Dewan Pertanyakan Penanganan Kusta si Jatim

Alokasi Dana Besar, Penanganan Minim
DPRD Jatim, Bhirawa
Kurang maksimalnya penanganan penyakit kusta di Jatim mendapat kritikan pedas dari DPRD Jatim. Padahal dalam APBD 2014 ini telah dialokasikan anggaran sebesar Rp 500 juta, ternyata Pemprov Jatim belum mampu menekan angka penyakit menular tersebut. Sebaliknya, jumlah penderita kusta justru bertambah.
Berdasarkan data yang dimiliki Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB), jumlah penderita kusta saat ini mencapai 7.406 orang. Padahal, pada tahun sebelumnya, penderita penyakit akibat mycobacterium leprae ini hanya berjumlah 5.570 orang. Kondisi semakin memprihatinkan, karena Jatim menjadi penyumbang kusta tertinggi secara nasional.
“Kenaikan jumlah ini mengindikasikan bahwa Pemprov Jatim tidak serius melakukan penanganan. Mestinya ada pendampingan maksimal terhadap mereka,”sindir anggota FKB Kartika Hidayati seusai paripurna Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) gubernur, Senin (5/5). Kartika mengurai, dari 13 program unggulan yang dibuat  Dinas  Kesehatan
(Dinkes) Jatim, tak satupun yang menunjukkan keberpihakan kepada kasus kusta. Hal inilah lanjut Kartika yang harus dibenahi. Sebab bagaimanapun juga, kusta adalah penyakit serius.
“Penderita kusta tidak hanya sakit secara fisik. Tetapi juga psikis. Sebab tak jarang penderita penyakit seperti ini dikucilkan oleh lingkungannya. Bisa dibayangkan, seandainya jumlah ini terus bertambah dan tidak terkendali,”papar wanita berjilbab ini mencoba menggambarkan persoalan yang ada.
Karena itu, anggota Komisi D DPRD Jatim ini mendesak Pemprov Jatim melakukan evaluasi. “Bila anggaran dianggap kurang ya harus ditambah. Begitu juga jika program pendampingan tidak maksimal,”tegasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim dr Harsono menampik sangkaan tersebut. Menurut dia, tambahan  jumlah penderita kusta tersebut adalah karena program screening yang terus dilakukan oleh instansinya. Yakni melakukan deteksi dini terhadap penderita awal penyakit menular itu. Sebaliknya, bukan karena penanganan yang tidak serius.
“Setiap tahun kami gencar mencari penderita-penderita baru. Begitu terdeteksi, mereka langsung kami data dan obati. Tujuannya, penyakit mereka tidak bertambah parah. Apalagi sampai komplikasi dan beberapa tulang terlepas,”tukasnya.
Untuk program tersebut, mantan Bupati Ngawi ini mengaku telah membentuk tim juru kusta di seluruh Puskemas di Jatim. Mereka inilah yang bertugas mencari dan mendeteksi penderita-penderita baru. “Saat ini, kami juga bekerjasama dengan LSM kusta asal Belanda terkait penanganan kusta di Jatim,”imbuh Harsono.
Untuk diketahui, daerah endemik penyakit kusta saat ini adalah di kawasan pesisir utara. Mulai dari Tuban, Lamongan hingga Madura. Selain faktor sejarah, air bersih juga menjadi problem di daerah tersebut.
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo SH, MHum mengatakan tingginya jumlah penderita kusta di Jatim ternyata sudah ditanggulangi Pemprov Jatim. Caranya dengan menyediakan air bersih di tempat-tempat yang terdapat banyak penderita kusta, seperti di Pulau Mandangin Madura dan Tuban.
“Iya tadi saat rapat paripurna dengan dewan ada yang mempertanyakan tingginya penderita kusta di Jatim. Tapi masalah ini sudah kita atasi dengan pemberian air bersih. Contohnya di Pulau Mandangin dengan melakukan program mengubah air laut menjadi air bersih,” kata Pakde Karwo, panggilan karibnya.
Menurut dia, salah satu penyebab munculnya penyakit kusta ini adalah masalah air bersih. Oleh karena itu, penyediaan air bersih sangat diperlukan dan hal itu sudah dilakukan. Meski begitu, ia mengakui jika ada pertambahan penderita kusta seperti di pesisir pantai utara di Tuban.
Sementara itu, berdasarkan data dari Badan dan Kesehatan dunia WHO, pada 2013 terdapat 17.012 kasus penyakit kusta di Indonesia, dan pria memiliki tingkat terkena kusta dua kali lebih tinggi dibanding wanita.
Dari data itu disebutkan Jatim adalah provinsi terbanyak yang memiliki penderita kusta. Daerah atau kabupaten yang paling banyak penderita kusta yaitu Sumenep, Probolinggo, Jember, Pamekasan Bangkalan, Tuban, Lumajang, Pasuruan, Sampang, Situbondo, dan Surabaya.
Sedangkan dari catatan Dinas Kesehatan Jatim, kasus peyakit kusta di Jatim mencapai 3.714 ribu. Penderita kusta anak-anak mencapai 339 penderita atau 9 persen, sebanyak 527 atau 14 persen ditemukan dalam kondisi cacat dan 564 orang merupakan penderita kusta yang berpotensi cacat. [cty.iib]

Tags: