Sidoarjo, Bhirawa
Monitoring peredaran rokok bodong atau rokok ilegal di wilayah Kab Sidoarjo setahun dilakukan sampai empat kali. Meski demikian, peredaran rokok ilegal ini tidak pernah ada habisnya.
Pada monitoring di triwulan kedua 2015 ini, Bagian Perekonomian Sidoarjo sebagai leading sector kegiatan, memulai kegiatan sejak 7 sampai 22 Mei lalu. Hasilnya, masih ditemukan rokok ilegal di sejumlah kios, toko eceran di desa dan di sejumlah pasar tradisional.
” Seperti kita temukan di Pasar Krembung, Pasar Larangan, Pasar Krian dan Pasar Taman,” ujar Kasubag Pertanian Bagian Perekonomian Pemkab Sidoarjo Ir Agung Sudijanto, Selasa ( 26/5) kemarin.
Rokok ilegal yang ditemukan tim monitoring ini, kata Agung, semuanya dibeli, selanjutnya dilaporkan pada Bupati Sidoarjo. Kemudian disetorkan ke Bea Cukai Juanda, sebagai pihak yang berhak menindak lanjuti adanya temuan rokok ilegal itu.
” Saya tanya dari kios dan pengecer yang menjual, ternyata penjualnya banyak dari Sidoarjo sendiri, terutama dari Porong dan Jabon,” kata Agung.
Informasi yang didapat, para penjual rokok ilegal ini nekat berjualan karena mereka tidak punya pekerjaan. Akhirnya menjual rokok ilegal ini, untuk mencari sesuap nasi. Selain itu, para penjual rokok ilegal ini merasa berat dengan harga pita cukai yang terus naik. ”Akhirnya mereka menjual rokok yang harganya di bawah Rp 6.000 ini,” kata Agung.
Disampaikan Agung, karena masih banyak ditemukan rokok ilegal, maka dana cukai yang didapat Kab Sidoarjo tiap tahun terjadi penurunan. Ini karena pajak rokok yang didapatkan menurun. Maka kegiatan monitoring tiap tahun dilakukan untuk meminimalisir munculnya peredaran rokok ilegal.
Selain itu, juga dilakukan sosialisasi pemberantasan cukai ilegal dengan menghadirkan sejumlah narasumber dari pihak Bea Cukai, dan Bagian Perekonimian Kab Sidoarjo. Yang diundang di antaranya Kepala Desa, BPD, tokoh masyarakat, produsen rokok, karyawan rokok dan Asosiasi Pegusaha Rokok Sidoarjo ( Aspersid). [ali]
Desakan Ekonomi, Warga Sidoarjo Jual Rokok Ilegal
Related
