Digdoyo Djamaluddin: Bromo Sudah Dibuka, Hunian Hotel Masih Sepi

Pemkab Probolinggo, Bhirawa
Dua pekan sudah wisata Bromo Tengger Semeru (BTS) dibuka kembali. Aktivasi wisata BTS itu rupanya belum mempengaruhi jumlah wisatawan yang menginap di hotel kawasan Bromo. Bahkan, dapat dikatakan hampir semua hotel di kawasan Bromo masih tidak ada pengunjung yang menginap. Hal ini disampaikan Digdoyo Djamaluddin, Ketua Badan Pimpinan Cabang (BPC) Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo, Rabu (14/10).

Yoyok-sapaan akrabnya mengungkapkan, wisata lokal Kabupaten Probolinggo sudah dibukan hampir sebulan. Sedangkan wisata BTS, sudah dua pekan mulai dibuka. “Jumlah pengunjung yang datang ke wisata Bromo sudah banyak. Tapi kondisi itu belum berpengaruh pada jumlah pengunjung yang menginap di hotel kawasan Bromo, “katanya.

Jelas Yoyok, pengunjung yang datang ke wisata BTS hampir semuanya tidak ada yang bermalam di penginapan atau hotel. Kebijakan pembelian tiket online, membuat pengunjung datang ke Bromo untuk sebentar dan tidak sampai menginap. Apalagi, warga negara asing (wisatawan mancanegara) masih tidak diperbolehakn masuk ke Indonesia dan berkunjung ke wisata BTS.

Tentunya, kondisi itu sangat berpengaruh pada tingkat hunian di penginapan hotel kawasan Bromo. “Kalau wisatawan asing, mereka datang ke wisata Bromo, tidak hanya untuk sehari. Tetapi, mereka tinggal beberapa hari dan menginap di penginapan hotel kawasan Bromo. Kondisi sekarang sangat jauh berbeda. Sedangkan wisata nusantara, semuanya tidak sampai bermalam saat datang ke Bromo, “terangnya.

Sejauh ini dikatakan Yoyok, penginapan hotel di kawasan Bromo, sudah menerapkan protokol kesehatan. Karena semua pihak tidak menginginkan ada penyebaran Covid-19. “Kalau kondisi sekarang, okupansi hotel di kawasan Bromo tidak sampai 5 persen,” ungkapnya.

Upaya Pemkab Probolinggo memprioritaskan Provincial Road Improvement Maintenance (PRIM) 2020, tidak sia-sia. Dari hasil verifikasi tahap pertama dan kedua, pengerjaan perbaikan Jalan Tongas-Bromo itu telah memenuhi 20 item output. Karenanya, Pemkab mendapatkan dana pengembalian atau reimburse 100 persen.

Dampak pandemi Covid-19 terhadap dunia pariwisata di Kabupaten Probolinggo, cukup terasa. Termasuk terhadap jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Sampai triwulan ketiga 2020, kunjungan wisman tercatat hanya 5.946 orang.

Berdasarkan data Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo, jumlah kunjungan wisman tahun ini sangat jauh bila dibandingkan tahun sebelumnya. Sepanjang 2019, terdapat 55.284 wisman yang berkunjung ke sejumlah tempat wisata di Kabupaten Probolinggo.

Kasi Destinasi Wisata Disporaparbud Kabupaten Probolinggo Musa mengatakan, pandemi virus korona sangat berdampak terhadap berbagai sektor. Tak terkecuali sektor wisata. Karena adanya pandemi, destinasi wisata sempat tutup selama beberapa bulan. “Sangat terasa. Kunjungan wisata anjlok sekali, “ujarnya.

Pada tahun-tahun sebelumnya kunjungan wisman ke Kabupaten Probolinggo, terus meningkat. Pada 2014, jumlah wisman sekitar 15.204 orang. Pada 2015, naik hampir lipat dua mencapai 23.268 wisman. Jumlahnya terus meningkat dan mencapai 40.957 orang pada 2016. Sayangnya, kenaikan dua tahun berturut-turut tidak terjadi pada 2017. Saat itu, jumlah kunjungan wisman sekitar 30.844 orang. Artinya, pada 2017 menurun sekitar 9.000 jika dibanding pada 2016.

Syukur, kemudian kembali naik. Per Oktober 2018, ada 31.422 wisman yang berkunjung. Musa berkata, jika tidak ada pandemi, kunjungan wisman terus meningkat. “Kalau tidak ada pandemi tentunya banyak. Ini memang karena pandemi, “katanya.

Pihaknya berharap pandemi yang kali pertama muncul di Wuhan, Tiongkok, ini segera berakhir. Sehingga, kunjungan wisatawan ke Kabupaten Probolinggo, kembali meningkat. Dengan begitu, juga dapat lebih maksimal dalam memompa pendapatan asli daerah (PAD). “Harapan kami cepet selesai. Kami ingin meningkatkan PAD, “tuturnya.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Probolinggo Asrul Bustami, Rabu (14/10) mengatakan, verifikasi administrasi dan fisik tahap pertama dan kedua PRIM sudah dilakukan di Provinsi Jawa Timur. Hasilnya, cukup memuaskan. “Dari 20 item output, Kabupaten Probolinggo bisa memenuhi semuanya. Sehingga, reimburse atau dana pengembalian dana 100 persen diterima Pemkab Probolinggo,” katanya.

Pengembalian dana PRIM untuk tahap pertama sudah cair dan diterima pemkab, sekitar Rp 4,3 miliar. Karena proses verifikasi tahap pertama sudah selesai terlebih dahulu. Karenanya, proses pencairannya juga lebih awal. “Kalau reimburse tahap kedua nilainya sekitar Rp 6,4 miliar. Sekarang masih proses pencairannya. Pada intinya verifikasi tahap pertama dan kedua sudah memenuhi syarat dan dana reimburse bisa diterima 100 persen,” jelas Asrul.

Menurut Asrul, proyek perawatan perbaikan jalan provinsi atau PRIM di Kabupaten Probolinggo dilakukan pada tujuh ruas jalan sepanjang sekitar 15 kilometer. Yakni, Jalan Tongas-Lumbang; Jalan Lumbang-Lambangkuning: Jalan Lumbang-Madakaripura; Jalan Sukapura-Lambangkuning; Jalan Sukapura-Ngadisari; Jalan Ngadisari-Laut Pasir; dan Jalan Ngadisari-Cemoro Lawang. “Tahun ini rehab jalan itu sepanjang sekitar 15 kilometer. Dengan nilai paket PRIM tahun ini sekitar Rp 57 miliar,” tuturnya.

Reaktivasi diterapkan dengan sejumlah persyaratan yang ketat pengunjung. Di antara pengunjung harus memiliki surat keterangan sehat. Humas BB-TNBTS Sarif Hidayat mengatakan, reaktivasi wisata Gunung Bromo dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari empat kepala daerah. Yaitu, Bupati Probolinggo, Bupati Malang, Bupati Pasuruan, dan Bupati Lumajang. “Reaktivasi wisata Gunung Bromo dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari pembelian tiket via online , sampai batasan pengunjung maksimal hanya 20 persen dari kapasitas, ” tambahnya.(Wap)

Tags: