Difi Johansyah: Ketahanan Ekonomi Jatim di Tahun Politik 2019 Stabil

Pertemuan tahunan bank Indonesia

Surabaya,Bhirawa
Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tahun 2019 diproyeksikan masih kuat dan kondusif dengan tingkat inflasi yang terjaga. Hal tersebut disampaikan oleh Difi A. Johansyah, Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Provinsi Jawa Timur 2018, (28/11) di Surabaya.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan III-2018 tercatat sebesar 5,40% (yoy) lebih tinggi dibandingkan nasional yang sebesar 5,17% (yoy). Pertumbuhan ini utamanya ditopang oleh kinerja investasi dan net ekspor antar daerah. Secara spasial, selama 6 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi mayoritas kabupaten/kota di Jawa Timur juga tumbuh di atas capaian nasional. “Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan ekonomi daerah di Jawa Timur masih terus berakselerasi didorong oleh upaya dari pemerintah dan masyarakat dalam mengoptimalkan potensi yang ada,” tutur Difi.
Selama kurun waktu terakhir, inflasi Jawa Timur juga tercatat lebih rendah dari nasional. Pada bulan Oktober 2018, inflasi Jawa Timur tercatat sebesar 2,9% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan nasional yang sebesar 3,2% (yoy). Tingginya kinerja ekonomi Jawa Timur juga tidak terlepas dari terjaganya kinerja sistem keuangan di Jawa Timur. Berdasarkan Regional Financial Account dan Balance Sheet (RFABS) Bank Indonesia, sektor rumah tangga dan sektor korporasi adalah pelaku utama perekonomian di Jawa Timur.
Dari sisi investasi, realisasi pembangunan infrastruktur pemerintah seperti jalan tol, bandara dan sarana pendukung pertanian serta investasi industri mendorong kinerja investasi Jawa Timur. Dilihat dari Load to Deposit Ratio (LDR) perbankan di Jatim berdasarkan lokasi bank dan lokasi proyek, terlihat bahwa sumber pendanaan proyek/investasi/industri di Jawa Timur tidak hanya dibiayai oleh perbankan di Jawa Timur, melainkan juga perbankan di luar Jawa timur.
“Berdasarkan pemetaan industri, terdapat beberapa sektor yang memiliki potensi dikembangkan ke depan, yaitu industri pengolahan kopi dan teh, industri perhiasan, industri pengolahan ikan dan biota laut, serta industri alas kaki. Apabila dikembangkan dengan baik dan memperoleh investasi yang cukup, industri tersebut dapat semakin mendorong perekonomian Jawa Timur,” jelas Difi.
“Dengan berbagai perkembangan dan ketahanan ekonomi Jawa Timur tersebut, kami memperkirakan kinerja ekonomi Jawa Timur 2018 tetap terjaga kuat dengan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,4-5,8% dengan inflasi yang terkendali,” lanjutnya.
Dalam sambutannya, Difi menyampaikan prioritas kebijakan Bank Indonesia pada tahun 2019 diarahkan untuk memperkuat ketahanan ekonomi dengan menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Pertama, dari sisi kebijakan moneter, pengendalian inflasi diperkuat melalui peran TPID, kerjasama antar daerah dan peningkatan ekspor komoditas unggulan dalam rangka penurunan Current Acoount Deficit (CAD). Kedua, kebijakan makroprudensial akan bersifat akomodatif untuk mendorong intermediasi perbankan serta peningkatan surveilance sistem keuangan.
Ketiga, Bank Indonesia mendorong pengembangan UMKM dan klaster yang difokuskan pada pengendalian inflasi. Keempat, dari sisi sistem pembayaran, Bank Indonesia mendorong ketersediaan instrumen pembayaran, inklusi keuangan, teknologi finansial, Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), elektronifikasi, disertai peningkatan efisiensi pengedaran uang.
“Bank Indonesia juga mendukung Jawa Timur sebagai pusat ekonomi syariah dengan mendorong program sertifikasi halal, pelatihan ekspor bagi UMKM, sertifikasi Dewan Pengawas Syariah khususnya untuk koperasi syariah dan BMT, serta sertifikasi badan nadzir untuk wakaf,” jelas Difi.
Pada kesempatan tersebut, Difi juga mengundang masyarakat Jawa Timur untuk hadir pada event tahunan Bank Indonesia “Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) tahun 2018” yang akan diselenggarakan pada tanggal 11-15 Desember 2018 di Grand City Surabaya. “Disana nanti akan ada pendaftaran untuk masyarakat atau UMKM yang ingin mendapatkan sertifikasi halal, menjadi nadzir ataupun Dewan Pengawas Syariah,” tuturnya.
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia diselenggarakan rutin setiap akhir tahun untuk menyampaikan pandangan Bank Indonesia mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan dan prospek ke depan, serta arah kebijakan Bank Indonesia. Pertemuan dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur, pimpinan perbankan dan korporasi nonbank, akademisi, pengamat ekonomi, serta perwakilan sejumlah lembaga internasional. Tema yang diangkat dalam PTBI 2018 adalah “Mengukir Karya Nyata Bank Indonesia dalam Perekonomian Jawa Timur”.
“Memperhatikan bahwa Jawa Timur adalah hub untuk beragam jalur industri, kita harus mendorong industri di Jawa Timur untuk mampu memiliki daya saing sehingga memiliki kualitas ekspor dan dapat mengurangi current account deficit yang sekarang sedang kita alami,” ujar Soekarwo, Gubernur Jawa Timur dalam sambutannya.
Pada PTBI 2018, Bank Indonesia juga memberikan apresiasi penghargaan kepada 20 (dua puluh) Mitra Informasi Terbaik dan Mitra Penyedia Data Terbaik tahun 2018. Penghargaan ini diberikan sebagai suatu bentuk apresiasi atas kinerja terbaik para pelaku ekonomi, serta merefleksikan jalinan sinergi antara Bank Indonesia dan para pelaku ekonomi.(ma)

Tags: