Diguyur Hujan, Ratusan Hektar Tanaman Tembakau di Kabupaten Situbondo Rusak

Edy Djuhariyanto, salah satu petani Desa Silomukti Kecamatan Mlandingan Kabupaten Situbondo menunjukkan rusaknya tanaman tembakau usai diguyur hujan deras kemarin. [Sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa.
Sejumlah petani tembakau yang ada di Desa Silomukti Kecamatan Mlandingan Kabupaten Situbondo terancam merugi. Ini terjadi setelah ratusan hektar tanaman tembakau milik petani setempat rusak karena diguyur hujan lebat beberapa hari yang lalu. Para petani di Desa Silomukti masih berharap tanaman yang mulai layu dibagian rantingnya itu bisa normal kembali.

Salah satu petani tembakau, Edy Djuhariyanto menegaskan, petani tembakau di Desa Silomukti mengeluh, karena saat ini tanaman tembakau yang sudah tumbuh besar mulai rusak akibat diguyur hujan lebat.

Tak cukup itu, aku Edy, para petani juga berupaya menyedot air yang menggenangi tanaman tembakau, agar kerusakan tanaman tidak semakin parah. “Genangan air itu ada yang diluar maupun didalam area persawahan. Kami sudah melakukan upaya yang maksimal namun tetap saja tidak bisa sehingga mengakibatkan tembakau layu dan rusak,” terang Edy Selasa (14/9) kemarin.

Dia mengaku terancam mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah, akibat mutu daun tembakau yang mulai layu dan mati. Selain itu, imbuh Edy, daun tembakau sudah tidak berfungsi dengan baik.

“Ya semua itu karena faktor hujan kemarin. Biasanya untuk luas ukuran tanam 400 meter persegi dibutuhkan biaya tanam sebesar 9 juta. Jika dijual bisa mendapatkan 25-30 juta. Kami memastikan, kalau sekarang ini para petani di sini akan mengalami kerugian yang besar,” ujarnya.

Kades Silomukti, Dodit Hariyanto mengaku ikut prihatin bagi para petani tembakau di Desanya, karena peristiwa turunnya hujan diluar prediksi petani. Dodit bahkan tidak menyangka pada bulan September ini hujan turun dengan sangat deras.

“Kami menengarai biasanya bulan Juli-November baru memasuki musim kemarau. Karena sekarang terjadi hujan yang begitu besar, tembakau banyak yang rusak karena faktor hujan beberapa hari lalu sehingga mengakibatkan petani di Desa Silomukti mengalami kerugian yang besar,” jelas Dodit.

Masih kata Dodit, selama ini tembakau memang tidak tahan kepada suplai air hujan yang melimpah. Dodit pun mengakui petani tembakau di Desa Silomukti saat ini hanya bisa pasrah, karena mereka tidak bisa menyelamatkan tanaman tembakau dari fenomena cuaca hujan yang mendadak. “Ini semua diluar prediksi kami. Para petani tidak bisa berharap mendapatkan hasil yang besar seperti yang diinginkan. Semoga curah hujan di musim kemarau ini bisa kembali normal,” harap Dodit.

Dalam catatan Dodit, selama ini di Desa Silomukti dikenal sebagai sentra penghasil tembakau terbesar di Kabupaten Situbondo. Dodit juga mengakui penghasil tembakau terbesar di Situbondo yaitu Desa Silomukti. Ini di capai karena mendapatkan dukungan para petani yang menanam tembakau secara besar-besaran.[awi]

Tags: