Dewan Desak Obyek Wisata Urus Amdal

Amdal LalinKota Batu, Bhirawa
Belum ada obyek wisata di Kota Batu yang memiliki Analisa Dampak Lingkungan Lalu Lintas (Amdal Lalin). Akibatnya, masyarakat Batu dibuat tidak nyaman oleh kepadatan arus lalu lintas yang terjadi di selama masa liburan Lebaran di Kota Batu. Wakil Ketua DPRD Kota Batu, Nurochman, mendorong agar obyek wisata untuk mengurus Amdal Lalin.
“Tidak ada kata terlambat bagi para pengelola obyek wisata yang ada di Kota Batu untuk melakukan kajian ulang terhadap dampak kunjungan wisata melalui amdal lalin, hal ini penting demi kenyamanan para wisatawan juga kenyamanan masyarakat Kota Batu,” ujar Nurrochman, Rabu (22/7).
Diketahui, selama musim liburan Lebaran ini kepadatan arus lalin ini tidak hanya terjadi di jalan raya, namun juga terjadi di kawasan perkampungan penduduk. Hal ini diakibatkan banyak pengguna jalan memutuskan masuk ke dalam kawasan perkampungan untuk menghindari kemacetan. Kemacetan tidak hanya terjadi di lebaran saja, namun juga terjadi pada saat high season, seperti liburan sekolah, hari raya keagamaan, tahun baru.
“Amdal lalin merupakan bagian yg tidak terpisahkan dari setiap pembangunan tempat-tempat rekreasi yang bisa dipastikan akan mendatangkan banyak pengunjung, hal ini harus menjadi perhatian dan komitmen bersama antara pemerintah daerah dan pengelolaan tempat wisata,”tambah Nurrochman.
Jika terus didiamkan seperti ini, katanya, ke depan akan berdampak pada keengganan wisatawan untuk datang ke Kota Batu. Adapun warga Batu sendiri yang akan berhari raya ke kerabat harus berada di jalan selama berjam-jam.
Meskipun kebanjiran wisatawan ke Kota Batu mendatangkan berkah tersendiri bagi warga setempat, namun di sisi lain warga juga dibuat jengkel oleh kepadatan arus lalu-lintas. “Lebih baik jangan berlibur di Kota Batu, berlibur di Bandung atau di Bali saja,” tukas Rani, warga Sisir penuh kegeraman.
Terpisah, Kasubag Humas Polres Batu, AKP Waluyo,  mengatakan volume kendaraan yang melintas di Kota Batu hari pasca Lebaran memang sangat tinggi. Menginjak operasi ketupat hari ke-10, tercatat 14.400 kendaraan masuk dalam sehari. Dan dari jumlah tersebut baru 13.500 kendaraan keluar dari Kota Batu.
Selama ini untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas dengan memberlakukan rekayasa arus lalin, mulai dari melakukan buka tutup, memberlakukan one way trafic di Jl Dewi Sartika, Imam Bonjol dan Suropati. “Kita juga melakukan kanalisasi, di beberapa obyek wisata, contoh di Museum Angkut, untuk kendaraan bermotor yang mau menuju ke Museum Angkut diarahkan ke kiri, yang hendak ke Pujon langsung kita arahkan ke kanan,”ujar Waluyo.
Kepadatan arus di jalur utama Jl Diponegoro, Jl Patimura serta disekitar obyek wisata yang ada di Batu. Penyebab kemacetan bervariasi mulai dari adanya jukir yang memarkir kendaraan di badan jalan Jl Sultan Agung, padahal dalam UU No 22 tahun 2009 tentang LLAJ tidak diperkenankan menggunakan badan jalan untuk parkir kendaraan.
“Kita bersihkan kendaraan yang ada di badan jalan, kita arahkan agar jukir mengarahkan kendaraan parkir di sekitar Stadion Gelora Brantas dan kantong parkir yang ada,” pungkas Waluyo. [nas]

Rate this article!
Tags: