Dewan Pembina Puji Kinerja Pengurus Yarsis

Foto bersama Dewan Pembina Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) usai rapat pleno yang digelar di Unusa, Rabu (17/1) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi]

Surabaya, Bhirawa
Dewan Pembina Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) menerima pertanggungjawaban kepengurusan Yarsis di bawah kepemimpinan Mohammad Nuh periode 2013-2018 dalam rapat pleno yang digelar di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Rabu (17/1) kemarin.
Ketua Dewan Pembina Yarsis KH Ma’ruf Amin usai rapat pleno, mengatakan, secara keseluruhan pihaknya memuji beberapa prestasi yang didapatkan Yarsis terutama bisa mengonsolidasi kepengurusan yayasan sehingga berjalan dan memberikan pelayanan baik.
Selain itu, Yarsis selama ini dinilai sudah bisa meningkatkan efisiensi rumah sakit dan juga perguruan tingginya. Bahkan, bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi secara internal dan menghasilkan beberapa perolehan yang berkaitan aspek.
“Keseluruhan kepengurusan ini berhasil meningkatkan posisi rumah sakit secara signifikan. Selanjutnya susunan pengurus ke depan akan dibahas lebih lanjut oleh Dewan Pembina pada rapat tertutup,” ujarnya.
Saat ditanya mengenai kedua Pembina Yarsis yakni Saifullah Yusuf dan Khofifah Indar Parawansa yang saat ini maju Pilkada Jatim, Rais ‘Aam PBNU mengatakan hal itu tidaklah masalah dan memposisikan mereka secara profesional. Ia menjelaskan, keduanya menjadi pembina karena memang dari kalangan NU.
Sementara, ketua Yayasan Yarsis Mohammad Nuh mengatakan, ada pembangunan yang dilakukan pihaknya terhadap Rumah Sakit Islam dan juga Unusa untuk meningkatkan kualitas keduanya. Dia mencontohkan, gedung baru RSI yang ada di Ahmad Yani pada awal Februari ini akan mulai beroperasi. “Selain itu juga ada pelayanan baru, memasang ring urusan jantung,” katanya.
Pembangunan di gedung Unusa juga akan diupayakan selesai. Yarsis juga berencana menambah dosen S3. Penambahan dosen itu, kata dia, untuk meningkatkan peringkat Unusa dari 345 di tahun 2017 menjadi 100 besar.
“Nilai investasi yang ada di gedung Ahmad Yani nilainya sekitar Rp80 miliar, sedang di Jemursari Rp20 miliar untuk perawatan. Untuk Unusa Rp12 miliar untuk menyelesaikan bangunan,” terangnya. [geh]

Tags: