Dewan Minta Ada Proteksi Harga Susu di Peternak

Foto: ilustrasi

DPRD Jatim, bhirawa
Kurangnya bahan baku susu di Jatim (Jatim) mendapat sorotan dari DPRD Jatim. Anggota dewan menyarankan, adanya proteksi harga ditingkat peternak untuk menarik minat masyarakat kembali memerah susu.
Anggota Komisi B DPRD Jatim, Agus Maimun mengatakan kebutuhan bahan baku susu industri saat ini memang kurang. Angkanya mencapai 60 persen dari kebutuhan nasional. Kekurangan ini salah satunya disebabkan oleh jumlah peternak sapi perah di Jatim menurun.
“Kurangnya petani (peternak,red) ini semakin memperparah kebutuhan bahan baku susu sapi. Seharusnya dari pemerintah ada proteksi harga antara biaya produksi dengan harga jual di pasar,” ujar Agus, Senin (30/1).
Menurut Agus, hingga saat ini belum ada standard harga bahan baku susu ketika sebuah perusahaan membelinya ke peternak. Itulah yang harus ditata oleh Pemprov Jatim. “Tidak hanya ketika jumlahnya berkurang atau harganya meloonjak kemudian impor. Kalau ingin swasembada pangan, ya infrastrukturnya yang menyangkut itu semua harus diperbaiki,” jelasnya.
Sedangkan untuk impor sendiri, terang politisi asal PAN ini, pemerintah harus ada kuota yang memang dibutuhkan. Selain juga membuat harga dasar yang akan menjadi patokan, ketika impor bahan baku susu industri masuk ke Jatim. Dimana minimal harga jual bisa diatas biaya produksi pada tingkat petani.
“Ini harus ditata dahulu. Mulai dari konbtrol harga hingga menarik minat petani untuk mengenjot produksi sapi perahnya. Pemerintah harus hadir dalam hal ini,”tegas politisi asal PAN ini.
Sementara itu, Gubernur Jatim Soekarwo menegaskan kebutuhan akan bahan baku susu industri saat ini sebanyak 800 ton setiap harinya. Dari yang seharusnya 2 ribu ton perhari. “Artinya ada kekurangan 53 persen bahan baku susu yang belum terpenuhi di Jatim,” kata gubernur yang akarab disapa Pakde Karwo ini.
Orang nomor satu di Jatim ini melanjutkan, sebetulnyatidak hanya Jatim saja yang kekurangan bahan baku susu industri. Tetapi juga kebutuhan secara nasional. Data yang dimilikinya mengungkapkan, Indonesia saat ini hanya mampu memenuhi kebutuhan bahan baku susu industri sebanyak 21 persen. Dan saat ini masih dicarikan solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Jatim akan menjadi pilot project solusi kekurangan bahan baku susu industri. Namun, bagaimana rencana tersebut, ada ditangan Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian. Sekarang masih dibicarakan pada rapat kabinet,” paparnya.
Rencananya, Februari mendatang Menteri Perdagangan akan datang guna menyampaikan pola yang digunakan. Kabar yang diterima oleh Pakde Karwo, impor akan menjadi solusi atas kekurangan ini. Tetapi pihaknya telah meminta harganya untuk disamakan dengan di pasaran yang ada di Jatim. [cty]

Tags: