Di Karlovy Vary Jajaki Pengembangan Optimalisasi Potensi Alam untuk Pariwisata

Bandara Karlovy

Bandara Karlovy

Kota Batu, Bhirawa
Kota Batu terus meneguhkan langkahnya untuk go international. Beberapa waktu lalu, kota ini mendapat kehormatan mengikuti pameran Holiday Word Praha 2015 di Kota Praha Ceko. Selain itu menyempatkan mampir ke Austria.
Secara khusus Pemkot Batu diundang pemerintah Ceko untuk mengikuti pameran pariwisata terbesar ke dua di dunia setelah pameran wisata di Berlin Jerman. Undangan ini datang berawal saat Kedubes Ceko datang untuk menyerahkan replika patung Yesus Kanak-kanak yang ditempatkan di Gereja Gembala Baik, salah satu destinasi wisata religi di Batu pada pertengahan 2014 lalu.
Kala itu Kedubes Ceko terkesan dengan keindahan Kota Batu, kemudian mengundang Pemkot Batu untuk berkunjung ke negara yang berada di benua Eropa ini.  Gayung pun bersambut baru pada 2015. Wali Kota Eddy Rumpoko bersama rombongan tiba di Kota Praha pada Selasa (17/2). Pada Jumat (20/2), Pemkot Batu bertemu dengan Wali Kota Karlovy Vary, Mr Petr Kulhanek untuk menandatangani kerjasama pariwisata dan pendidikan.
Eddy Rumpoko melakukan penjajakan kerjasama terkait optimalisasi potensi alam untuk dunia pariwisata dengan Wali Kota Karlovy Vary Mr Petr Kulhanek. Dengan kontur dan potensi alam ke dua kota yang hampir sama, diharapkan Kota Batu bisa menjadi kota pariwisata internasional seperti Kota Karlovy Vary yang sudah terkenal di Eropa.
“Selain mempromosikan objek wisata yang ada di Kota Batu, kita juga mengenalkan kerajinan batik dan kuliner yang kita miliki. Di antaranya, kita kenalkan minuman berbahan apel yang telah kita olah menjadi minuman wine. Dan kita mendapatkan apresiasi dari para turis yang datang dalam pameran wisata tersebut,”ujar Eddy Rumpoko  kepada wartawan, Senin (2/3).
Selama ini Karlovy Vary adalah kota spa yang sangat terkenal di Ceko. Terletak 130 km di sebelah barat Praha, Karlovy Vary dikenal dengan air mineralnya yang digunakan untuk perawatan spa. Nama Karlovy Vary diambil dari nama Raja Bohemia dan penguasa Romawi Kuno, Charles IV, yang mendirikan kota tersebut pada 1370.
“Kita ingin belajar pada kota ini tentang bagaimana memadukan potensi alam untuk wisata kesehatan. Perawatan spa di sana menggunakan sumber terapi alami yang dilengkapi layanan rehabilitasi terapi fisik dan olahraga, program diet, hingga pendidikan kesehatan yang diprogram secara khusus dan menyeluruh,” ujar pria yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Malang itu.
Dilihat dari kontur dan potensi alam, antara Kota Batu dan Kota Karlovy Vary memiliki banyak kesamaan. Karlovy Vary merupakan kota kecil yang ada di ketinggian atau pegunungan. Kota ini hanya memiliki luas 50 km2 dan memiliki banyak mata air seperti di Batu. Namun di Kota Karlovy Vary pemanfaatan sumber mata air sudah dikelola secara optimal dan profesional.  Bahkan potensi sumber mata air panas yang ada di kota ini sudah menjadi ikon kota. “Dengan begitu hotel di sana memiliki daya tarik sendiri dari pemanfaatan sumber mata air panas yang ada,”tambah Kepala Bappeda Batu M Chorri yang juga ikut dalam rombongan.
Telah banyak kota di Eropa dan Asia yang telah menjalin kerjasama dengan Kota Karlovy Vary. Dan tidak semua kota bisa bekerjasama dengan Karlovy Vary, terutama dalam pengembangan dunia wisata. “Sudah ada 7 kota di Eropa dan Asia yang telah bekerja sama dengan Karlovy Vary. Dan semoga Kota Batu akan menjadi kota ke delapan yang menjalin kerjasama dengan kota tersebut,”tambah Chorri.
Sebelum bertolak ke Tanah Air, rombongan Pemkot Batu singgah di Negara Austria. Di negara ini mereka mengunjungi pabrik pembuatan kereta gantung terbaik di Eropa, Dopplemyr. Sudah ratusan tahun pabrik ini terkenal sebagai pembuat kereta gantung yang berkualitas.
“Kita ingin mengajak kerjasama Doppelmyr untuk membuat kereta gantung di Kota Batu. Dengan keberadaan kereta gantung ini, diharapkan para wisatawan akan lebih mudah untuk menikmati keindahan alam Kota Batu sekaligus menuju objek-objek wisata yang ada,”ujar Eddy Rumpoko.
Sebagai tindaklanjut dalam realisasi pengadaan kereta gantung, dalam Maret ini utusan dari Doppelmyr akan mengunjungi Kota Batu. Mereka akan mengkaji dan mengukur potensi alam yang ada, sebelum kemudian menentukan lokasi pembangunan kereta gantung.
Untuk tenaga pembangunan kereta gantung, Kota batu akan menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM). Mereka akan didiklat terlebih dahulu di Dopplemyr Austria, untuk kemudian melaksanakan pembangunan kereta gantung. “Cara seperti ini akan jauh lebih murah dibandingkan kita harus mendatangkan semua pekerja dari Austria,”pungkas Eddy. [nas]

Tags: