Dewan Kota Mojokerto Kecam Kebijakan DKP

Potong PohonKota Mojokerto, Bhirawa
Kebijakan pemangkasan pohon di tepi jalan yang dilakukan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Mojokerto  menuai kecaman dari Komisi II DPRD setempat. Komisi yang membidangi pembangunan ini menilai pengeprasan yang dilakukan DKP sudah kebablasan dan lepas kontrol.
”Kalau mau ngepras juga dahannya saja, nggak perlu ditebang pohonnya,” sindir Ketua Komisi II DPRD Kota Mojokerto, Aris Satriyo Budi,  kemarin.
Politisi PAN ini menilai kebijakan DKP seharusnya mengarah ke pemeliharaan dan peremajaan tanaman ”Kalau mau pemeliharaan ya dikepras saja, jika tujuannya peremajaan, ketika satu pohon dipotong, pohon pengganti sudah harus di tanam untuk peremajaan,” tuturnya.
Penebangan puluhan Pohon Senokeling itu dipastikan menjauhkan Piala Adipura yang jadi dambaan warga Kota ini. Edwin Endra Praja, anggota Komisi II yang lain, memastikan trophy tertinggi bidang lingkungan bakal menguap.
”Dengan tindakan DKP ini saya jamin trophy Adipura bakal menguap. Apalagi, pemotongan itu dilakukan pada bulan-bulan penilaian yakni Oktober, Desember, dan Mei,” sesal politisi Gerindra ini.
Tidak hanya kesempatan meraih Adipura yang makin jauh, kondisi kedua jalan itu kini sangat panas karena hilangnya pohon pelindung yang telah berusia puluhan tahun. Belum lagi kondisi taman-taman kota yang kondisinya asal-asalan. Tanamannya kecil-kecil, padahal idealnya sebuah taman adalah dengan pohon berukuran jumbo. Mestinya pilih tanaman yang cepat besar sehingga bisa buat rekreasi dan itu sesuai dengan item penilaian Adipura.
Pemangkasan pohon pelindung yang dilakukan DKP akhir-akhir ini dicurigai jadi ajang bisnis oknum dinas itu. Pasalnya, pemangkasan terhadap Pohon Sonokeling yang sudah berumur puluhan tahun  cenderung dilakukan secara besar-besaran dan tak terkendali.
Pengamat lingkungan, Sutarwanto yang menyesalkan program DKP, curiga ada ketidakberesan dalam giat peremajaan pohon yang melibatkan oknum pejabat DKP dengan bisnisman yang bertindak sebagai penadah kayu hasil tebangan ini.
”Saya melihat ada yang tak beres dengan penebangan pohon-pohon di ruas Jl Mojopahit bagian selatan dan Jl Letkol Sumardjo itu. Orientasinya berbeda dan sangat patut dipertanyakan,” sergah Sutarwanto yang tak lain mantan Kepala DKP setempat.
Sutarwanto curiga penebangan itu terkait dengan proyek DKP untuk pengadaan pohon yang baru.
”Kita pantas curiga penebangan ini jadi ajang proyek pengadaan pohon oleh DKP. Disisi lain yang patut dipertanyakan adalah adanya oknum pejabat DKP yang bermain dalam penjualan kayu-kayu hasil tebangan yang dianggap sebagai limbah,” ujarnya.
Kepala DKP Suhartono tak memberi jawaban ketika berkali-kali dihubungi . ”Kita akan coba hubungi Pak Hartono,” kata Dodik Heryana Murtono, Kabag Humas dan Protokol Pemkot Mojokerto. [kar]

Tags: