Diknas ProbolinggoTarget Entas 11.110 Buta Aksara

Wabup Timbul Prihanjoko saat tinjau Kelompok belajar Metode Baca Delila.

Wabup Timbul Prihanjoko saat tinjau Kelompok belajar Metode Baca Delila.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Jumlah buta aksara di Kabupaten Probolinggo saat ini masih di angka 73.679 jiwa. Maka itu, Pemkab Probolinggo melalui Dinas Pendidikan menargetkan bisa mengentas 11.110 jiwa buta aksara agar dapat membaca. Tahun 2014, jumlah buta aksara di Kabupaten Probolinggo mencapai 73.679 jiwa. Angka itu terbilang menurun dibanding 2013 yang jumlahnya 81.479 jiwa. Ini berarti telah terjadi penurunan jumlah buta aksara hingga 7.800 orang.
Warga buta aksara di Kabupaten Probolinggo paling banyak berada di Kecamatan Tiris, Kecamatan Krucil dan Kecamatan Bantaran. Sedangkan jumlah terkecil berada di Kecamatan Pajarakan. Berdasar hasil verifikasi dan validasi data, warga buta aksara di Kabupaten Probolinggo di usia rata-rata 50 tahun keatas.
Di sisi lain, jumlah buta aksara 73.679 jiwa, Kabupaten Probolinggo masih masuk rangking kedua tertinggi di Jawa Timur. Pemkab Probolinggo pun terus bekerja keras menekan jumlah warga buta aksara melalui sejumlah program.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo melalui Kasi Pendidikan Luar Sekolah Massajo, Senin (2/5) mengatakan, setiap tahun Pemkab Probolinggo mengupayakan pengurangan jumlah warga buta aksara. “Setiap tahun kami targetkan ada pengurangan jumlah buta aksara. Ini sudah menjadi komitmen,” katanya.
Upaya keras mengurangi angka buta aksara secara terus menerus merupakan bagian dari langkah meningkatkan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) di Kabupaten Probolinggo. Tahun ini, Dispendik menargetkan mengentas 11.110 warga buta aksara.
Mereka diajari membaca, menulis dan berhitung (calistung). “Memang jumlah tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Salah satunya dengan cara gerakan pemberantasan buta aksara,” jelasnya.
Gerakan tersebut melibatkan seluruh guru negeri di Kabupaten Probolinggo yang telah mendapatkan Tunjangan Profesi Pendidik (TPP) atau sertifikasi. Dalam menggandeng para  guru, diharapkan target pengurangan jumlah buta aksara dapat tercapai.
Selain melibatkan guru, Dispendik juga melibatkan seluruh lembaga pendidikan negeri di 24 kecamatan di Kabupaten Probolinggo atau sebanyak 700 lembaga negeri diminta untuk berkontribusi terhadap pemberantasan buta aksara. Bila masing-masing lembaga menanggung 1 kelompok belajar, dipastikan ada 7.000 orang buta aksara yang terentas.
Lebih lanjut dikatakannya, diperlukan ada kesadaran dari masyarakat untuk memberantas buta huruf. “Memang harus ada kesedaran dari masyarakat, terutama yang tidak bisa baca-tulis,” katanya.
Ia mengharapkan, warga yang tidak bisa baca-tulis pro-aktif mendaftarkan diri untuk menjadi peserta belajar pada pihak penyelenggaran terdekat.
“Kalau ada kerja sama seperti itu (mendaftar) upaya kita memberantas buta huruf akan semakin maksimal. Semuanya harus sejalan antara program pemerintah dan keinginan masyarakat untuk bisa membaca,” ujarnya.
“Masih banyak masyarakat yang kurang memandang penting pendidikan, dan inilah yang menjadi penyebab tingginya penderita tuna aksara atau buta huruf di daerah ini,” tambahnya. [wap]

Tags: