Dewan Kota Malang Sidak Balai Uji Kir

Uji Kir kota malangKota Malang, Bhirawa
Balai Uji KIR yang tengah dibangun oleh Pemkot Malang di kawasan Kedungkandang, ternyata molor dari target yang direncanakan. Karena itu, Komisi C DPRD Kota Malang Senin (3/8) kemarin, melakukan sidak, untuk meminta  progres pembangunan proyek yang digarap PT IDEE Murni tersebut.
Ketua Komisi C, DPRD Kota Malang Bambang Sumarto, di sela-sela sidak mengatakan harusnya pada bulan ini proyek sudah mencapai angka 12 persen. Namun, fakta di lapangan menunjukkan, proyek baru berjalan 10 persen.
“Temuan kami di lapangan, telah terjadi keterlambatan proyek 2 persen, ini harus menjadi perhatian sehingga pengerjaan proyek pembangunan Uji Kir sesuai dengan rencana,” kata Bambang Sumarto.
Disampaikan politisi Partai Golkar itu, keterlambatan pembangunan Uji Kir, terjadi lantaran kurangnya pekerja serta tidak maksimalnya jam kerja. Padahal, progres 12 persen bangunan itu masih dalam tahap pengerjaan hal-hal kecil seperti pemadatan tanah, pembangunan tembok dan sejenisnya.
Bulan depan, lanjut Bambang,  progresnya harus mencapai  17 persen, mengejar angka 7 persen ini sulit jika kondisi pekerja ini masih kurang. Rekanan harus mengoptimalkan pekerjaannya agar bisa mencapai progresnya.
Proyek senilai Rp 11,3 miliar itu, harusnya dikerjakan secara serius oleh rekanan, karena selama ini pembangunan Balai Uji KIR selalu menemui masalah.
Sesuai dengan SPMK antara kontraktor dan Pemkot Malang, Balai Uji KIR dikerjakan selama delapan bulan terhitung sejak bulan Juni hingga bulan Desember tahun ini.
Sementara itu,  keterlambatan proyek Balai Uji KIR ditanggapi oleh pihak kontraktor PT IDEE Murni. Agung Hari, perwakilan perusahaan mengaku, pengerjaan terpaksa molor sebesar 2 persen dari rencana awal karena permasalahan teknis.
Mobilisasi tenaga pekerja serta adanya permasalahan teknis di lapangan, membuat pengerjaan tidak sesuai harapan. Keterlambatan itu, menurutnya  karena mobilisasi pekerja, usai libur lebaran pekerja baru turun lapangan pada 27 Juli lalu.
Ia menegaskan, sebenarnya proyek sudah dikerjakan pada akhir bulan Juni lalu seusai dengan SPMK. Pengerjaan lebih kepada persiapan material dan alat.
Pihaknya beralasan sebenarnya progres pekerjaan sebesar 12 persen untuk membangun landasan Balai Uji KIR. Karena dibangun di atas tanah persawahan, maka perlu ada pemadatan volume landasan. Termasuk  pengurukan tanah belum penuh. Nanti kalau sudah landasan padat pihaknya akan mengoptimalkan pekerjaannya. Untuk mengejar keterlambatan proyek pihaknya akan mendatangkan ratusan pekerja untuk mengerjakan pembangunan. Sehingga Balai Uji KIR bisa diselesaikan tepat waktu 21 Desember mendatang. [mut]

Rate this article!
Tags: