Dharma Wanita Dindik Dilatih Jinakkan Api

Dharma Wanita Persatuan Dindik Surabaya menggelar simulasi pemadaman kebakaran skala kecil. [ humas dindik Surabaya/bhirawa]

Dharma Wanita Persatuan Dindik Surabaya menggelar simulasi pemadaman kebakaran skala kecil. [ humas dindik Surabaya/bhirawa]

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Ada suasana berbeda di halaman kantor Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya, Selasa (17/3) pagi kemarin. Puluhan ibu-ibu terlihat sedang berkerumun. Lalu terdengar suara sirine melengking keras dari mobil kebakaran yang berada diantara mereka. Suasana pecah, ada kebakaran pagi itu.
Situasi itu memang sengaja dibuat seperti menegangkan. Kebakaran yang ada juga buatan saja. Yah, begitulah aksi ibu-ibu pengurus dan anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) Dindik Surabaya yang sedang mencoba bermain-main dengan api. Mereka membuat simulasi kebakaran dan mengatasinya dengan bimbingan langsung Dinas Pemadam Kebakaran Surabaya.
Kenyataannya, para ibu-ibu memang tangkas. Menghadapi situasi seperti ini, tanpa rasa khawatir langsung diatasi. Seperti yang dilakukan Ketua DWP Dindik Surabaya Shinta Setia Ikhsan ketika mempraktekkan langsung memadamkan api yang berkobar di dalam tong. Dengan menggunakan kain goni,  Shinta langsung menaklukan api. Hal tersebut juga dilakukan oleh anggota DWP lainnya dengan penggunaan tabung pemadam kebakaran.
“Ini simulasi kebakaran yang terjadi di rumah. Biasanya ibu-ibu yang pertama tahu karena dia ada di rumah. Jadi perempuan juga harus siap menghadapi situasi berbahaya seperti ini,” tutur dia.
Shinta menuturkan, pelajaran ini sangat penting seiring banyaknya peristiwa kebakaran yang menimpa kota-kota besar seperti Surabaya ini. Untuk itu dibutuhkan upaya antisipasi sekaligus pengetahuan bila suatu saat kebakaran terjadi.
Shinta berharap setelah para anggotanya dilatih, dapat mengimbaskan pengetahuan yang didapat tidak hanya di rumah, tetapi juga dilingkungan sekolah. Shinta juga mengatakan, sosialisasi ini penting karena banyak para ibu-ibu anggota yang belum mengetahui cara-cara pencegahan serta pemadaman api kebakaran.
Sementara itu, Instruktur dari Pusdiklat Dinas Kebakaran Widagdo menuturkan, intensitas kejadian kebakaran di kota Surabaya cukup tinggi. Dalam satu tahun, jumlah kejadian bisa mencapai 600 kasus. Jika dirata-rata, setiap hari terjadi 6 kali kebakaran. Tidak hanya api , dampak yang sangat membahayakan dari pada kebakaran selain kerugian materi ialah asap kebakaran yang mengandung CO2.
“Karbon dioksida ini bahaya sekali kalau sampai dihirup manusia,” tutur dia.
Widagdo mengatakan, perkembangan kota yang semakin maju berdampak terhadap meningkatnya intensitas bahaya kebakaran yang semakin tinggi pula. Karena itu, dibutuhkan sebuah kesadaran masyarakat yang tinggi dalam mengantisipasi serta melakukan penanggulangan bagaimana mengatasi  jika bahaya kebakaran tersebut terjadi di sekitar kita.
Widagdo menghimbau jika terjadi suatu kebakaran diharapkan segera menghubungi Dinas Kebakaran, selain itu juga dapat dilakukan upaya pencegahan dengan tidak membakar sampah semabarangan di musim kemarau, melakukan potong rumput, serta menghindarkan dari hal-hal yang dapat mengakibatkan kebakaran. [tam]

Tags: