Deteksi Keaslian Air Zam-zam dengan Pulpen Ajaib

Mita Sri Ambarwati (kanan), Agnes Anjani, Aris Ahmad Ismail menunjukkan pembuatan antiseptik Bola Koca Acep.

Inovasi Mahasiswa Biologi UMSurabaya
Surabaya, Bhirawa
Maraknya penjualan air zam-zam oplosan, mendorong tiga mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya berinovasi menciptakan Bola Koca Asep. Ketiganya, yaitu Mita Sri Ambarwati, Agnes Anjani, Aris Ahmad Ismail yang mengembangkan bolpoin ajaib berisikan anti septik alami. Alat tersebut dirancang untuk mendeteksi air zam-zam palsu.
Ketua tim, Mita Sri Ambarwati menuturkan, tercetusnya ide pembuatan bola koca Acep karena dilatari pembatasan penjualan air zam-zam. Yang mana hal itu berdampak pada tindak kecurangan pembuatan zam-zam oplosan. Oleh karena itu, untuk mendeteksi keaslian air zam-zam ia berinovasi untuk membuat anti-septi alami dengan penggunaan bahan dasar seperti kunyit, sirih, dan lidah buaya. Pihaknya menilai, ketiga bahan tersebut memiliki kandungan minyak Atsiri yang mampu untuk menghambat bakteri. Di mana hal itu penting sebagai dasar untuk deteksi keaslian air zam-zam.
“Untuk membuat antiseptik ini kita haluskan semua bahan dulu. Kemudian di beri 20 ml alkohol 70 persen. Didiamkan selama 10 menit untuk cairan tercampur. Setelah itu di ekstrak disaring kertas saring,”jelasnya.
Kemudian, lanjut dia, ekstrak bahan dicampur jadi satu. Dengan perbandingan, 2 ml tetes sirih, 1 ml kunyit dan 1 ml lidah buaya. Dicampur hingga homogen. Setelah tercampur rata, campuran antiseptik di tempatkan pada bolpoin. Dan deteksi pun bisa dilakukan dengan cara diteteskan ke air zam-zam.
“Hasilnya, kalau palsu warnanya berubah kuning keruh, ada juga yg warna hijau kekuningan. Tapi kalau asli tetap bening,”ungkap dia.
Perubahan warna ini terjadi sebab, air zam-zam mengandung garam magnesium dan kalsium yang tinggi. Jika tercampur dengan antiseptik, justru hal tersebut akan jadi penetral untuk produk yang asli. Selain itu air zam-zam juga mempunyai kondensifitas listrik yang cukup tinggi.
“Kalau berubah warnanya itu pasti ada campuran dengan air minum biasa. Karena kandungan air minum biasa sangat berbeda dengan air zam-zam,”sambungnya.
Sementara itu, Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni, Junaidi mengungkapkan dukungan dari kampusnya dengan memberikan dana talangan. Selain itu, juga memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang berhasil menciptakan inovasi. “Harapannya karya yang dibuat mahasiswa ini juga berdampak pada masyarakat. Seperti beberapa inovasi yg dihasilkan mahasiswa, salah satunya pendeteksi air zam-zam bisa diaplikasikan ke masyarakat. Sehingga masyarakat Tidak terkecoh dengan produk aspal (asli-palsu),”jabarnya. [ina]

Tags: