Dewan Sumenep Prihatin Kondisi Pasar Anom Baru

7-foto B sul-IMG_20150114_064147Sumenep, Bhirawa
Komisi B DPRD Sumenep melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar Anom Baru setempat. Sidak yang dipimpin langsung ketua Komisi B, Nurus Salam itu menemukan banyak persoalan di pasar tersebut seperti ketidakteraturan penataan bangunan pasar pasca kebakaran tahun 2007 dan 2013.
Ketua Komisi B DPRD Sumenep, Nurus Salam mengatakan, pihaknya sangat prihatin melihat kondisi pasar anom baru yang sangat tidak representatif. Penataan pasar yang sembrawut dan banyak genangan air di pasar sudah terjadi sejak lama sehingga mengganggu kenyamanan para pedagang pasar.
“Ini pasar tradisional yang menjadi pusat di Sumenep, tapi kenapa kondisinya sangat memprihatinkan. Tidak ada pembenahan yang serius dari pemerintah sejak terjadinya bencana kebakarang 2007 dan 2013,” kata Nurus Salam, Rabu (14/1).
Menurut Uyuk, sapaan akrab Nurus Salam menjelaskan, tidak teraturnya pasar ini disebabkan pembangunan pasar pasca bencana kebakaran yang tidak kunjung selesai, bahkan pemerintah terkesan sengaja membiarkan pembangunan pasar dihentikan.
Sebab, sejak ada upaya pembangunan sudah. Terjadi 2 kali putus kontrak antara pemerintah dengan pelaksana proyek pembangunan pasar lantaran bangunan tidak sesuai spesifikasi dan melewati batas waktu pembangunannya. “Harusnya pemerintah segera membangun pasar ini. Ini kan pusat masyarakat memutar ekonominya. Ini kan sudah 8 tahun sejak pasar terbakar tahun 2007,” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Pemkab Sumenep, Hadi Soetarto menyatakan, pada dasarnya Pemkab tetap berkometmen menyelesaikan pembangunan pasa pasca bencana kebakaran. Namun, ditengah-tengah upaya pembangunan pasar kembali selalu ada kendala.
“Yang terahir, kami mengalami kendala administrasi. Rencana bangunan pasar dan harga kios yang ditawarkan investor tidak sesuai dengan keinginan pedagang. Makanya sampai melampaui batas waktu pembangunan,” ungkap Hadi Soetarto diruangan kerjanya.
Sekda menerangkan, pembangunan pasar itu optimis selesai ditahun 2015 ini meski sebenarnya proses pembangunan hingga kini masih baru sampai di bangunan pondasi atau pemasangan tiang pancang. “Kalau bangunan fisiknya memang masih belum, tapi kami yakin tahun ini bisa selesai,” tegasnya.
Sekedar untuk diketahui, pada tahun 2007 terjadi kebakaran pasar disisi bagian barat dan menghanguskan ratusan toko dan kios milik 212 pedagang. Sedangkan tahun 2013 juga terjadi kebakaran pasar di sisi bagian timur dengan menghanguskan ratusan toko dan kios. Akibat dari kebakaran 2007 itu, para pedagang dipindah ke daerah bagian selatan dengan bangunan seadanya. Hal ini yang menjadi titik persoalan ketidak teraturnya peletakan pasar.
Untuk pembangunan pasar yang sudah dua kali gagal, diperuntukkan bagi para pedagang korban kebakaran 2007 yang sampai saat ini menempati lokasi seadanya. Pembangunan pasar tersebut diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp40 miliar. [sul]

Keterangan Foto : Komisi B saat sidak lokasi pembangunan pasar anom baru.

Tags: