Di Malang, Gus Ipul Beri Penguatan Guru Lewat Upah Minimum Guru

Cagub Jatim nomor urut 2 Drs H Saifullah Yusuf saat bersilaturrahmi dengan para guru di Pondok Pesantren Al Riffaie 2, Gondanglegi, Malang.

Malang, Bhirawa
Ribuan guru madrasah diniyah (madin) di Malang menyatakan dukungan kepada calon Gubernur Jatim nomor urut dua, Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Dukungan mereka berikan dengan hadir di Pondok Pesantren Al Riffaie 2, Gondanglegi, Malang.
Ribuan guru menyampaikan komitmennya untuk menjadi relawan Gus Ipul yang nantinya berpasangan dengan Cawagub, Puti Guntur Soekarno ini. Hadir pada acara ini, para guru anggota Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Jawa Timur serta beberapa ulama kharismatik lainnya.
Selain penyampaian dukungan, acara tersebut juga menjadi ajang serap aspirasi oleh Gus Ipul. Di antara masukan yang diberikan adalah keberlanjutan program pro madin, serta peningkatan kesejahteraan guru.
Mendengar aspirasi para guru, Gus Ipul menyampaikan terimakasihnya. Menurutnya, aspirasi para kiai, khususnya pendidikan Al-Quran merupakan komitmennya selama ini. Hal ini telah diimplementasikan melalui program pemberian bantuan kepada sekolah Madrasah Diniyah (madin) yang diambil dari alokasi APBD Provinsi Jatim.
“Jawa Timur menjadi satu-satunya provinsi yang memberikan anggarannya hingga ratusan miliar tiap tahunnya untuk madin. Kedepan, ini yang akan kami tingkatkan,” kata Gus Ipul di depan peserta yang hadir.
Andai terpilih, Gus Ipul telah menyiapkan program Madin Plus. Program ini bertujuan untuk memperhatikan pendidikan di madin, mulai santri, guru, hingga infrastruktur sekolah. Untuk guru misalnya. Pihaknya akan memberikan Beasiswa kepada guru madin untuk menempuh pendidikan di jenjang S1 maupun S2.
Sedangkan bagi santri, pihaknya menyiapkan Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda). Tak cukup di situ, pihaknya juga menyiapkan Upah Minimum Guru (UMG) bagi guru di lembaga pendidikan swasta. Regulasi ini merupakan program perubahan sekaligus penyempurnaan dalam bidang penguatan madin.
“Untuk UMG sedang kami siapkan formulanya. Kami tahu, kemampuan setiap yayasan berbeda-beda. Sehingga, perlu adanya bantuan dari pihak ketiga. Jadi, yayasan bisa bekerjasama dengan pihak swasta untuk memenuhi UMG tersebut,” kata mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini.
Menurutnya, pengembangan pendidikan agama tak bisa dilakukan sendiri. Perlu adanya kerjasama antar lembaga untuk menyelesaikan bidang ini, utamanya kerjasama dengan CSR. “Maju tidaknya sebuah negara dilihat dari kesuksesan pendidikan agamanya, khususnya pesantren. Sehingga, sudah seharusnya pendidikan agama ini juga menjadi perhatian utama. Inilah yang juga menjadi titipan program dari oara kiai,” kata keponakan KH Abdurrahman Wahid (Gusdur) ini. [iib]

Tags: