Diancam Pecat, Kaur Minta Perlindungan Ketua DPRD

Foto Ilustrasi

Mojokerto, Bhirawa
Nasib malang dialami Kadar Wiyoto(51), Kepala Urusan Pembangunan Desa Medali, Kec Puri, Kab Mojokerto. Sebab, tidak ada hujan dan tidak angin tiba-tiba dirinya didemo ratusan warga yang dilanjutkan diterimanya surat peringatan dan berujung  bakal dipecat oleh Kades Medali yang direkomendasi Camat Puri, Jarot Cahyono. Karena dituduh menjelekan Kades lewat WA (Whatsapp).
Karena merasa tak menjelekan seperti tuduhan, sehingga Kadar Wiyoto mencari perlindungan dengan mendatangi kantor Ketua DPRD Kab Mojokerto kemarin. Dengan membawa enam surat, yakni pertama ditujukan ke pada Ketua DPRD Kab Mojokerto. Sedangkan lima lainnya ditembuskan ke Bupati Mojokerto, Kapolres, Dandim, Ketua PWI dan salah satu Media di Mojokerto.
”Semua surat ini bakal saya antar sendiri dengan harapan bisa bertemu pejabat yang bersangkutan dan langsung saya utarakan permasalahannya. Mengingat hampir selama tiga bulan ini kami merasa diperlakukan tidak adil dan sewenang- wenang oleh Kades Medali, Miftahuddin dan Camat Puri, Jarot Cahyono,” jelas Kadar kepada Bhirawa saat berada di depan Kantor PWI Mojokerto.
Adapun isi surat pengaduan sekaligus minta perlindungan ini pada intinya Kadar tak terima dituduh mengirim WA kepada kelompok masyarakat Sadar Lingkungan (MPL), yang ada di Desa Medali yang intinya menjelek- jelekan nama Kades Medali.
Sehingga memunculkan unjuk rasa warga pada dirinya dan berujung diterimanya surat pemberhentian sementara dirinya, dari Kaur Pembangunan Desa Medali oleh Kades. Bahkan yang mengagetkan lagi Kadar Wiyoto harus meletakan jabatanya sebagai Kaur Pembangunan dengan jalan mengundurkan deiri atau dipecat. Demikian anjuran Camat Puri pada Kadar Wiyoto pada tanggal 23 Juni 6 kemarin.
Sebenarnya kami beberapa kali ingin dicroscek untuk mencari jalan keluar tentang Nomor pengirim WA dan siapa pengirim WA. Dengan Nomor HP yang saya miliki. Namun berulang kali pula tidak direspon dengan baik oleh Kades maupun Camat. ”Pokoknya kami dituduh mengadu domba masyarakat hingga menimbulkan keresahan, sehingga kami harus mengundurkan diri atau dipecat dengan tidak hormat,” tegasnya.
Hal ini sangat menyakitkan bahkan membawa dampak negatif pada anak dan keluarga. Sehingga Kadar mencari keadilan demi terwujudnya kebenaran. Karena selama ini tidak diberikan hak jawab atau klarifikasi dengan tuduhan itu. ”Terus terang saya rela mengundurkan diri atau dipecat asalkan Kades dan Camat bisa menunjukan kesalahan saya. Dengan pembuktian di Pengadilan kalau perlu saya tempuh,” tandas Kadar. [min]

Tags: