijalankan bersama USAID Prioritas. “Se-Prov. Jatim, kami membina 19 Kab/Kota. Salah satunya adalah Situbondo,” tutur Silvana.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan Kab. Situbondo, DR Fathor Rakhman, menandaskan bahwa peserta seminar adalah para guru SD dan SMP se-Kab. Situbondo. Fathor memastikan alasan sasaran guru SD dan SMP karena kedua lembaga itu merupakan pondasi utama dalam memajukan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Upaya ini didukung oleh USAID Prioritas, dengan melibatkan para kunci pendidikan yang terdiri dari guru senior, Kepala Sekolah dan para pengawas. Para peserta diikuti oleh sekolah yang terletak kota hingga sekolah dipinggiran Situbondo,” pungkas Fathor. [awi]

Tags: