Diduga Faktor Keluarga, Warga Batu Bunuh Diri

AKP Slamet Riyadi

AKP Slamet Riyadi

Kota Batu, Bhirawa
Pembinaan mental spiritual dan ketertiban kehidupan berbangsa masih harus ditingkatkan oleh Pemerintah Kota Batu. Hal ini perlu dilakukan agar keputusasaan tidak menjangkiti warga Kota Wisata ini. Masih rendahnya pembinaan yang dilakukan ini terbukti masih adanya warga Kota Batu yang putus asa dan mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.
Adalah Sukir Cahyono, 29 tahun, Warga Jl Lesti Utara RT 8 RW 3, Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu yang ditemukan tewas bunuh diri, Kamis (4/6).  Tubuh ayah satu anak ini ditemukan tewas menggantung di blandar rumah Wanto, tetangganya. Korban mengikatkan tali tambang warna putih ke lehernya, kemudian mengikatkan ujung yang lain ke blandar yang terbuat dari semen.
Tubuh korban ditemukan oleh Didik Saputra Adi, 26 tahun, adik kandung Sukir, dua hari setelah ia menghilang dari rumahnya. Melihat kakaknya tewas menggantung Didik pun langsung memutus tali yang mengikat leher kakaknya. “Saya langsung memutuskan tali tambangnya, ternyata saya tidak kuat menahan tubuh kakak saya yang sudah kaku, hingga akhirnya kita berdua jatuh terbanting,” terang Didik.
Menurutnya, sudah dua hari keluarga Sukir terus mencari keberadaan kakaknya, namun tidak kunjung menemukannya. Hingga akhirnya Rabu (3/6) bakda Maghrib seperti ada yang membisiki telinga Didik. “Bisikannya seperti ini tolongono Cacak nduk Kidul (tolonglah cacak -Sukir- di Selatan),” ujar Didik.
Malam itu juga ia mencari di sebelah Selatan rumah Sukir, namun tidak juga menemukannya. Semakin malam, suara bisikan tersebut menurut Didik semakin keras, namun ia tidak bisa menemukan keberadaan kakaknya.
Hingga pagi harinya, Didik menuju rumah Wanto, tetangganya, tempat Didik bekerja. Awalnya Didik mengecek stok pasir di rumah Wanto, saat naik ke lantai dua, ia menemukan kakaknya sudah tewas mengantung.
AKP Slamet Riadi, Kapolsek Batu ketika dikonfirmasi masalah ini mengatakan bahwa tidak ditemukan tanda kekerasan di tubuh korban.
“Korban meninggal dunia akibat bunuh diri, tidak ada tanda kekerasan, untuk membuktikan hal itu  kita lihat hasil visumnya nanti,” terang kapolsek.
Diduga kuat Sukir nekat bunuh diri karena tidak tahan dengan goncangan kisruh rumah tangga yang dialaminya. Setidaknya kesimpulan itu didapatkan dari keterangan beberapa saksi yang menjelaskan bahwa rumah tangga Sukir terancam bubar.
Dari handphone korban pun terlihat bahwa sebelum bunuh diri, Sukir mengirimkan sebuah pesan singkat kepada istrinya yang isinya adalah meminta maaf untuk dirinya dan keluarganya, kemudian ia pamit. Handphone milik korban ini ditemukan berada disamping sandal tidak jauh dari tempatnya ditemukan mengakhiri hidup. [nas]

Tags: