Dewan Kota Mojokerto Agendakan Panggil Dirut RSUD

Umar Faruq Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto

(Klarifikasi Standard Pelayanan Pasien)
Kota Mojokerto, Bhirawa
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Mojokerto bakal memanggil Direktur RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto. Pemanggilan pucuk pimpinan RS milik Pemkot Mojokerto itu untuk klarifikasi terkait keluhan masyarakat soal pelayanan kepada pasien.
Melalui alat kelengkapan yang dimiliki, lembaga wakil rakyat itu ingin mengetahui, terkait standard pelayanan minimal maupun standard operasional RS dengan predikat type B itu.
”Kami akan klarifikasi pada pihak Direktur RSUD. Kami perlu tahu bagaimana standard pelayanan minimalnya itu seperti apa. Sebagai lembaga pelayanan publik harus mempunyai standadrisasi itu,” ujar Umar Faruq, Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto, Kamis (30/3) kemarin.
Informasi soal kurang maksimalnya pelayanan di RSUD itu, menurit Faruq, bisa jadi karena masalah integritas manajemennya. maupun kemampuam SDM pengelolanya.
Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto asal PAN ini mengaku prihatin terkait persoalan layanan RSUD itu.
”Selain memanggil kami juga akan Sidak lapangan, supaya kita paham betul apa yang terjadi disana. Sekaligus membuktikan, apakah keluhan masyarakat itu benar apa tidak,” imbuh Umar Faruq.
Faruq yang juga ketua DPW PAN Kota Mojokerto ini menambahkan pihaknya kecewa dengan pelayanan RSUD yang tak membaik. ”Tidak ada RS diluar kita seperti itu. Kondisi ini telah terjadi sejak lama. Silahkan belajar ke RSUD Pasuruan, disana manajemennya bisa jadi acuan,” tandasnya.
Senada juga dilontarkan Ketua Fraksi PKB, Junaedi Malik. Politisi yang dikenal kritis ini menjelaskan, pihaknya melihat tidak adanya komitmen yang jelas dalam pemberian layanan terhadap masyarakat.
”Ini masalah klise, cuman persoalan komitmen dan integritas. Ada yang punya nggak? Adakan reward dan punishment maka persoalan itu akan terpecahkan,” kecamnya.
Menurut Junaedi, persoalan layanan RSUD ini diangkat dalam rapat gabungan komisi atas Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) wali kota tahun 2016, kemarin. Sementara itu, ratusan pasien terlihat mengantre obat di ruang tunggu RS sampai jam 13.00 WIB.
Dari pantauan wartawan di lokasi, terlihat layar nomor pasien menunjuk angka 260. Artinua, sampai siang itu petugas obat baru melayani 260 pasien. Padahal, jumlah daftar tunggu masih ratusan lagi. Antrean terlihat di loket layanan BPJS, sementara layanan pasien umum nampak kosong. Panjangnya antrean ini diduga akibat kurangnya petugas ataupun perangkat komputer. [kar.adv]

Tags: