DPRD Surabaya Desak Pemkot Bantu Selesaikan Underpass Bundaran Satelit

DPRD Surabaya, Bhirawa
Belum terangnya penyelesaian proyek underpass Bundaran Satelit Surabaya , memantik berbagai dugaan minimnya dana untuk melanjutkan proyek tersebut. Kalangan dewan meminta kepada Pemkot Surabaya untuk membantu mendanai proyek underpass.
Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya Vincensius Awey mengatakan, proyek underpass Bundaran Satelit tidak kunjung selesai sejak peletakan batu pertama pada 2015 sampai saat ini.
“Sering saya sampaikan ke rekan-rekan media bahwa ada baiknya proyek underpass ini kembali digarap oleh Pemkot Surabaya, apabila REI Jatim sudah tidak memungkinkan lagi menghimpun dana para pengembang.”ujarnya kepada wartawan di gedung DPRD Kota Surabaya, Sabtu (7/7).
Ia menjelaskan, dalam proyek underpass tersebut di satu sisi Pemkot Surabaya masih berharap dari DPD Real Estate Indonesia (REI) Jatim untuk menuntaskannya, sisi lainnya REI juga tampaknya tidak mau berterus terang dan menyerah.
“Kalau seperti ini kondisinya, bisa-bisa sampai akhir jabatan wali kota meninggalkan proyek mangkrak di Bundaran Satelit. Saya berharap Pemkot Surabaya harus take over dan sisa proyek dapat dibiayai dari APBD.”tegasnya.
Politikus Partai NasDem Surabaya tersebut kembali mengatakan ada baiknya REI Jatim berterus terang dengan kondisi yang ada dan jangan maksakan diri. Sehingga kita bisa duduk bersama mencari solusi untuk menuntaskan proyek underpass Bundaran Satelit ini.
Awey menambahkan, tidak mungkin lagi terus menunggu dengan ketidakpastian sementara pemandangan arus lalu lintas setiap pagi dan sorenya mulai Mayjend. Sungkono sampai HR. Muhammad sangat padat.
Pembangunan kawasan Surabaya Barat, kata Awey terus meningkat dari hari ke hari, volume kendaraan terus bertambah sedangkan kondisi eksisting di lapangan hanya ada satu jalur penghubung kawasan Surabaya Barat (HR Muhammad, Darmo Boulevard dan sekitarnya) dengan Jalan Mayjen Sungkono.
Seperti diketahui, proyek underpass Bundaran Satelit Surabaya awalnya didanai oleh para pengembang di sekitar Surabaya Barat, khususnya di area Bundaran Satelit dengan investasi Rp 74,3 miliar. Investasi sebesar tersebut murni dari pengembang, bukan dari dana APBD Pemkot Surabaya. Namun di tengah jalan seiring lesunya ekonomi sepanjang 2018 hal ini berdampak pada turunnya bisnis para pengembang.
Pengembang yang mendanai proyek underpass melalui DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Timur, kini mengakui menyerah untuk melanjutkan proyek tersebut padahal sekitar 60% dana pengusaha sudah masuk untuk proyek underpass. Karena sepinya bisnis properti sampai semester ke 1 2018 sehingga dana para pengusaha terbilang cekak.
Proyek underpass kini sudah berjalan hampir tiga tahun yaitu, dimulai pada 2015 yang ditandai oleh peletakan batu pertama di Bundaran Satelit. Namun, hingga saat ini proyek tersebut terancam mandek akibat kurangnya dana untuk melanjutkan proyek tersebut.
“Proyek ini telah berjalan tiga tahun lamanya, hanya menampakkan jalan overpass yang sudah kelar sedangkan proyek utamanya (underpass) baru tergarap 30 %,” ungkap salah satu pengusaha. [gat]

Tags: