Dewan Minta Tak Ada Kenaikan Tarif Proyek Umbulan

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Legislator meminta Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya untuk tidak menaikkan tarif air PDAM setelah nantinya Proyek Umbulan didistribusikan.
Anggota Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Surabaya Zakaria, di Surabaya, Selasa, mengatakan jika dampak proyek Umbulan ada kenaikan tarif PDAM, pihaknya meminta ada revisi rencana kerja dan anggaran (RKAP) perusahaan terlebih dahulu. “Jangan sampai masyaraat terbebani,” katanya.
Ia mengatakan jika ada kenaikan, pilihannya pertama harus ada efisiensi atau melakukan restrukturisasi anggaran kedua perlu adanya penambahan modal dari investasi pihak ketiga atau pemerintah daerah.
“Tidak semuanya harus mengorbankan pelanggan karena selama ini masih banyak komplain yang dilayangkan para pelanggan atas layanan PDAM,” katanya.
Menurut dia, sejumlah keluhan pelanggan tersebut di antaranya menyangkut debit air yang kecil, kebocoran, kualitas air dan kerusakan. Problem tersebut menurutnya tak sebanding dengan pelayanan yang diberikan PDAM. “Jadi harus dihitung dulu (kenaikannya), jangan tergesa-gesa,” katanya.
Sekretaris PDAM Surabaya Sayid M. Iqbal mengatakan proyek Umbulan akan didistribusikan pada 2019. Produksi air umbulan mencapai 4.000-5.000 liter per detik. Namun selama ini, ia mengakui pemanfaatannya belum maksimal.
“Selama ini distribusi air Umbulan mencapai 110 liter per detik. Hanya saja, distribusi tersebut sudah habis hingga Kabupaten Sidoarjo,” katanya.
Ia mengatakan proyek umbulan diproyeksikan untuk lima daerah, meliputi Kabupaten dan Kota Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik. Untuk Surabaya nanti di wilayah Barat, Alas Malang.
Menurut dia, kualitas air Umbulan sangat bagus karena bisa langsung diminum. Rencannya, PDAM Kota surabaya mendapatkan jatah 1.000 liter perdetik. Jika diasumsikan, dengan debit air sebanyak itu bisa melayani per orang 200 liter per hari. “Jadi dengan debit itu bisa melayani 50 ribu100 ribu Kepala Keluarga (KK),” katanya.
Iqbal menambahkan cakupan layanan PDAM saat ini sudah mencapai 95 persen. Kekurangan sekitar 5 persen diharapkan bisa tercapai melalui proyek Umbulan tersebut. “Target 100 peren 2018, bsia tercapai, tapi kota kan terus berkembang,”katanya.
Total anggran yang dibutuhkan untuk merealisikan proyek Umbulan sekitar 2 triliun. Jumlah anggaran tersebut, menutut iqbal diperoleh dari sharing antara pemerintah pusat dan daerah.
M. Iqbal memperkirakan, harga distribusi dan produksi air Umbulan berbeda dengan air PDAM yang bersumber pada Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Karang Pilang. Jika selama ini harganya Rp2.200 dan dijual ke pelanggan Rp2.850, untuk air Umbulan harga Distribusi dan Produksi mencapai Rp2.400 per meter kubik. “Kalau Umbulan Rp2.400 ada margin Rp400,” katanya. [gat,ant]

Tags: