Di Tengah Pandemi Covid-19, Jatim Sukses Gaet Papua Lakukan Kerjasama G to B

Asisten Bidang Perekonomian (tenga) Dr Ir Junadi MT bersama Kepala Biro Perekonomian (kanan) Tiat S Suwardi dan Dirut PT JGU Mirza Muttaqien saat menggelar live video conference bersama Kanwil BI Jatim, Kanwil BI Papua dan Pemprov Papua, Rabu (20/5)

Diawali Pengiriman Satu Kontainer Telur Sebelum Idul Fitri
Pemprov Jatim, Bhirawa
Kinerja perekonomian dan perdagangan Jatim terus digenjot meski dunia sedang menghadapi masa sulit akibat pandemi Covid-19. Hal itu dilakukan dengan inisiatif Kerjasama Antar Daerah (KAD) yang semakin ditingkatkan oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Salah satu yang telah berhasil ditorehkan ialah kerjasama G to B (Goverment to Bussines) antara Pemprov Papuan dengan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di bawah naungan Pemprov Jatim yakni Jatim Graha Utama (JGU). Kerjasama tersebut secara resmi dilakukan dengan penandatanganan MoU antara Pemprov Papua dengan PT JGU secara virtual dan diselenggarakan melalui live video conference, Rabu (20/5).
Dalam penandatangan tersebut dihadiri Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Jatim, Kepala Bank Indonesia Wilayah Jatim, Dirut PT JGU, Kepala Biro Perekonomian Setdapro Jatim. Sementara dari Pemprov Papua dihadiri Sekdaprov Papua dan Kepala BI Wilaya Papua.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Jatim Dr Ir Jumadi MT menjelaskan, kerjasama G to B ini dilakukan untuk meningkatkan perdagangan antar provinsi pada sejumlah komoditas pangan di Jatim. Di antaranya ialah telur ayam kampung ras, bawang merah dan aneka jenis cabai. Sebagai awal dari kerjasama tersebut, PT JGU telah mengirimkan satu kontainer telur ayam kampung ras ke Papua dan direncanakan tiba sebelum Hari Raya Idul Fitri. “KAD ini sangat penting untuk menjaga stablitas harga komoditas pangan strategis baik di tingkat daerah maupun mendukung tercapainya sasaran inflasi nasional,” tutur Jumadi.
Bagi Pemprov Jatim, kata Jumadi, KAD merupakan salah satu bagian strategi Gubernur Khofifah dalam pengendalian harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan kmunikasi efektif. Hal itu dilakukan baik dalam kondisi normal maupun di tengah pandemi Covid-19 serta dalam menghadapi Hari Raya Idul Fitri.
“Meskpun tekanan inflasi jelang Idul Fitri di Jatim tidak setinggi pola historisnya, Pemprov Jatim bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah di bawah arahan ibu gubernur tetap melakukan berbagai langkah untuk memastikan ketersediaan pangan di masyarakat dengan harga yang terjangkau dan wajar,” kata Jumadi.
Jumadi menegaskan, Jatim sebagai lumbung pangan nasional menjadi sentra produsen berbagai komoditas pangan strategis. Mayoritas kebutuhan pangan dalam kondisi surplus, sehingga dapat menyuplai kebutuhan daerah lainnya. Salah satunya telur ayam kampung ras dan sejumlah produk hortikultura di Jatim yang mengalami over suplay bahkan untuk beberapa jenis mengalami deflasi cukup dalam. Sedangkan di Papua komoditas tersebut justru mengalami tekanan kenaikan harga yang signifikan.
“Kerjasama antar daerah seperti yang dilakukan saat ini, merupakan salah satu strategi yang baik untuk menyerap hasil produksi berlebih dari petani dan peternak di Jatim sekaligus membantu mengurangi tekanan inflasi di Provinsi mitra,” sambung Jumadi.
Dirut PT JGU Mirza Muttaqin menambahkan, kerjasama ini akan dapat dilakukan untuk jangka panjang dalam bentuk kerjasama Government to Government (G to G) antara Pemprov Papua dan Pemprov Jatim.
“Sebagai tahap awal, Pemprov Papua memesan satu container telur kepada JGU untuk dikirimkan sebelum Hari Rayal Idul Fitri dengan sistem pembayaran setelah barang masuk ke dalam kapal. Untuk komoditas hortikultura seperti bawang merah dan aneka cabai masih akan dijajaki kembali,” kata Mirza. Pengiriman, lanjut Mirza, telah dilakukan sejak 16 Mei 2020, dengan perkiraan tiba di Papua tanggal 22 Mei 2020.
Sementara itu, Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Jatim Tiat S. Suwardi mengatakan, kerjasama G to B antara Pemprov Papua dan BUMD Pangan di Jatim merupakan pertama kalinya dilakukan. Atas dorongan Gubernur Khofifah, pihaknya akan berupaya agar kerjasama dapat terus berkembang menjadi G to G.
Dalam pengembangan kerjasama akan difokuskan pada produk-produk hortikultura. Sebab, pengiriman produk-produk hortikultura harus dilakukan dengan spesifikasi container khusus karena membutuhkan waktu perjalanan yang cukup lama. “Karena untuk memasok komoditas hortikultura antara pulau membutuhkan waktu pengiriman cukup lama seperti Papua,” pungkas Tiat. (tam)

Tags: