Dihadapan Kader NasDem, Presiden Curhat

foto ilustrasi

Mulai Tudingan PKI, Antek Asing dan Kriminalisasi Ulama
Surabaya, Bhirawa
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara Apel Siaga Pemenangan Partai Nasional Demokrat (NasDem) Jatim serta pengukuhan Komando Strategis NasDem (Kostranas) di Jatim Expo, Minggu (28/10) kemarin. Pada kesempatan itu ia mengeluhkan isu miring mengenaik dirinya.
Jokowi yang juga calon presiden nomor urut 01 dengan KH Ma’aruf Amin ini pun disambut histeris ribuan Kader Partai NasDem. Dalam sambutannya, ia mengajak untuk terus bergandengan tangan dalam memelihara persatuan dan merawat kerukunan. “Karena aset terbesar bangsa kita adalah persatuan, persaudaraan dan kerukunan. Jangan sampai karena hal kecil kita jadi tenggelam,” katanya.
Jokowi juga curhat di depan ribuan kader NasDem. “Saya itu sering dibilang antek asing dan aseng. Perlu saya sampaikan ada blok besar Mahakam yang dikuasai asing, sekarang 100 persen dikuasai Indonesia. Presiden Jokowi itu juga dibilang PKI. Padahal, saya lahir pada tahun 1961. Nggak ada yang namanya PKI itu balita,” tukasnya.
Selain itu, juga beredar foto dirinya berada di samping DN Aidit saat berpidato pada tahun 1955. “Masak ada foto di sebelahnya, itu ada saya. Ini kebangetan. Saya kan belum lahir. Cara-cara seperti ini adalah politik sontoloyo. Pemerintah juga dibilang kriminalisasi ulama. Mana yang dikriminalisasi? Ulama yang mana? Tiap hari saya bersama ulama. Sekarang cawapres kita (KH Ma’ruf Amin) topnya ulama Indonesia. Itu juga yang namanya politik sontoloyo,” paparnya.
Jokowi juga menyampaikan rasa terima kasih atas komitmen Partai NasDem selama ini, baik dukungannya kepada pemerintah dan utamanya pada hubungan politik di DPR RI. Pada kesempatan ini, pihaknya juga ingin menyampaikan beberapa hal.
“Pertama, saya setuju sekali apa yang disampaikan oleh Pak Surya Paloh Ketum NasDem bahwa sistem presidensial kita harus diperkuat. Artinya, akan ada banyak Undang-undang dan peraturan yang harus kita perbaiki dan direvisi,” terangnya.
Karena, kata Jokowi, dinamika global dengan perubahan yang begitu cepat seperti sekarang ini yang diperlukan adalah sebuah kecepatan. “Kecepatan dalam bertindak, kita tahu ada 42 ribu regulasi peraturan yang ada di Negara kita. Ini memperlambat kita dalam memutuskan setiap adanya perubahan baik nasional maupun global,” urainya.
Menurut Jokowi, dalam persaingan global ini bukan negara besar mengalahkan negara kecil. Bukan negara besar mengalahkan negara miskin. Akan tetapi, negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat.
“Oleh sebab itu, kita perlu cepat dalam merespon setiap perubahan. Kita harus cepat dalam memutuskan setiap kebijakan. Sistem presidensial akan mendukung kecepatan dalam merespon perubahan yang ada,” imbuhnya.
Pemerintah juga telah memberikan lahan kepada yang kecil-kecil melalui program perhutanan sosial sebanyak 1.080.000 hektare. “Suramadu sudah kita jadikan jembatan non tol dan tidak bayar. Pada 2015 kendaraan roda dua digratiskan, 2016 mobil dipotong 50 persen jadi Rp 15 ribu, tahun ini minta dibebaskan 100 persen. Dampak Madura belum kelihatan. Kalkulasi negara bukan untung dan rugi, tapi bicara soal keadilan dan rakyat sejahtera serta makmur. Kalau perusahaan baru bilang untung rugi,” katanya. “Insya Allah Partai NasDem masuk tiga besar nasional. Perasaan saya mengatakan betul itu,” pungkasnya.
Pada kesempatan sama, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pun mengatakan bahwa musuh besar bangsa Indonesia adalah kemiskinan dan kebodohan. “Kita bukan musuh. Jangan biarkan musuh kita selalu berada di depan kita, yaitu kemiskinan dan kebodohan. NasDem harus jadi benteng pemersatu negara Indonesia,” tegasnya.
Pihaknya juga berkeinginan untuk membangun kembali pemerintah yg lebih optimal. “Apakah itu mungkin, itu mungkin sekali. Untuk itulah NasDem harus menjadi martir. Kita cinta pada demokrasi,” imbuhnya.
Bahkan, Surya Paloh meyakinkan bahwa di kemenangan Jokowi-Ma’aruf Amin dalam Pilpres 2019 mencapai 70 persen. Hal tersebut disampaikan lantaran Dr H Soekarwo atau yang akrab disapa Pakde Karwo ini pernah berujar bahwa kemenangan paslon nomor urut 01 menang di Jatim.
“Pakde karwo saya yakin dengan kumis beliau. Saya percaya karena sebagai teman saya ini mengatakan Jokowi akan menang 70 persen,” pungkas Surya Paloh dihadapan Pakde Karwo yang juga menghadiri acara Apel Siaga Pemenangan Partai NasDem Jatim serta pengukuhan Kostranas ini. [geh]

Tags: