Di hadapan Wapres, Gubernur Pamer Rencana Bangun Pusat Pengendali Sampah dan Limbah B3

Wapres Jusuf Kalla menandatangani prasasti Pusat Daur Ulang Sampah Jambangan Surabaya didampingi Menteri LHK Siti Nurbaya, Gubernur Jatim Dr H Soekarwo dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Selasa (28/2).

Pemprov, Bhirawa
Untuk mengatasi pertumbuhan jumlah sampah, Pemprov Jatim akan membangun Pusat Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 (PPSLB3). Rencananya, tempat tersebut akan dibangun di Mojokerto seluas 57 Ha. Tahun ini pembangunan diawali dengan pembebasan lahan.
Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Jatim Dr H Soekarwo di depan Wapres RI Jusuf Kalla pada acara Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2017 dengan tema ‘Mewujudkan Indonesia Bersih Sampah 2020’ di Taman Suroboyo Kenjeran Surabaya, Selasa (28/2).
Ia mengatakan, pembangunan PPSLB3 merupakan hal yang penting untuk dilakukan mengingat sampah merupakan permasalahan yang sangat kompleks dan terkait dengan masyarakat sehari-hari, serta perkembangan dunia usaha.
Berdasarkan data. di Jatim jumlah penduduk mencapai 39.075.291 jiwa per akhir 2016 dan terdapat sebanyak 811.273 pabrik. Dari hal tersebut, telah menghasilkan timbunan sampah sebanyak 64.766.919 meter kubik per hari, sampah spesifik (limbah B3) sebanyak 170 juta ton tahun/tahun, serta sampah medis sebanyak 1,9 juta ton/tahun.
“Sampah yang spesifik limbah B3 diangkut ke Cileungsi. Ongkos produksi untuk mengangkut B3 ke Cileungsi sangat mahal. Sehingga atas izin Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kami akan membangun PPSLB3 di Mojokerto. Diharapkan tahun depan bisa diresmikan,” ujar Pakde Karwo sapaan lekat Gubernur Jatim.
Di samping bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta pengentasan kemiskinan, Pakde Karwo berharap keberadaan PPSLB3 tersebut dapat memelopori terwujudnya Indonesia Bersih Sampah pada 2020.
Selain rencana pembangunan PPSLB3, Pemprov Jatim juga telah melakukan berbagai langkah untuk mengatasi permasalahan sampah. Antara lain, Pemprov Jatim mencanangkan Desa/Kelurahan Berseri (Bersih dan Lestari) pada 2010 yang jumlahnya saat ini telah mencapai 209 desa/kelurahan dengan jumlah kader lingkungan sekitar 20 ribu kader. Kader tersebut terdiri dari kelompok masyarakat maupun kader PKK.
Dari program Desa/Kelurahan Berseri telah banyak dilakukan inovasi dalam pengelolaan sampah antara lain dibentuknya bank sampah ‘Pinjam Uang Bayar Sampah’ dengan omset yang mencapai Rp 1 miliar, pemanfaatan gas metan dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sudah dapat disambungkan pada rumah tangga di sekitar TPA sebanyak 1.666 KK.
Selain itu, Desa/Kelurahan Berseri juga melakukan inovasi berupa daur ulang sampah anorganik oleh perajin sektor lingkungan dan berobat dengan asuransi sampah yang dirintis oleh dr Gamal Albinsaid.
Dalam sambutannya, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan, sampah bisa menjadi kawan atau lawan tergantung dari diri sendiri. Bila menjadi kawan, sampah akan kaya manfaat untuk masyarakat. Dan bisa menjadi lawan, jika tidak mengelolanya dengan baik bahkan dampaknya dapat merusak kesehatan. “Sampah bisa jadi penyakit, merusak lingkungan. Tapi bila ditangani dengan baik maka akan bermanfaat seperti jadi pupuk dan bahkan pakaian,” jelasnya.
Namun untuk berkawan dengan sampah, lanjutnya, harus dimulai dari kesadaran diri sendiri dan tidak lagi menggantungkan diri kepada pihak lain seperti pihak kebersihan dan lainnya. “Semua orang harus bertanggung jawab akan lingkungannya, tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Surabaya Ir Tri Rismaharini menyampaikan untuk mengawali pelaksanaan Peringatan HPSN Tahun 2017 ini, sebanyak 16 ribu warga Surabaya bekerja bakti membersihkan lingkungan di sepanjang Pantai Kenjeran sejak pukul 06.00. “Ini dilakukan guna mendukung program Indonesia Bersih Sampah 2020,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berupa motor sampah, Pusat Daur Ulang (PDU) sampah dengan kapasitas 20 ton per hari, dan tempat sampah. Bantuan juga diberikan kepada Bupati Lamongan berupa PDU Sampah dengan kapasitas 10 ton per hari.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI juga menyerahkan penghargaan Bank Sampah Terbaik kepada Bank Sampah Bina Mandiri Surabaya, Bank Sampah Gemah Ripah Jogjakarta, Bank Sampah Makassar Tano, Bank Sampah Induk Banjarmasin, Bank Sampah Malakasari Jakarta, Bank Sampah Malang.
Penghargaan Inisiatif  Pengurangan Sampah diberikan kepada PT Sinar Sosro (pengolahan ampas teh menjadi kompos dan guna ulang kemasan botol), PT Aeon Indonesia (pemanfaatan penjualan dana kantong belanja plastik untuk pembangunan fasilitas pengolahan sampah).
Untuk kategori peningkatan kinerja produsen, penghargaan diberikan kepada PT Tirta Investama (perluasan daur ulang botol plastik menjadi kaos dan sarung tangan), PT Lion Superindo (menurunkan penggunaan kantong belanja plastik dengan tas guna ulang).

JK Apresiasi Surabaya
Pada puncak peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2017 yang dipusatkan di Taman Suroboyo Kawasan Kenjeran Surabaya, Selasa (28/2), Wapres RI Jusuf Kalla (JK) mengapresiasi kota-kota yang telah menjalankan upaya pengelolaan sampah secara baik.
Kota-kota tersebut di antaranya Surabaya, Makassar, Balikpapan dan Depok. Namun, perlu ada upaya yang berkelanjutan yang melibatkan semua pihak untuk bisa mewujudkan cita-cita Indonesia bersih sampah pada 2020.
Hadir dalam puncak Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2017 kemarin Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Gubernur Jatim Dr H Soekarwo dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
“Program Indonesia Bebas Sampah 2020 itu akan menjadi pekerjaan yang berat bila tidak dikerjakan secara bersama-sama. Semua harus bergerak bersama. Dan, upaya ini harus berjalan secara berkelanjutan,” tegas Wapres JK.
Apalagi, jelas Wapres JK, semakin modern zaman, sampah berubah mengikuti zaman. Dia mencontohkan penduduk kekinian yang dalam aktivitas sehari-hari semisal makan dan minum, lebih banyak menggunakan makanan/minuman berbungkus plastik. Dan itu membuat sampah plastik kian banyak.
“Kita tidak akan mungkin bisa meniadakan sampah 100 persen. Sebab, sampah merupakan bagian dari kehidupan manusia. Namun, yang terpenting adalah treatment alias pengelolaan sampah yang baik,” jelas Wapres.
Menurut Jusuf Kalla, sampah bisa menjadi kawan, tetapi juga bisa menjadi lawan. Sampah akan menjadi kawan bila dikelola dengan baik dan bisa diolah menjadi benda bernilai ekonomis.
Bila tidak dikelola dengan baik, sampah bisa menjadi musibah seperti sumber penyakit dan banjir. Dan, karena sampah banyak berasal dari masyarakat, maka masyarakat lah yang pertama bertanggung jawab mengolah sampah.
“Semua orang harus bertanggung jawab mengelola sampah. Jadi bukan hanya tanggung jawab wali kota atau pasukan kuning. Kita harus mengaturnya dengan baik. Seperti yang dijelaskan bu wali kota (Wali Kota Surabaya) tadi, daur ulang sampah itu merupakan bagian dari kita berkawan dengan sampah,” jelasnya.
Agenda peringatan HPSN 2017 diawali dengan bersih-bersih Pantai Kenjeran yang dilakukan sejak pagi. Ada kurang lebih 16 ribu orang yang ikut terlibat dalam bersih-bersih pantai yang terbagi dalam lima zona.
Mereka di antaranya berasal dari SKPD Pemkot Surabaya, personel TNI, pelajar, karyawan hotel dan masyarakat. “Dalam kerja bakti bersih-bersih pantai yang dimulai pukul 6.30 hingga pukul 8.30 terkumpul 10.378 ton sampah,” ujar Menteri LHK Siti Nurbaya.
Dikatakannya Menteri LHK, selain berpusat di Surabaya, peringatan HPSN 2017 juga dilaksanakan oleh pemkab/pemkot di seluruh Indonesia. Selama Februari, ada 226 kabupaten/kota dari 34 provinsi yang telah melaksanakan bersih-bersih lingkungan.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ketika menyampaikan laporan di awal acara, menyampaikan, sejak beberapa tahun lalu, Pemkot Surabaya sudah concern mengolah sampah dari sumbernya. Seperti di rumah tangga, pasar dan sekolah.
“Kami mampu menurunkan sampah yang masuk ke TPA Benowo sebanyak 10 hingga 20 persen per tahun,” ujar Risma.
Risma juga menyebut, Pemkot telah mampu bergerak bersama masyarakat untuk mengolah sampah. Hingga kini ada 28 ribu lebih kader lingkungan dan 520 orang fasilitator lingkungan yang bertugas mendorong dan memotivasi warga untuk sadar kebersihan dan di banyak kelurahan telah memiliki bank sampah. [iib,dre]

Tags: