Dewan Desak Pemprov Normalisasi Sungai Bago

Anggota Komisi D DPRD Jatim Guntur Wahono

DPRD Jatim, Bhirawa
Ratusan sawah di wilayah Tulungagung terancam gagal panen. Pasalnya, beberapa daerah di Jatim, termasuk di Tulungagung terdampak adanya bencana Hidrometeorologi diantaranya bencana banjir akibat melubernya sungai Bogo.
Menurut anggota Komisi D DPRD Jatim Guntur Wahono, pihaknya berharap Pemprov Jatim turun tangan dalam melakukan normalisasi terhadap sungai Bogo di Tulungagung. Hal ini dikarenakan, selama musim penghujan yang ekstrem saat ini sungai tersebut meluber dan berdampak banjir menyerang ratusan sawah di Tulungagung.
“Saat saya reses beberapa waktu lalu di daerah Ngantru Tulugagung, masyarakat minta dibantu untuk normalisasi sungai Bogo. Kalau tak dinormalisasi tentunya menjadi penyebab banjir di Tulungagung. Ratusan hektar sawah terancam gagal panen kalau sungai ini meluap,” ungkap politisi asal PDIP ini saat dikonfirmasi di Surabaya, Kamis (9/1) kemarin.
Guntur mengatakan sungai Bogo tersebut mengaliri ratusan hektar sawah di wilayah Tulungagung dan Blitar sebelah barat. “Jika masyarakat gagal panen tentunya akan berdampak dari target pemerintah sendiri untuk swasembada pangan. Kami berharap Pemprov Jatim melalui OPD-nya memperhatikan ini,” jelasnya.
Sebenarnya, kata Guntur, di wilayah kecamatan Wonodadi yang juga teraliri sungai Bogo sudah dilakukan normalisasi, namun normalisasi tersebut masih harus berlanjut.
“Sungai Bogo dibagian atas di Wonodadi sudah di normalisasi, sedangkan dibagian bawah belum. Kami berharap Pemprov Jatim menyiapkan anggaran untuk normalisasi sungai Bogo tersebut,” jelasnya.
Sementara itu, saat ini persawahan yang terkena banjir kisaran di lima wilayah Lamongan seperti Wringin Anom, Kedamean, Benjeng, Balongpanggang, dan Cerme. Di persawahan tersebut umur padi masih kurang dari 30 hari sehingga masih bisa dipulihkan kembali dan belum perlu untuk direplanting.
Kepala DipertaKP Jatim, Hadi Sulistyo mengatakan, dalam menghadapi musim penghujan ini diharapkan petani menggunakan varietas padi tahan banjir dan menjamin cadangan benih pemerintah
Selanjutnya juga ada adaptasi menghadapi banjir pada ketahanan pangan seperti manajemen dampak perubahan iklim, pemberdayaan masyarakat agar dapat melakukan berbagai aktivitas swadana masyarakat.
“Dalam bercocok tanam padi, diharapkan petani selalu mengikuti para penyuluh yang ada di lapangan,” katanya. [geh.rac]

Tags: