Dewan Anggap Jatim Mampu Tekan Inflasi

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

DPRD Jatim, Bhirawa
Ditengah daya beli masyarakat menurun yang diakibatkan naiknya harga pangan dan berimbas pada inflasi secara nasional mencapai 7,15 persen, membuat Pemprov Jatim mengambil kebijakan untuk menurunkan inflasi tersebut. Bahkan Komisi B DPRD Jatim merilis jika Jatim merupakan satu-satu wilayah yang siap menurunkan inflasi tersebut dengan sejumlah kebijakan diantaranya subsidi ongkos angkut. Selain memastikan stok bahan pokok masih tersedia.
Anggota Komisi B DPRD Jatim, M Zainul Lutfi menegaskan Jatim merupakan satu-satunya wilayah yang mampu menekan inflasi terkait sejumlah kebijakan yang diambil gubernur. Diantaranya soal subsidi ongkos angkut, juga dipastikan stok bahan pokok tersedia di gudang sampai Hari Raya Idul Fitri. Dengan begitu pemerintah mampu mengendalikan harga di pasaran selama stok tersedia.
‘Meski demikian pemerintah, yakni Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk tetap menggelar operasi pasar. Langkah ini untuk memastikan tidak ada oknum yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Seperti penimbunan yang mengakibatkan barang langka,’’ ujar politisi asal PAN ini, Senin (8/6).
Mantan Anggota DPRD Sidoarjo itu juga berharap, dua hal yaitu dipastikan stok bahan pangan melimpah dan operasi pasar segera ditindaklanjuti pemerintah. Bulan Ramadan tinggal hitungan bulan. Langkah strategis harus segera diambil. Itu semua bertujuan meringankan beban masyarakat.  Bahan pokok yang mulai naik, di antaranya daging, cabe, telur. Besar kemungkinan, bahan pokok lainnya juga bakal meningkat.
Sedang untuk ongkos angkut nantinya disesuaikan dengan jarak yang ditempuh. Atau paling tidak para pedagang tidak terlalu dibebani oleh BBM karena sudah mendapatkan subidi. Dengan begitu, harga sejumlah bahan pokok  dapat ditekan kenaikannya dan konsumen tidak merasa terbebani.
Sementara itu, Anggota Komisi B lainnya mengatakan, pengendalian harga juga harus dilakukan pemerintah. Saat ini, pemprov Jatim sudah melakukan pemantauan harga di 130 pasar di wilayah Jatim. Kenaikan harga mulai terjadi. ’’Kewaspadaan harus dilakukan,’’ katanya.
Laporan terakhir yang dia terima, stok bahan pokok di Jatim masih cukup. Kondisi tersebut membantu pemerintah dalam mengendalikan harga. Paling tidak, harga lebih stabil dibanding saat stok barang mulai menipis.
Meski begitu, pemerintah tetap berhati-hati. Banyak oknum yang ingin mengambil untung di tengah naiknya harga barang di pasar. Bisa jadi, saat ini mereka sudah mulai melakukan penimbunan dan baru dilepas memasuki bulan Ramadan. Mereka mendapat untung dari perbandingan harga sebelum dan saat Ramadan.
Agus juga berharap sama, pemerintah segera mempersiapkan operasi pasar. Pengendalian harga harus dilakukan maksimal agar masyarakat tidak semakin terbebani. [cty]

Tags: