Dewan Dukung Revitalisasi Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto

Wali kota Mojokerto Mas’ud Yunus waktu menggelar sidak le pasar Tanjung anyar yang bakal di revitalisasi. (kariyadi/bhirawa)

(Pemkot Siapkan Model BGS, Libatkan Pihak Ketiga)
Kota Mojokerto, Bhirawa.
Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota Mojokerto mendukung penuh rencana revitalisasi Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto tahun 2017 ini. Dukungan ini menyusul persetujuan Wali Kota Masud Yunus atas rencana penggunaan model BGS (bangun, guna, serah) untuk pengembangan pasar tradisional ini. Untuk konsep ini, Pemkot Mojokerto menggandeng pihak ketiga untuk pendanaan.
Dukungan dari kalangan Dewan mengalir, karena mereka melihat kebijakan ini bisa menghemat APBD kota Mojokerto. Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto, Umar Faruq mengapresiasi penyerahan pengelolaan kepada pihak ketiga. Untuk ini, sejumlah politisi menggali informasi dari daerah lain yang telah melakukan gebrakan serupa.
“Konsep pengembangan pasar tradisional Tanjung Anyar dengan pola BGS akan menghemat APBD kota Mojokerto,” tutur Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto, Umar Faruq usai kunjungan kerja di DPRD Kabupaten Sidoarjo, Kamis (2/2) kemarin.
Selain mendukung kebijakan Wali Kota, Wakil ketua DPRD ini melihat mekanisme BGS ini menjadikan efisiensi anggaran yang relative besar kemungkinan bakal dikucurkan. “Butuh dana pembangunan yang besar jika dikelola sendiri. Padahal, kondisi pasar ini memang sudah sangat tidak layak, kumuh dan semrawut,” tandas ia.
Apalagi, katanya, penggunaan proyek dengan system multiyears juga tidak mungkin mengingat masa jabatan Wali Kota tinggal tahun ini. Politisi PAN ini juga mensyaratkan, meski diserahkan kepada pihak ketiga pemda menekankan keberpihakan kepada rakyat jika merealisasi rencana tersebut. “Harus jadi catatan pedagang tradisional harus dapat prioritas dan sewanya tidak memberatkan pedagang. Soal adanya perda multiyears yang jadi kendala akan kami direvisi,” tukasnya.
Sementara itu, menjawab sharing kunjungan kerja (kunker) Komisi I DPRD Kota Mojokerto, Ketua Komisi D, Usman mengungkapkan, pihaknya telah menerapkan kebijakan pengeloaan pasar dengan system BGS. “Kita sudah beberapa kali melakukan pola BGS. Seperti mempihak ketigakan Ramayana dan Sun City. Malahan keduanya sekarang menjadi miliknya daerah karena sudah diperpanjang dua kali ini,” jelasnya.
Dengan pola ini, lanjut ia, pihak ketiga mendapat kesempatan mengelola pasar itu antara 25-30 tahun. “Masa kontrak pengelolaannya 25-30 tahun. Kalau mau dikelola sendiri, hasilnya nggak imbang karena antara pembangunan dan pendapatan dari restribusi, njomplang,” tambahnya.
Ketika mendapat pemaparan dari komisi D soal pengelolaan pasar, Ketua Komisi I DPRD Kota Mojokerto, Suliyat mengatakan berupaya konsep BGS benar-benar akan diterapkan oleh Pemkot Mojokerto. “Konsep itu memang efektif dan cocok mengingat kemampuan anggaran pemkot yang terbatas. Kita dari kalangan Legislatif akan mengupayakan perda multiyear untuk itu diubah,” tambahnya.
Seperti diketahui, Pemkot Mojokerto akhirnya memutuskan untuk merevitalisasi Pasar Tanjung, pasar tradisional terbesar yang dimiliki. Estimasi biaya yang diperlukan untuk membangun pasar yang berada ditengah kota itu biaya yang diperlukan mencapai kisaran Rp 100 miliar. Karena APBD tidak mencukupi, Pemkot menggandeng pihak ketiga dengan model BGS (bangun, guna, serah).
Ruby Hartoyo Kepala Disperindag Kota Mojokerto menjelaskan jika biaya revitalisasi Pasar Tanjung Kota Mojokerto diputuskan akan diserahkan ke pihak ketiga. “Nanti sistemnya Bangun, Guna, Serah atau BGS. karena keterbatasan anggaran Pemkot. Bapak Wali kota sudah menyetujui,” kata Ruby Hartoyo.
Ruby Hartoyo mengatakan, pada Juni mendatang, pihaknya akan menggelar lelang untuk mencari pihak ketiga yang kualified. Menuritnya saat ini sudah ada tiga investor yang berminat membangun pasar tanjung. “Kita sudah melakukan sosialisasi soal program ini ke pedagang pasar. Dan kita juga sudah melakukan pendataan jumlah pedagang dan jumlahnya sekitar 2.300 pedagang,” tandas pejabat alumnus STPDN ini.
Berdasarkan design perencanaannya, Pasar Tanjung akan dibangun dua lantai, lantai bawah digunakan untuk parkir, bongkar muat dan pedagang sayur basah. Sedangkan lantai dua untuk penjual barang kering dan pakaian. “Perencanaannya sudah dilakukan dinas PU. Kalau semuanya sesuai rencana, proses pekerjaan akan dimulai tahun depan,” tandas Ruby.
Sebelum pembangunan dilaksanakan, Ruby mengaku sudah menyiapkan relokasi pedagang. Untuk kepentingam relokasi sementara itu disiapkan anggaran sekitar Rp 9 miliar. Pihak ketiga pemenang lelang itulah yang akan juga bertugas melakukan dan menyiapkan relokasi pedagang. “Sudah ada beberapa lokasi yang kita siapkan untuk relokasi pedagang. Salah satunya ada lahan di jalan Semeru kota Mojokerto,” pungkasnya.
Sebelumnya Wali kota Mojokerto Mas’ud Yunus memastikan bakal melakukan revitalisasi pasar tanjung. Selain kumuh dan semrawut, Wali kota juga ingin membuat pasar tradisional yang layak bagi pedagang maupun pembeli. “Keputusan sudah final, bahwa pasar ini harus kita revitalisasi dan bukan ditelokasi. Itu sudah kita putuskan bersama DPRD dalam sebuah Perda,” tegas Wali kota Mas’ud Yunus. [kar,adv]

Tags: