Dinas Koperasi Fasilitasi UMKM dengan Distributor Mamin

Sebagai upaya untuk memperluas jaringan pemasaran produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Probolinggo memberikan fasilitasi jaringan kerja sama usaha bagi UMKM, belum lama ini di RM Rahayu Desa Banjarsari Kecamatan Sumberasih.

Sebagai upaya untuk memperluas jaringan pemasaran produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Probolinggo memberikan fasilitasi jaringan kerja sama usaha bagi UMKM, belum lama ini di RM Rahayu Desa Banjarsari Kecamatan Sumberasih.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Sebagai upaya untuk memperluas jaringan pemasaran produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Probolinggo memberikan fasilitasi jaringan kerja sama usaha bagi UMKM, belum lama ini di RM Rahayu Desa Banjarsari Kecamatan Sumberasih.
Dalam kesempatan tersebut sedikitnya 30 orang pelaku UMKM makanan dan minuman (mamin) se-Kabupaten Probolinggo dipertemukan dengan dua distributor dari Surabaya. Yakni, Cooperative Trading House (CTH) selaku distributor mamin dan hadycraft serta Asco atau Koperasi Agro Sukses Makmur selaku distributor mamin.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Probolinggo Santiyono melalui Kepala Bidang Bina UKM Bambang Supriadi mengatakan distributor mamin ini dipertemukan dengan pelaku UMKM dalam rangka kerja sama di bidang pemasaran produk.
“Dari pertemuan ini ada kesepakatan kerja sama antara UMKM dengan kedua distributor tersebut, khususnya tentang pendistribusian produk UMKM Kabupaten Probolinggo. Kerja sama ini diikat dalam bentuk kontrak yang nantinya dirumuskan bersama antara UMKM dengan kedua distributor dalam waktu yang tidak bersamaan,” katanya.
Menurut Bambang, fasilitasi UMKM dengan distributor produk mamin ini bertujuan dalam rangka perluasan akses pasar bagi UMKM. Sebab selama ini pemasaran produk masih banyak dilakukan di pasar lokal. “Dengan kerja sama ini diharapkan pemasaran produk UMKM bisa lebih merata baik regional maupun nasional. Dengan demikian UMKM ini menjadi mandiri dan bisa naik kelas klasifikasinya. Dari mikro ke kecil maupun dari kecil ke menengah,” jelasnya.
Bambang menambahkan bahwa usaha itu dibagi dalam beberapa kriteria. Usaha mikro jika modalnya berkisar Rp 0-50 juta dengan omset Rp 0-300 juta/tahun, usaha kecil jika modalnya berkisar antara Rp 50 juta-500 juta dengan omset Rp 300 juta-2,5 milyar/tahun dan usaha menengah jika modalnya berkisar Rp 500 juta-10 miliar dengan omset Rp 2,5 miliar-50 miliar/tahun. “Mudah-mudahan dengan adanya kerja sama ini pemasaran produk UMKM mamin ini bisa lebih meningkat. Kalau lakunya banyak, usahanya jalan dan omsetnya meningkat, maka kelasnya juga akan naik,” pungkasnya.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Probolinggo terus tumbuh dan berkembang. Kini jumlah UKMK mencapai 60.392 unit dan tersebar di 24 kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Jumlah ini bertambah sebanyak 573 unit dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 59.819 unit.
Angka 60.392 unit tersebut terbagi dalam tiga skala. Yakni mikro 54.641 unit, kecil 5.291 unit dan menengah 460 unit. Jika dikategorikan dalam sektor akan terbagi menjadi pertanian 2.622 unit, pertambangan dan penggalian 126 unit, industri 6.245 unit, perdagangan, hotel dan restoran 46.055 unit dan jasa 5.344 unit.
“Dari jumlah tersebut, yang menjadi binaan unggulan kami sekarang mencapai 8.200 unit UMKM. Rata-rata pertumbuhan UMKM di Kabupaten Probolinggo mencapai 1,5 hingga 2 persen. Mayoritas dari sektor perdagangan barang dan jasa,” ungkap Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Probolinggo Santiyono.
Mantan Kepala Dinas Pendapatan (Dispenda) ini menjelaskan, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pembinaan dan Pemberdayaan UMKM, bahwa tugas pemerintah daerah adalah melakukan pembinaan yang meliputi fasilitasi permodalan/pembiayaan, produksi, manajemen dan pemasaran. “Selama ini, pembinaan terhadap UMKM sudah kami lakukan,” jelasnya.
Lekaki kelahiran Situbondo, 1 Agustus 1964 ini menerangkan, upaya untuk menumbuhkan UMKM dilakukan dengan penciptaan wirausaha baru. Upaya ini dilakukan dengan mengadakan pelatihan kewirausahaan kepada kelompok masyarakat didesa mulai dari Fatayat, Muslimat, GP Ansor, karang taruna dan lain sebagainya. “Untuk tahun ini, kami menargetkan mampu mencetak 1.000 calon wirausaha baru,” terangnya.
Menurut Santiyono, pertumbuhan UMKM yang cukup pesat ini juga mampu melakukan penyerapan tenaga kerja hingga mencapai 111.703 orang dengan total aset sebesar Rp. 215.378.000.000. “Penyerapan terbesar berada pada skala mikro. Untuk lebih mengenalkan produk UMKM, kami menggelar berbagai even pameran baik didalam maupun luar Kabupaten Probolinggo,” pungkasnya. [wap]

Tags: