Dewan Jatim Kunjungi Balita Koma

2-ctyDewan Jatim, Bhirawa
Masih tergolek tak sadarkan diri alias koma selama 50 hari, kondisi Muhammad Gatfan Habibi (5) sangat memprihatinkan.  Maklum, setelah menjalani operasi pengangkatan tumor di paha di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Nyai Ageng Pinatih pada  2 Januari 2015 lalu hingga kini belum juga sadar, dan kini mendapat pengawasan ketat dari dokter RSUD milik Pemkab Gresik, Ibnu Sina.
Pitono, orang tua Muhamad Gatfan Habibi mengaku jika anaknya telah menjalani operasi tumor di rumah sakit swasta Kyai Ageng Pinatih. Namun dalam proses observasi  pasca operasi ternyata terjadi kejadian yang tidak disangka oleh Pitono.
Pria bertubuh kurus ini mengaku dirinya kaget begitu mengetahui Habibi mengalami koma dan oleh pihak rumah sakit Kiai Ageng Ponatih, anaknya dirujuk ke RSUD Ibnu Sina, tepatnya pada 7 Januari 2015. “Ketika menjalani perawatan pasca operasi ternyata yang ada justru Habibi mengalami koma selama 50 hari. Dan kabar ini sangat mengekutkan saya dan keluarga,” ujar Pitono.
Berupaya tetap tegar, Pitono tetap berharap kondisi anaknya bisa sehat seperti semula, sebelum dilakukan operasi. Bahkan, saat Komisi E DPRD Jatim sidak untuk melihat kondisi Habibi, bapak beberapa anak ini mengharap ada perhatian serius, baik dari Pemkab Gresik maupun dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Saya hanya bisa berharap, yang terbaik untuk Habibi,” urai Pitono.
Sementara itu,  Ketua Komisi E, dr Agung Mulyono mengaku sidak yang dia lakukan bersama Anggota Komisi E DPRD Jatim yang lain, dr Benjamin untuk melihat kondisi Habibi. Mereka berdua mengaku ibah dengan kondisi pasien yang saat ini terus mendapat pengawasan ketat dari pihak rumkah sakit.
Meski demikian, anggota dewan yang keduanya juga dokter menyampaikan, harus ada yang bertanggungjawab terhadap nasib pasien dan keluarganya. Oleh karena itu, Agung Mulyono yang juga anggota Partai Demokrat Jawa Timur, mendesak pihak rumah sakit RSIA Nyai Ageng Pinatih memperhatikan kebutuhan pasien dan keluarganya, selama menjalani perawatan di rumah Sakit Ibnu Sina.
“Ini sebagai bentuk pertanggungjawaban pihak rumah sakit terhadap pasien,” terang pria yang tahun ini maju dalam Pilkada Kab. Banyuwangi ini.
Meski, Agung mengaku lega dimana segala kebutuhan Muhamad Gatfan Habibi saat ini dibantu BPJS. “Kami tidak ingin ada masyarakat Jatim menderita saat mendapat pelayanan kesehatan. Untuk itu, sebagai wakil rakyat kami tetap harus mengontrol terkait pelayanan BPJS hingga di daerah,” ujar dia.
Karenanya, untuk masa depan Habibi, Komisi E DPRD Jatim berharap ada penyelesaian terhadap nasib pasien. Salah satunya, dengan mendatangkan tenaga ahli atau dokter ahli untuk bisa ikut menyadarkan kondisi pasien yang lebih dari  1,5 bulan koma,
“Harus ada langkah serius, sehingga pasien cepat tertolong. Termasuk mendatangkan dokter ahli,” terang Agung.
Politisi asal dapil tiga yang meliputi Banyuwangi, Bondowoso dan Jember ini mengakui peranan penting pemerintah adalah melindungi masyarakatnya,termasuk mengoptimalkan peranan BPJS.
Sementara itu, dr Benjamin mengatakan penanganan pasien dalam setiap tindakan medis harus tetap sesuai SOP. “Termasuk mendapatkan pelayanan maksimal di rumah, ” tegas Benjamin.
Lebih jauh, Benjamin menegaskan kejadian penanganan pasien yang mengalami kejadian seperti ini harus menjadi perhatian semua penggelola rumah sakit.
“Warning terhadap rumah sakit dengan tim yang harusnya sudah  siap. Ke depan pelayanan mutu rumah sakit harus lebih baik,”terang politisi asal Fraksi Gerindra. [cty]

Rate this article!
Tags: