Dewan Banyuwangi Pertemukan Warga-PT BSI

Silaturahmi dan doa bersama Forpimda, FKUB, dan Tokoh Masyarakat Pesanggaran, Banyuwangi.

Silaturahmi dan doa bersama Forpimda, FKUB, dan Tokoh Masyarakat Pesanggaran, Banyuwangi.

Banyuwangi, Bhirawa
Tim Tambang DPRD kabupaten Banyuwangi, berjanji akan segera mempertemukan warga sekitar tambang emas Tumpang Pitu, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, dengan pihak managen PT Bumi Suksesindo (PT BSI). Tujuanya, agar warga masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan utuh terkait kegiatan tambang emas  dalam dan tidak ada lagi rasa saling curiga.
“Kami akan memanggil manajemen PT BSI dan akan mempertemukan dengan warga. BSI Kita tuntut lebih terbuka,” tegas Salimi, Ketua Tim Tambang DPRD Banyuwangi, usai hearing bersama perwakilan warga sekitar tambang, Selasa (23/2).
Dalam hearing, warga yang mayoritas dari Dusun Pancer, mengungkapkan rasa khawatir dan ketakutanya atas keberadaan tambang emas. Terlebih setelah tersebar adanya kabar, PT BSI akan melakukan program peledakan sebagai salah satu tahapan dan teknis dalam melakukan penambangan emas dengan sistem terbuka.
Sebagian warga dihinggapi rasa takut, khawatir dan gelisah terkait dampak getaran proses peledakan yang akan merusak bangunan rumah tinggal yang sudah cukup lama ditempati. “Manajemen BSI sudah kita klarifikasi dan menjelaskan bahwa bahan peledak yang dipakai jenis low eksplosif, jadi relatif aman,” jelas Salimi.
Politisi PDI Perjuangan ini juga mengaku sangat menghormati dan menghargai tuntutan class action warga. Namun, dia khawatirkan jangan hanya karena kekurang pahaman warga maayarakat dan tersumbatnya komunikasi warga dan pengelola tambang emas tumpang pitu berimbas pada terjadinya pencabutan izin tambang.
“Makanya, pemanggilan manajemen PT BSI kita segerakan dan kita desak mereka harus menyampaikan permasalahan tambang secara utuh terang agar warga tak lagi diliputi rasa curiga dan berujung gejolak. Karena setahu Tim Tambang, perijinan PT BSI sudah sesuai semuanya,” ungkap politisi asal Singojuruh itu.
Lebih lanjut ditambahkan pada saat pemanggilan nanti, menurut  Salimi, Tim Tambang akan berupaya maksimal menjembatani seluruh kepentingan warga, termasuk hak mereka. Paling prioritas adalah pembagian CSR perusahaan.
Ring satu, atau warga paling terdampak, dalam hal ini warga Desa Sumberagung, wajib hukumnya diberi porsi utama bidang kesejahteraan. “Harapan kita, saat warga sudah paham dengan apa itu tambang, kedepan sudah tidak ada lagi gejolak dan masyarakat akan lebih sulit untuk diprovokasi,” pungkasnya.
Sementara itu, pasca terjadi kesalahpahaman antara warga dengan managemen PT BSI, di sekitar  tambang emas Gunung Tumpang Pitu, suasana warga Desa Sumber Agung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, berangsur kembali normal dan  kondusif. Suasana yang sebelumnya agak tegang kini sirna. Aktivitas warga yang mayoritas bekerja sebagai petani dan nelayan kembali pulih seperti sedia kala.
Namun, ada yang masih disayangkan oleh paguyuban lintas agama Kecamatan setempat. Yakni, riak – riak provokasi dari pihak ketiga untuk menolak tambang milik PT Bumi Suksesindo di wilayah yang secara hukum sebenarnya tidak masalah. “Warga sekitar tambang sudah kondusif, tapi masih ada satu dua orang yang gak seneng,” ucap Kiai Marwan, salah satu tokoh paguyuban lintas agama Kecamatan Pesanggaran, beberapa waktu lalu.
Untuk itu, demi terciptanya kondusifitas dan memelihara rasa aman tenteram dan nyaman warga, Kyai Marwan mengharapkan agar aparat Kepolisian Resort Banyuwangi, tidak segan menangkap dan memberikan tindakan tegas bagi para provokator. “Kita juga mengimbau masyarakat untuk melihat permasalahan tambang dengan arif dan bijaksana. Artinya, tetap saling menghargai dan menjaga keamanan,” ungkapnya.
Dia tidak melarang dan menghormati warga masyarakat untuk menggunakan hak mereka termasuk melakukan demonstrasi. Akan tetapi, apabila aspirasi bisa disampaikan secara santun dan damai serta permasalahan bisa dituntaskan aksi demo yang cenderung mengarah pada tindakan anarkis dinilai tidak perlu dilakukan.
“Paguyuban tidak pernah berpihak, kita hanya menginginkan masyarakat bisa damai. Jadi, dari pada ada warga sipil yang harus kembali jadi korban provokasi, kan lebih baik duduk bersama,” ujar Tokoh Agama yang berdomisili di Desa Barurejo, Kecamatan Pesanggaran ini.
Dengan sederetan sejarah aksi anarkis tolak tambang November 2015 lalu, paguyuban lintas agama Kecamatan Pesanggaran, meminta warga untuk bisa berfikir lebih dewasa. Tetap ‘wong cilik’ yang menjadi korban dan aktor utama hingga saat ini tetap melenggang seperti tak bersalah.
“Sampaikan keluhan pada paguyuban, kita siap menjadi jembatan antara warga dan PT BSI. Dan saat ini memang sudah saatnya warga berfikir bagaimana keberadaan tambang emas bisa memiliki manfaat pada warga, bukan kembali masuk ke lubang provokasi pihak tak bertanggung jawab,” tegas Kiai Marwan. [mb12]

Tags: