Dewan Jatim Desak Perkuat Pendidikan Moral dan Infrastruktur di Madura

DPRD Jatim, Bhirawa
Dunia pendidikan di Jawa Timur sangat terpukul pasca kejadian memilukan pada awal 2018, di mana ada seorang siswa SMKN 1 Torjun Sampang Madura yang berani menganiaya seorang gurunya sendiri hingga mengakibatkan yang bersangkutan meninggal dunia.
Karena itu anggota DPRD Jatim dari Dapil XI Madura H Musyaffa’ Noer meminta kepada semua pihak supaya memperhatikan betul dunia pendidikan, khususnya pendidikan agama (moral) di Madura. “Pendidikan agama dan moral itu bukan hanya tanggungjawab pemerintah tapi juga masyarakat dan para orangtua,” ujar Musyaffa’ Noer saat melakukan reses pertama 2018 kemarin.
Menurut pria yang juga Ketua DPW PPP Jatim, pendidikan agama seperti madrasah diniyah (Madin) yang sudah ada di Jatim perlu terus ditingkatkan supaya kejadian serupa di kemudian hari tak terulang. Mengingat, Madura selama ini dikenal masyarakatnya. “Harusnya seseorang yang lebih mendalami dan memahami agama, moralitasnya juga berbanding lurus,” kata Musyaffa’ Noer.
Ia mengakui upaya Pemprov Jatim memperhatikan dunia pendidikan di Madura sudah cukup baik. Di antaranya dengan memberi bantuan untuk pembangunan dan rehab fisik gedung sekolah, memberikan tunjangan bagi guru-guru swasta dan menguliahkan guru Madin hingga sarjana, maupun memberikan tunjangan bagi santri-santri Madin melalui Bosda Madin. “Apa yang sudah baik itu perlu dipertahankan bahkan kalau perlu ditingkatkan,” tegas Ketua Fraksi PPP DPRD Jatim.
Persoalan lain di Madura yang perlu mendapat perhatian Pemprov Jatim, kata politisi kelahiran Tuban yakni buruknya infrastruktur khususnya akses jalan antar kabupaten, antar kecamatan maupun antar desa. Ditambahkannya akses jembatan di beberapa daerah di Pulau Madura saat ini banyak mengalami kerusakan parah. Bahkan sangat membahayakan masyarakat yang melalui jembatan tersebut, khususnya anak-anak sekolah karena jembatan tersebut satu-satunya akses jalan yang terdekat menuju sekolah.
“Kami juga masih menemui jembatan dari kayu bambu di daerah Sampang dan Sumenep yang kondisinya memprihatinkan dan butuh penanganan secepatnya,” ujar Musyaffa’ berdasarkan keluhan masyarakat yang ditemui saat reses.
Kendala utama yang dialami daerah-daerah di Madura, lanjut Musyaffa’ yakni keterbatasan anggaran APBD yang mereka miliki sehingga sangat bergantung pada bantuan dari Pemprov Jatim untuk bisa memperbaiki jembatan yang rusak maupun mengganti jembatan bambu dengan jembatan yang lebih kuat. “Saya berharap Pemprov Jatim ikut membantu memperbaiki jembatan yang rusak di Madura,” pungkasnya. [cty]

Tags: