Dewan Pendidikan Surabaya Jadi Rebutan

27-logo-dewan-pendidikanDindik Surabaya, Bhirawa
Seleksi Dewan Pendidikan Surabaya bakal menjadi rebutan banyak pihak dari berbagai macam kalangan masyarakat. Hingga Kamis (4/9) sore, sebanyak 39 orang tercatat sebagai pendaftar. Tak terkecuali pengurus lama Dewan Pendidikan Surabaya yang sebelumnya menentang seleksi tersebut.
Sejumlah ormas yang telah merekomendasi anggotanya untuk ikut seleksi, antara lain Muhammadiyah, Ikatan Putra Nadhlatul Ulama, Ikatan Pelajar Nadhlatul Ulama, Nadhlatul Ulama, Lembaga Pendidikan Ma’arif NU dan Majelis Pendidikan Katolik. Sementara kalangan profesional  tampak ikut mendaftar yakni perwakilan dari Persatuan Insinyur Indonesia, PGRI, Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Komisi Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jatim dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim.
Dari deretan nama yang muncul terdapat dua nama yang cukup menarik perhatian, yakni Isa Ansori dan Yuli Poernomo. Dua nama tersebut persis dengan nama pengurus lama Dewan Pendidikan yang kini tengah bersitegang dengan Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya. Bahkan menganggap seleksi Dewan Pendidikan tersebut ilegal karena tidak sesuai dengan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga.
Saat dikonfirmasi, Yuli Poernomo mengakui telah mendaftar dalam seleksi tersebut. Dia mengaku selama ini pungurus Dewan Pendidikan lama telah banyak yang tidak aktif sehingga peran dan fungsi Dewan Pendidikan semakin lemah. “Seleksi ini sangat tepat untuk menggiatkan kembali eksistensi Dewan Pendidikan,” kata dia saat dihubungi, Kamis (4/9).
Ditanya motivasi, Yuli mengaku awalnya enggan untuk mendaftar kembali. Namun saat melihat list pendaftar Dewan Pendidikan dia melihat nama Isa Anshori yang merupakan pengurus lama. Dari situ, dia pun akhirnya ikut mendaftar. “Saya melihat ada nama teman saya, ini akan menjadi kesempatan untuk sama-sama memperhatikan kembali pendidikan di Surabaya,” tutur dia.
Berbeda dengan Yuli, Isa justru membantah dirinya telah mendaftar kembali sebagai Dewan Pendidikan dalam seleksi yang dibuat Dindik Surabaya. Pihaknya tetap pada pendirian awal menganggap proses tersebut sebagai proses yang ilegal. Meski tak berminat, Isa mengakui jika saat ini banyak pihak yang mendukungnya ikut mendaftar. Namun permintaan itu selalu dia tolak. “Banyak yang meminta saya untuk daftar sekaligus untuk mengontrol jalannya seleksi. Tapi itu saya tolak semua. Tidak tahu lagi jika ada pihak yang mendaftarkan saya di luar sepengetahuan saya,” kata Isa.
Menurut Isa, pihaknya tidak ingin membuat Dindik Surabaya semakin tertekan dengan kehadirannya. Sebab, menurutnya seleksi Dewan Pendidikan ini tidak lepas kaitannya dengan ambisi Dindik Surabaya untuk mengambil alih dan melemahkan fungsi Dewan Pendidikan. “Saya tidak tahu apa motivasi satu pengurus lama Dewan Pendidikan yang mendaftar itu. Memang ada satu pengurus yang selama ini selalu di bawah bayang-bayang Dindik Surabaya,” kata dia.
Panitia Seleksi Dewan Pendidikan Surabaya Prof Muchlas Samani mengatakan pendaftar yang masuk dalam seleksi Dewan Pendidikan cukup banyak. Dia menilai antusiasme ini menandakan kepedulian masyarakat terhadap pendidikan Surabaya cukup tinggi. “Semakin banyak yang mendaftar akan semakin selektif panitia memilih,” kata dia.
Sebagaimana diberitakan beberapa waktu lalu, pendaftaran Dewan Pendidikan Surabaya akan terus berlangsung hingga 6 September mendatang. Dari seluruh pendaftar yang ada, akan melalui dua tahap seleksi. Pertama dipilih 22 orang yang akan diajukan ke Wali Kota Surabaya. Kedua oleh wali kota akan dipilih sebelas orang yang masuk kepengurusan Dewan Pendidikan.
Humas Dindik Surabaya Eko Prasetyoningsih menambahkan, sudah banyak elemen masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Namun dia belum mencermati satu persatu nama-nama dan dari elemen mana yang sudah mendaftar itu. Hanya saja, jika ada masyarakat yang ingin mendaftarkan orang lain itu akan memungkinkan. Sebab pendaftaran bisa dilakukan melalui online. “Jadi mungkin saja yang mendaftarkan pengurus lama itu orang lain. Atau memang hanya namanya saja yang sama,” tutur dia. [tam]

Tags: