Dewan Minta Waspadai Fenomena La Nina

Foto ilustrasi: Badai la Nina

DKP Siapkan Bantuan Untuk Nelayan
DPRD Jatim, Bhirawa
Fenomena La Nina yang akan muncul di beberapa daerah di Indonesia salah satunya di Jatim perlu dilakukan peningkatan kewaspadaan. Terutama di wilayah pantai.
Wakil ketua Komisi E DPRD Jatim, Artono mengatakan pihaknya mengingatkan pihak Pemprov Jatim untuk menyiapkan segala peralatan untuk mengantisipasi munculnya bencana dampak dari La Nina tersebut.
“Tentunya pemprov sudah mempunyai pemetaan daerah-daerah yang sudah menjadi langganan bencana. Perlu ditingkatkan kesiapan dan kewaspadaan untuk antisipasi bencana, terutama menekan atau meminimalisir jatuhnya korban,” ungkapnya Rabu (14/10) kemarin.
Politisi asal Partai PKS ini menambahkan tak hanya itu, kesiapan peralatan pertanda bencana atau early warning system harus disiapkan pihak Pemprov terutama di wilayah pantai.
“Dari kunjungan di beberapa daerah, peralatan ini ada yang rusak dan ada perlu pengadaannya. Saya berharap Pemprov untuk memperbaikinya. Jika ada yang rusak atau memerlukan pemberian alat baru tentunya segera dilakukan,” lanjut pria asal Lumajang ini.
Tak hanya itu, lanjut Artono, pihaknya akan menyetujui penggunaan anggaran untuk perbaikan atau pengadaan peralatan tersebut mengingat kebutuhan early warning system ini sangat mendesak sekali dibutuhkan. “Kami akan mendukung penuh upaya pemprov jika untuk kepentingan publik dalam pengadaan alat pertanda bencana tersebut,” tandasnya.
Sementara itu Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim telah menyiapkan paket bantuan kepada nelayan saat tidak bisa melaut dikarenakan La Nina juga bisa memicu gelombang tinggi di lautan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jatim, melalui Kabid Perikanan Tangkap, Miftahul Arifin mengakui kalau penyiapan paket bantuan untuk membantu nelayan ini merupakan kegiatan rutin tahunan.
“Paket bantuan yang diberikan pada nelayan ini, diantaranya untuk perbaikan jaring maupun perahu. Ketika nelayan tidak bisa melaut dikarenakan gelombang yang cukup tinggi. Diperkirakan akhir November atau awal Desember, biasanya ada gelombang besar. Namun semoga nantinya hal itu tidak terjadi,” katanya.
Untuk mendapatkan bantuan, lanjut Miftahul, sebelumnya nelayan bisa berkoordinasi dengan pemerintah daerahnya masing-masing. Selanjutnya, dari pemerintah daerah nantinya akan mengusulkan pada pemerintah provinsi untuk pemberian bantuannya.
“Jadi paket bantuan sesuai dengan permintaan dari nelayan. Dan pemerintah daerah juga harus turut aktif memperhatikan nelayan yang ada di wilayahnya,” tambahnya.
Miftahul juga berharap. fenomena La Nina nantinya tidak begitu berat bagi nelayan, seperti tahun – tahun sebelumnya. “Pernah beberapa tahun lalu, nelayan tidak bisa melaut karena cuaca benar benar ekstrim, dan akhirnya mereka menginginkan bantuan seperti beras. Tapi Satu dua tahun ini, belum sampai ke penyaluran bantuan beras,” paparnya.
Saat cuaca kurang bersahabat, biasanya harga ikan juga mulai tinggi. Hal itu terkadang membuat ada beberapa nelayan yang “mencuri waktu” untuk menangkap ikan di laut. “Karena ketika mereka mendapatkan tangkapan banyak, dijual hasil tangkapan itu ketika juga harga tinggi. Jadi menambah pendapatan mereka,” ujarnya.
Untuk saat ini, Miftahul mengatakan, cuaca masih tidak terlalu membahayakan dan nelayan masih melaut. “Jadi saat ini juga masih belum ada masalah, semuanya berjalan dengan normal,” katanya yang kembali berharap cuaca saat La Nina nantinya tidak terlalu ekstrim bagi nelayan. [geh.rac]

Rate this article!
Tags: