Di Tengah Pandemi, Pembelajaran PAUD Harus Kreatif dan Inovatif

Surabaya, Bhirawa
Era kebiasaan baru harus dijalani selama pandemi Covid-19. Salah satunya pendidikan bagi anak usia dini (PAUD) yang harus dipastikan terus berjalan. PAUD juga harus bisa memastikan anak-anak aman sekaligus memaksimalkan potensi di masa emas seorang anak.
Para pengelola PAUD juga dituntut untuk bisa kreatif dan inovatif dalam menjalankan pendidikan jarak jauh. Tantangan kebosanan anak serta upaya keras untuk menanamkan pondasi pendidikan harus bisa dijalani dengan kerja keras di tengah pandemi.
Dalam selebrasi sharing inovasi dan kreasi PAUD dalam menyukseskan pembelajaran sehat di era adaptasi kebiasaan baru yang digelar Geliat Universitas Airlangga (Unair) bersama UNICEF muncul berbagai role model yang dipakai berbagai pengelola PAUD, Selasa (29/12) kemarin.
Pengajar TPA Khadijah Islamic Day Care, Zilmi Tri Rahma Yunita menuturkan, sejak awal Maret pihaknya memang sempat kebingungan ketika pandemi mulai masuk ke Indonesia. Penitipan anak sudah tidak bisa dilakukan, pihaknya pun mencari pembelajaran terbaik yang aman bagi anak untuk dilaksanakan.
“Saat pandemi, pihak pengajar mendampingi orang tua menjalankan peran guru di rumah,” kata Zilmi.
Ia melanjutkan, pihaknya juga memberikan stimulus perkembangan melalui tugas yang sudah tersusun. Termsuk juga bekerjasama dengan orang tua untuk memaksimalkan perkembangan selama belajar di rumah. Kegiatan belajar pun dilakukan melalui aplikasi zoom sebanyak 3-4 kali dalam seminggu dengan durasi 30-40 menit tiap sesi.
“Kami juga memahami orang tua yang bekerja. Makanya kami juga sediakan jam belajar malam hari,” jelasnya.
Selain itu, katanya, pihaknya juga membuat story telling, senam, serta dancing bagi peserta didik untuk terus mengembangkan motorik anak. Bahkan, daring mengaji juga dilakukan, sehingga tidak hanya pelafalan saja, tapi juga ada hasil karya yang dibuat oleh anak-anak.
“Tugas juga dilakukan melalui keterangan tulisan dan video. Mengasah motorik dengan mengunting, mengasah kemandirian dan empati dengan pekerjaan rumah sederhana seperti melipat pakaian, dan membuat kemampuan seni dengan membuat layang-layang,” sambungnya.
Pengajar KB At Taqwa Wiyung Any Rahmawati mengatakan, era kebiasaan baru memang tidak bisa disamakan dengan sebelumnya. Pihaknya pun melakukan pengembangan karakter dan keaksaraan. Termasuk juga layanan orang tua yang sekarang menjadi partner belajar bagi sekolah dan siswa.
“Ada juga layanan psikolog dari sekolah. Termasuk juga layanan parenting series,” jelasnya.
Sebelum proses pendidikan dimulai, katanya, pihaknya juga melakukan trial kelas bagi para siswa dan orang tua untuk bisa bergabung di aplikasi zoom. Pihaknya mengelar pelatihan pembelajaran online terlebih dahulu.
Ia pun menyadati kalau layanan anak di tingkat PAUD tidak bisa langsung diajak belajar jarak jauh melalui aplikasi zoom. “Jadi kita buat video semenarik mungkin untuk mengenalkan. Baik itu guru, layanan di kelas, cara belajar sampai beragam permainan. Biar anak tertarik dan mau untuk ikut dalam pembelajaran daring,” jelasnya.
Ketika pembelajaran jarak jauh dilakukan, beberapa keluhan dari orang tua juga berdatangan. Termasuk mereka yang bekerja dan tidak bisa mendampingi anaknya belajar. “Ada kelas malam yang bisa dilakukan. Termasuk juga Jum’at sehat dan bersih serta funday cooking yang kami lakukan secara online,” ucapnya.
Untuk pengembangan akhlak, katanya, pihaknya mengelar kerja bakti virtual bersama orang tua. Termasuk juga berkisah dengan rujukan sejarah nabi dan akhlak Rosulullah.
Any menambahkan, era kebiasaan baru juga dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan. Pihaknya pun membuka layanan orang tua dengan pemberian peralatan sekolah drive thru, penerimaan rapor drive thru, konsultasi online dan sosialisasi tema secara virtual. “Semuanya dilakukan secara online, termasuk evaluasi pembelajaran juga dilakukan via zoom,” jelasnya.
Ketua Badan Kerjasama dan Manajemen Pengembangan (BKMP) Unair, Dr Eko Supeno, Drs., M.Si menuturkan, dengan adanya kreasi dan inovasi yang dilakukan pengelola PAUD bisa membuat anak-anak lebih waspada. Mereka juga memiliki prilaku yang peduli dalam situasi pandemi saat ini.
“Kita masih saja melihat ada yang melanggar dan abai terhadap protokol kesehatan di jalan-jalan. Langkah kreatif Bunda PAUD Akan menjadi pencerahan buat anak-anak,” katanya.
Child Survival and Development (CSD) Specialist UNICEF, dr. Armunanto, M. PH menuturkan, era kebiasaan baru harus benar-benar dijalani dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Pihaknya menyadari kalau berkerumun itu menjadi kebiasaan lama masyarakat.
“Tapi harus diubah kebiasaan itu, kalau tidak situasi pandemi ini tidak kunjung reda. Penerapan 3M dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan harus benar-benar dilakukan,” jelasnya.
Ia menambahkan, kondisi itu pun harus dilakukan pada proses pembelajaran untuk anak-anak. Termasuk adanya kreasi dan inovasi untuk terus menarik dalam pembelajaran. “Dengan kebiasan baru tersebut, iman dan imun kita bisa tercapai. Sehingga kita tetap sehat dan bugar,” katanya. [geh]

Tags: