Desak Pembebasan Pajak Alat Kesehatan

Peralatan canggih yang dimiliki rumah sakit dalam melayani pasien.

Peralatan canggih yang dimiliki rumah sakit dalam melayani pasien.

Surabaya, Bhirawa
Agar bisa bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASIA (MEA) diharapkan pemerintah meringankan dan membaskan beban pajak kepada rumah sakit lokal yang ingin membeli alat-akat kesehatan.
Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Surabaya Widorini merasa keterlibatan dalam MEA membawa dampak yang positif bagi rumah sakit maupun pasien. Para pelaku di industri itu pun sudah berupaya keras untuk bersaing dengan menggembleng SDM semakin unggul hingga melengkapi peralatan agar semakin canggih.
Menurut Widorini, persiapan dari sisi internal sudah dilakukan dengan baik.tinggal dukungan dari pemerintah. Termasuk kebijakan-kebijakan yang memudahkan rumah sakit untuk dapat terus meningkatkan layanannya. Salah satu yang diharapkan adalah pembebasan pajak pembelian alat kesehatan dan subsidi energi bagi rumah sakit.
“Dua hal tersebut sangat penting bagi kami untuk lebih optimal meningkatkan kualitas layanan kami,” ujarnya.
Widorini berharap, kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah akan pro dan mendukung rumah sakit dalam peningkatan kualitas layanan. Dengan demikian, dari segi SDM, peralatan, dan layanan dengan keringanan pembelian alat kesehatan dan subsidi energi, kualitas pelayanan rumah sakit di Surabaya tidak kalah oleh rumah sakit di luar negeri. Akhirnya, hal itu akan mengurangi jumlah masyarakat yang berobat ke luar negeri.
“Saat ini rumah sakit-rumah sakit memang sudah siap. Tapi, keingianan kami untuk peningkatan kualitas pelayanan tidak berhenti di sini. Kami ingin terus meningkatkan layanan,” papar direktur RS Bedah tersebut.
Wakil Direktur pelayanan medik dan keperawatan RSUD dr Soetom Dr Kohar Hari Santoso dr SpAn KAP KIC, mengatakan bahwa MEA menjadikan industri kesehatan semakin terbuka terhadap persaingan. Tidak hanya menghadapi persaingan di dalam negeri, tapi juga terbuka pada pesaing-pesaing dari kawasan ASEAN.
Kohar menjelaskan saat ini rumah sakit mulai berbenah dari segi SDM, fasilitas, manajemen, hingga tata pelayanan pasien. Yang tidak kalah penting adalah sertifikasi rumah sakit. Baik sertifikasi nasional maupun internasional. Sebab, sertifikasi mampu menjadi pendorong dan patokan kualitas pelayanan rumah sakit.
“Seperti halnya RSUD dr Soetomo dan rumah sakit lainnya yang sudah bersertifikat KARS (Komite Akreditasi Rumah Sakit, badan akreditasi rumah sakit di Indonesia, Red). Tapi, sebenarnya, KARS saja tidak cukup,” ujar Kohar.
Sertifikasi lain, bahkan yang berstandar internasional, juga harus dikejar. Contohnya, RSUD dr Soetomo sedang mengurus sertifikasi JCI (Join Commision International, badan akreditasi rumah sakit tingkat internasional, Red). “Kualitas rumah sakit kita juga harus dapat pengakuan internasional,” katanya. [dna]

Rate this article!
Tags: