
Dinas Peternakan Kabupaten Jombang
Jombang, Bhirawa
Sebanyak 5 ekor sapi di Kabupaten Jombang dikabarkan mati, dan 96 sapi dilaporkan terindikasi terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Dinas Peternakan Kabupaten Jombang pun mengimbau agar peternak sapi di Kabupaten Jombang tidak panik menyikapi hal tersebut.
“Sampai dengan laporan kemarin sore, sekitar 96 sapi yang terkena, itu ada di 3 kecamatan. Yang pertama di Sidolegi Wonosalam, kemudian di Grobogan Mojowarno, kemudian di Pulorejo Tembelang, dan terakhir ini ada di Kabuh, di Mandiri,” ungkap Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jombang, Agus Susilo Sugioto kepada wartawan, Kamis (12/05).
Dari 96 sapi yang terindikasi terkena PMK ini masih belum diketahui tingkat atau level penyakitnya. Saat ini, Dinas Peternakan Kabupaten Jombang masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. “Nanti hasil lab (laboratorium) kita sampaikan,” ujarnya.
“Kalau yang mati ada 5 sampai hari ini. Semuanya pedet (sapi anakan). Karena mereka ndak mau makan rumput kan, jadi makannya cuma mengandalkan susu induknya. Otomatis kalau sakit susunya ‘ndak’ enak. Jadi mereka ‘ndak’ mau minum susu, akhirnya meninggal itu,” beber Agus Susilo Sugioto.
Dikatakan Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jombang, setelah adanya informasi dari Dinas Peternakan Jatim di salah WhatsApp group, pihaknya keesokan harinya melakukan action dan membentuk Tim Gugus Tugas Pengendalian dan Penanggulangan PMK di Jombang bersama dokter hewan maupun mantri hewan serta kemudian petugas inseminator.
“Semua kita bentuk tim gugus tugas, kemudian kita jadwalkan tiap hari. Seperti hari ini, tadi ada sekitar 12, yang 2 ke Tembelang, yang lain-lain kita bagi ke lokasi terjangkit suspek PMK,” terangnya.
Kepada sapi-sapi yang terindikasi terkena PMK tersebut kemudian diberikan pengobatan dan diberikan antibiotik. “Dan alhamdulillah yang mulai tanggal 6, sekarang sembuh yang di Wonosalam. Dan kami harapkan, kepada seluruh peternak Jombang tidak panik. Karena masa inkubasi virus PMK ini 14 hari. Jadi kalau sudah 14 hari, diberi pengobatan sembuh, sapinya akan ada sehat kembali,” jelasnya.
Ia juga berharap agar ketika ada sapi yang terindikasi PMK agar tidak dijual. “Bertahan, dan kita bekerjasama dengan dinas peternakan untuk diobati dan diberi vitamin,” ulasnya.
Sebelum diberitakan, untuk mengantisipasi masuknya virus PMK yang menyerang sapi, salah seorang peternak sapi di Desa Kepuh Kembeng, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Mohammad Choirul Amin melakukan penyemprotan cairan disinfektan di kandang sapi miliknya.
Kandang sapi milik Mohammad Choirul Amin disemprot menggunakan cairan disinfektan yang berasal dari Dinas Peternakan Kabupaten Jombang. “Penyemprotan kandang dengan disinfektan,” ungkap Mohammad Choirul Amin,” katanya.
Selain itu ia menambahkan, untuk mengantisipasi masuknya wabah PMK, kandang sapi juga harus dalam keadaan bersih. Mohammad Choirul Amin untuk sementara ini juga membatasi orang luar berkunjung ke kandangnya dan juga membatasi mendatangkan sapi dari pasar yang berasal dari daerah lain. Sejauh ini, sapi-sapi miliknya belum ada yang bergejala terserang PMK. “Punya saya masih rakus (makan) semua,” tutupnya. [rif.wwn]