Dewan Pendidikan Beri Apresiasi, Minta Ada Evaluasi untuk Perbaikan

Foto: ilustrasi

Hasil UN SMP/MTs Jatim Terus Merosot, Surabaya Masuk Peringkat 15
Surabaya, Bhirawa
Dewan Pendidikan Jatim mengapresiasi posisi Kota Surabaya yang berada pada urutan ke-15 dalam Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) pada 2017. Anggota Dewan Pendidikan Jatim Isa Ansori di Surabaya mengatakan berada posisi ke-15 adalah sebuah prestasi jika dibandingkan posisi tahun lalu yang berada di urutan ke-32 dari 38 kabupaten dan kota di Jatim.
“Itu prestasi yang bagus jika dibandingkan tahun lalu. Tapi hal yang perlu dicatat, keberhasilan Surabaya tersebut didapatkan karena kabupaten/ kota yang lain mengalami penurunan,” katanya, Minggu (4/6).
Isa Ansori menyebutkan bahwa pada 2016 lalu, nilai total rata rata UN SMP Surabaya adalah 235.08 dan pada 2017 ini mengalami kenaikan cukup tipis yaitu 235.54.
“Kenaikan tersebut sebetulnya juga tidak terlalu signifikan dengan anggaran yang dikelola oleh Dinas Pendidikan Surabaya yang angkanya melebihi Rp 2 triliun atau sekitar 32 persen dari APBD Surabaya. Seharusnya kalau dengan sebesar itu, Surabaya bisa masuk lima besar,” Ujar dia.
Namun demikian, dirinya berharap semua kalangan supaya bisa menerima hasil UN tersebut dengan lapang dada dan menjadikan hasil UN sebagai bahan evaluasi dan perbaikan untuk ke depan.
“Tak elok membandingkan pelaksanaan antara UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) dan UNKP (Ujian Nasional Kertas dan Pensil), karena model pelaksanaan UN, dua-duanya diakui oleh pemerintah,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ujian Nasional (UN) jenjang SMP/MTs secara nasional telah digelar pada 2 Mei lalu. Dan Jumat (2/6) kemarin, para siswa kelas IX telah menerima hasil ujian yang telah mereka kerjakan dari sekolah. Sayang, hasil nilai UN di Jatim kembali tak bisa sesuai harapan.
Sejak tiga tahun terakhir, hasil UN SMP/MTs terus menunjukkan kemunduran. Merosot mulai 2015 dengan  nilai rata-rata 66,99 menjadi 62,26 pada 2016. Tahun ini, nilai kembali merosot tajam di angka 56,51. Penurunan tahun ini terbilang cukup tinggi mencapai 5,75 daripada penurunan yang terjadi tahun lalu yang hanya sebesar 4,73.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Dr Saiful Rachman mengakui hasil nilai UN tahun ini tidak maksimal. Hal itu disebutnya lantaran UN tahun ini terdapat soal-soal dengan bobot High Order Thinking (HOT). Jenis soal-soal semacam ini tidak membutuhkan pemahaman dan pemikiran tingkat tinggi. “Total nila rata-ratanya 226,04. Nilainya tidak maksimal dan turun,” ungkap Saiful usai membagikan Daftar Kolektif Hasil UN (DKHUN) Jatim di Aula Sabha Nugraha Dindik Jatim Jumat kemarin.

Tags: