Desak Pemerintah Tetapkan HPP Telur dan Daging Unggas

15-ternak-ayamPemprov, Bhirawa
Peternak unggas di Jatim mendesak pemerintah agar mempunyai peranan untuk menetapkan HPP (harga pokok penjualan) telur dan daging unggas dengan syarat telur dan daging unggas ditetapkan sebagai bahan pangan pokok.
Hal itu diungkapkan salah satu peternak unggas Jatim, Mashoed menyikapi permasalahan perunggasan berupa fluktuasi harga komoditas dan menyeimbangkan kembali bisnis perunggasan di Jatim yang merupakan tulang punggung nasional. “Setidaknya kami mengharap ada HPP agar tidak kerugian di kalangan peternak, apalagi jika ada fluktuasi harga,” katanya, Senin (14/4).
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Syukur Iwantoro mengatakan, kalau mengenai HPP harus ada evaluasi dari ketahanan pangan dan bidang peternakan sedang menunggu peluang mengajukan. “Nanti akan diketahui HPP seperti apa, tentunya tidak sama antara bahan pokok lainnya,” katanya.
Sedangkan Kepala Disnak Jatim, Ir Maskur mengatakan, memang jika di-HPP kan telur dan daging, maka HPP akan berlaku secara nasional. Untuk itu mengawali hal itu diperlukan penyelesaian terhadap harga yang terpuruk dengan komitmen pelaku.
Sebelumnya, di Jatim, diketahui kalau produksi daging ayam dan telur masih cukup tinggi. Pada tahun 2013, populasi dan produksi ayam buras, ras petelur, dan ras pedagang di Jatim berkontribusi cukup lumayan di tingkat nasional. Begitupula dengan produksi telurnya.
Dari data perunggasan di Dinas Peternakan Jatim tahun 2013, populasi ayam petelur sebanyak 43.066.361 ekor, ayam pedaging 162.299.457 ekor, ayam buras 33.806.963 ekor, itik 4.213.379 ekor, entok 946.323 ekor, dan burung puyuh 2.377.749 ekor.
Sedangkan dari sisi produksi daging,  ayam petelur sebanyak 18.551.739 kg, ayam pedaging 162.891.633kg, ayam buras 38.579.879 kg, itik 4.854.514 kg, dan entok 921.594 kg. Untuk produksi telur, ayam petelur menghasilkan 293.532.248 kg, ayam buras 18.548.618 kg, itik 26.589.714 kg, entok 1.561.758 kg, dan burung puyuh 2.782.540 kg.
Jika pertumbuhan populasi ternak perunggasan tahun 2009 – 2014 akan mengalami pertumbuhan rata-rata pertahun masing-masing untuk ayam buras 1,50 %, ayam ras petelur 2,50 %, ayam ras pedaging 2,50 %, itik 1,50 % dan entok juga 1,50 %.
Sedangkan pertumbuhan konsumsi  bahan asal ternak dan hewan lainnya dari (ayam buras, itik, ayam ras petelur, entok, burung puyuh) tahun 2009 – 2014  berupa telur  akan mengalami pertumbuhan sebesar 2,06 % pertahun. Pertumbuhan ini disebabkan  karena program vaksinasi AI (Avian Influenza) untuk ayam buras akan terus ditingkatkan dan dilaksanakan dengan semakin optimal.
Sasaran pendapatan peternak (Rp/kap/th) tahun 2009-2014 mengalami pertumbuhan masing-masing, yaitu ayam petelur 21,82 % pertahun, ayam buras 12,21 % pertahun, ayam buras 2,02 % pertahun, dan itik 1,68 % pertahun. [rac]

Populasi Unggas di Jatim 2013
1.  Ayam petelur     43.066.361 ekor
2.  Ayam pedaging   162.299.457 ekor
3.  Ayam buras     33.806.963 ekor
4.  Itik       4.213.379 ekor
5.  Entok       946.323 ekor
6.  Burung puyuh   2.377.749 ekor.

Produksi Daging
1.   Ayam petelur     18.551.739 kg
2.  Ayam pedaging   162.891.633kg
3.  Ayam buras     38.579.879 kg
4.  Itik       4.854.514 kg
5.  Entok       921.594 kg

Produksi Telur
1.  Ayam petelur     293.532.248 kg
2.  Ayam buras     18.548.618 kg
3.  Itik       26.589.714 kg
4.  Entok       1.561.758 kg
5.  Burung puyuh   2.782.540 kg.

Tags: