Dewan Sayangkan Sikap Pemkot Tak Santuni Korban ”Surabaya Membara”

Foto Ilustrasi

(Insiden Surabaya Membara) 

DPRD Surabaya, Bhirawa
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Surabaya H Junaedi sangat menyayangkan sikap yang ditunjukkan Pemkot Surabaya melalui statemen Wali Kota Tri Rismaharini di sejumlah media, terkait korban insiden Surabaya Membara yang terkesan apriori.
Menurut Junaedi, siapapun penyelenggara acara tersebut, pihaknya tetap mendorong agar Pemkot Surabaya peduli sekaligus memberikan santunan kepada korban, karena ini menyangkut warganya sendiri.
“Saya prihatin dengan statement Wali Kota Risma di media yang terkesan apriori, karena sebagai kepala daerah harusnya bijaksana dalam bersikap, tidak bersikap seperti itu, apalagi menyangkut warganya sendiri. Lha wong warga di luar saja diperhatikan, mosok warganya sendiri dibiarkan,” ucapnya, Rabu (14/11).
Wakil Ketua Komisi D DPRD Surabaya ini berpandangan, diakui maupun tidak, kegiatan yang gelar oleh elemen masyarakat ini juga turut mengharumkan nama Kota Surabaya dan patut diapresiasi.
“Karena di dalamnya mengandung unsur pendidikan soal sejarah kepahlawanan yang terjadi pada 10 November di Kota Surabaya, insiden sudah terjadi dan menelan korban 3 nyawa melayang dan belasan luka-luka. Jangan ditanya soal perizinan lagi, selamatkan dulu korbannya,” tandasnya.
Namun demikian, Caleg Partai Demokrat untuk DPRD Surabaya dari Dapil 5 dengan nomor urut 1 ini mengapresiasi Pemkot Surabaya yang telah membantu pengobatan para korban insiden Surabaya Membara melalui rumah sakit dr Soewandhi.
Hal senada juga dikatakan Ketua DPRD Surabaya Ir Armuji MT yang meminta kepada Pemkot Surabaya untuk menggunakan dana tanggap bencana atau bila perlu BOP yang nilainya cukup tinggi.
”Dana untuk tanggap bencana itu kan ada atau pakai saja BOP yang nilainya cukup tinggi itu, jangan hanya karena tidak laporan, lantas statemen seperti itu. Lha apa anak pengebom yang jadi korban itu juga pakai laporan, kok bisa dibantu,” tutur Armuji
Caleg PDIP Dapil 1 Surabaya untuk DPRD Jatim ini mencontohkan beberapa insiden yang mendapatkan bantuan dari Pemkot Surabaya. “Korban kebakaran itu sebelumnya juga nggak pakai laporan, kok bisa dibantu, terus apa bedanya dengan insiden di viaduk itu, demikian juga dengan korban Air Asia, Lombok, Palu dan Donggala juga dibantu, kok sekarang tidak, ini kenapa. Bonek yang nggandol sepur juga dibantu,” terangnya.
Seharusnya, kata Armuji, Pemkot Surabaya justru memberikan apresiasi kepada elemen masyarakatnya yang bisa menjadi penyelenggara acara Surabaya Membara itu, karena tanpa bantuan siapapun bisa terselenggara. “Ini kan acara upaya masyarakat, kok malah nggak dihargai, apalagi terjadi insiden terhadap warga Kota Surabaya,” pungkasnya.
Seperti yang diberitakan, Pemkot Surabaya menegaskan tidak akan memberikan santunan kepada para korban meninggal maupun luka-luka atas insiden drama kolosal Surabaya Membara yang digelar di Viaduk Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat (9/11) lalu.
“Kita tidak ada itu (santunan). Nanti kalau begitu semua akan begitu. Tidak bisa seperti itu. Ini sudah sudah saya sampaikan ke Sekda (Sekretaris Daerah),” kata Risma usai upacara Hari Pahlawan di Taman Surya Surabaya, Sabtu (10/11) lalu.
Hanya saja, lanjut dia, Pemkot Surabaya akan merawat tuntas semua korban Surabaya Membara yang sampai saat ini masih menjalani perawatan di RSUD dr Soewandhie. [dre]

Tags: