Dihantam Ombak, Satu Nelayan Tewas, Puluhan Perahu Nelayan Tengelam

Para Nelayan saat mengamankan perahunya dari hantaman ombak di laut utara Tuban.

BPBD Himbau Nelayan Tak Melaut Dulu
Tuban, Bhirawa
Gelombang ombak besar menerjang puluhan perahu milik para nelayan pada empat Desa di Kecamatan Tambakboyo. Tidak sedikit perahu milik para nelayan ini terbalik dan tenggelam di kawasan laut utara Kabupaten Tuban, Kamis (11/1/2018).
Informasi yang berhasil dihimpun Bhirawa di lapangan, terbaliknya perahu tersebut, terjadi sekitar pukul 08.00 Wib pagi tadi. Yang mana pada saat para nelayan akan pulang dan menyadarkan perahunya di kawasan pesisir pantai desa setempat.
“Kejadian perahu yang karam tadi, ketika perjalanan pulang mas,” kata Suhada, salah satu nelayan asal Desa Pabean, Kecamatan Tambakboyo, Tuban yang perahunya ikut tenggelam.
Nelayan lainnya, Sohib (26) asal Desa yang sama juga menerangkan, saat kejadian, ketinggian ombak mencapai sekitar 4 meter dan seperti menggulung dan menerjang sejumlah perahu yang belum sampai di pinggir. “Perahu yang karam lumayan banyak mas, milik nelayan Desa Tambakboyo, Pabeyan , Sobontoro dan Gadon,” tambahnya.
Gelombang datang secara dadakan itu membuat puluhan perahu tidak bisa di selamatkan. Sejumlah nelayan yang berada di perahu langsung ikut tenggelam dan berusaha menyelamatkan diri.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban, Joko Ludiyono peristiwa tersebut karena cuaca ekstrem yang tiba-tiba datang, dan nelayan pun tidak bisa mengantisipasi gejolak alam yang terjadi, akibatnya beberapa orang menjadi korban keganasan gelombang besar itu.
“Tiga yang orang mengalami luka dan dirawat di Puskesmas setempat, satu orang di rujuk ke RSUD dr. R. Koesma Tuban, dan satu orang tewas ketika di rawat di Rumah Sakit,” kata Joko.
Para nelayan yang menjadi korban diantaranya, Rasmidi (54) Desa Kenanti, Kiki (21) asal Desa Gadon, keduanya di rawat di Puskesmas Tambakboyo, kemudian Jumadi (32) warga Desa Sobontoro yang di rujuk Ke RSUD, dan Wahono korban yabg meninggal ketika menjalani perawatan di RSUD.
Pihaknya juga menghimbau kepada seluruh para nelayan di kawasan pantai utara Tuban, agar selalu waspada dan jangan melaut dulu sampai cuaca ekstrem ini reda. “Kami himbau jangan berangkat melaut dulu, sampai kondisi laut tenang,” Pungaks Joko Ludiyono.
Sementara itu, Dinas Perikanan dan Peternakan (DPP) Kabupaten Tuban, sedang melakukan verifikasi terhadap empat korban kecelakan nelayan yang terjadi di perairan laut utara Jawa, di Desa Pabeyan, Kecamatan Tambakboyo.
“Ini Kepala Seksi (Kasi) Nelayan dan Kepala seksi (Kasi) Sarpras sedang mengecek ke lapangan, apa benar korban mempunyai Kartu Asurasi Nelayan atau tidak,” kata Priyo Anggodo, Kepala Bidang Perikanan dan Tangkap.
Menurutnya Kartu Asuransi Nelayan, dipergunakan untuk korban kecelakaan nelayan, bukan untuk menganti fisik, hal ini sesuai dengan Undang-undang No 40 tahun 2014 tentang Perasuransi, dan Nomor 7 tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Petambak Garam, serta Peraturan Menteri Kelautan dan perikanan nomor 18/PERMEN-KP/2016 tentang Jaminan Perlindungan atas risiko nelayan, pembudidaya ikan dan petambak garam.
Program dana yang bersumber dari dana APBN Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pelaksanaannya oleh PT Asuransi Jasa Indonesia dengan besaran premi Rp 175.000 per orang per satu tahun.
“Untuk kematian akibat kecelakaan di laut nanti klaimnya sampai Rp 200 juta. Cacat permanen Rp 100 juta dan rawat inap sebesar Rp 20 juta,” tambah Priyo . [hud]

Tags: