Devil Viking ‘Tuban’ Memukau di Grand Carnival JFC 2019

Mohammad Arif Wahyudiono bersama Komunitas Pesona Seni dan Batik Tuban saat mengunakan kostum Devil Viking.

Tuban, Bhirawa
Ajang Jember Fashion Carnaval (JFC) 2019 telah sukses digelar, 31 Juli – 4 Agustus 2019 lalu, Perwakilan Kabupaten Tuban, Mohammad Arif Wahyudiono berhasil memukau ribuan pasang mata yang hadir pada ajang karnaval bertaraf Internasional tersebut dengan tampilan bertemakan Devil Viking.
Ditemui setelah mengikuti JFC, Yudi sapaan pria asal Desa Tunah Kecamatan Semanding ini menceritakan pengalamannya setelah mengikuti JFC ke 18 ini. Menurutnya, JFC merupakan acara karnaval yang sudah menerapkan standar tinggi, sehingga tidak sembarang orang bisa tampil disini.
Bahkan sebelum bisa tampil dihadapan masyarakat luas, menurut Yudi setelah diterima menjadi peserta, selama Kurang lebih empat – lima bulan dirinya harus bolak – balik Tuban – Jember untuk mengikuti berbagai pelatihan seperti merancang baju, merias wajah dan rambut, aksesories, dan lain-lain.
“Inilah modal utama peserta bisa tampil, tetapi tidak semua peserta bisa lolos sampai tahap Grand Carnival, karena selalu ada penilaian dan perbaikan selama pelatihan,” ujarnya.
Pria berpawakan kalem ini melanjutkan bahwa Tahun ini JFC terbagi menjadi delapan defile suku bangsa di antaranya, Ada Aztec dari Meksiko, Mongol dari Mongolia, Zulu dari Afrika Selatan, Viking dari Norwegia, Karen dari Thailand, Polynesia, serta Indonesia yang diwakili Suku Minahasa dari Sulawesi Utara hingga Hudoq dari Kalimantan Timur.
“Ide pembuatan kostum Devil Viking Berkepala Naga diadopsi dari Film dan gambar serta ide dari teman-teman,” jelasnya
Perintis Galeri Kostum Carnival ‘Griya Bidadari’ ini juga bercerita bahwa dari kecil dirinya memang memiliki bakat dalam bidang seni, mulai dari melukis, menggambar dan membuat patung dan sekarang dikembangkan menjadi membuat kostum yang bahkan sudah berhasil ditampilkan dalam Event diberbagai daerah seperti Solo, Banyuwangi, Bojonegoro dan daerah lainnya.
Pria 36 Tahun ini tidak lupa mengucapkan terima kasihnya kepada Komunitas Pesona Seni dan Batik Tuban (Alumni SMANSA ’93 Tuban) yang memfasilitasi, mendukung dan memberikan bantuan penuh terhadap keberadaannya selama mengikuti JFC 2019.
Sementara itu, mewakili Komunitas Pesona Seni dan Batik Tuban (Alumni SMANSA ’93 Tuban) dr. Marini Sartika Dewi didampingi Asri Buana, ST, M.AP mengungkapkan bahwa awal mengenal Yudi adalah keikutsertaan Yudi dalam Pesona Batik Tuban (PBT) Tahun 2017 lalu yang diinisiasi oleh Komunitasnya.
Keinginan membuat acara Karnaval di Kabupaten Tuban yang belum bisa dilaksanakan lagi di tahun ini, membuat dirinya dan teman-temannya di Komunitas tertarik dengan ajang JFC yang sudah mendunia, sehingga pihaknya kembali menghubungi Yudi dan menawarkan untuk bisa berangkat di JFC. [hud]

Tags: