Dewan Kritik Keras Kebijakan Penghilangan Subsidi Elpiji dan Tarif Listrik

DPRD Jatim, Bhirawa
Kebijakan pemerintah yang menghilangkan subsidi pada masyarakat kurang mampu mulai soal elpiji hingga tarif listrik mendapat kritikan keras dari DPRD Jatim. Mereka menganggap pemerintah tak punya empati di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil .
Ketua FPAN Jatim Agus Maimun menegaskan seharusnya pemerintah memiliki empati khususnya kepada masyarakat miskin dalam kondisi ekonomi yang terpuruk ini. Di antaranya tetap memberikan subsidi kepada mereka yang berhak menerima dengan model by name by address yang lebih ketat.
” Seharusnya subsidi untuk listrik dan elpiji tetap diberlakukan. Kasihan mereka saat ini berteriak karena tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup akibat kondisi keuangan mereka yang sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Belum lagi mereka harus menanggung imbas dari kenaikan tarif listrik secara berkala yang akan berpengaruh pada kenaikan harga bahan makanan pokok,” tegas pria yang juga Anggota Komisi B DPRD Jatim, Senin (8/1).
Ditambahkannya jika pemerintah tidak segera mengevalusi kebijakannya dikhawatirkan terjadi gelombang unjuk rasa untuk menuntut beberapa komoditi turun.
Terpisah, Wakil Ketua Fraksi Demokrat Subianto mengaku di tengah daya beli masyarakat yang melemah seharusnya pemerintah meninjau kembali untuk menaikkan tarif dasar listrik secara berkala. Karena dengan adanya kenaikan listrik akan berimbas pada kenaikan sejumlah harga khususnya bahan makanan pokok. Dan ini sangat memberatkan masyarakat dalam kondisi seperti ini.
“Untuk itu pemerintah harus mengevaluasi kembali tentang kebijakannya tersebut,”tegasnya.
Sementara soal penghapusan elpiji seharusnya pemerintah tidak menghapus elpiji 3 kg karena warga miskin masih membutuhkan meski di satu sisi ada masyarakat mampu yang memakainya. “Untuk itu perlu ada tindakan tegas penggunaan elpiji 3 kg. Artinya mereka yang tidak memiliki kartu tidak mampu tidak usah dilayani. Dan kartu harus diberikan secara by name by address,” lanjutnya.
Dalam beberapa minggu terakhir, pasokan elpiji 3 kg di sejumlah daerah di Jatim langka. Kalaupun ada, harganya mahal. Sementara itu kenaikan tarif listrik secara berkala juga dirasa memberatkan warga. Meski pemerintah menjamin Januari hingga Maret 2018 harga BBM dan elpiji tak naik. [cty]

Tags: