Dinas P3 Beri Pembinaan Karyawan Fresh Food

Kabid Peternakan drh Bambang Erwanto MM saat memberikan pembinaan pada petugas fresh food. [achmad suprayogi/bhirawa]

Kabid Peternakan drh Bambang Erwanto MM saat memberikan pembinaan pada petugas fresh food. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Setelah Sidak keliling dilakukan Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan (P3) ke seluruh pasar-pasar yang ada di wilayah Sidoarjo. Dan supermarket, terkait adanya isu daging sapi yang dioplos dengan daging celeng dan daging babi, dan meski tak terbukti.
Namun Dinas P3 Sidoarjo tidak berhenti cukup di Sidak saja, mereka rela memberikan pembinaan  dan pengarahanya secara gratis terhadap para penjaga fresh food di bebarapa supermarket. Agar barang dagangan yang terdiri dari jenis fresh food, termasuk daging sapi dan daging ayam tak tercemar kuman atau virus-virus yang membahayakan.
Menurut drh Bambang Erwanto MM selaku Kabid Peternakan di Dinas P3 Sidoarjo, Minggu (19/6) kemarin, kalau keberadaan kuman dan virus itu tidak terlihat oleh kasat mata. Tetapi kalau kondisi kuman dan virus itu menempel di tangan seorang pembeli, tiba-tiba si pembeli tanpa cuci tangan langsung memegang ke wilayah rak penjualan, tentunya kuman/virus itu akan menjalar ke daging-daging dan makanan jenis fresh food yang dijualnya.
Kejadian ini terjadi secara nyata saat Tim Keamanan Pangan Bahan Asal Hewan (KPBAH) turun beberapa hari lalu di salah satu supermarket. Saat tim melakukan penelitian keberadaan daging ayam, tiba-tiba ada seorang ibu yang langsung memilih-milih daging ayam dengan cara dipegang-pegang. Belum sempat membeli, ternyata ibu tersebut kenal dengan salah satu tim.
Setelah saling sapa, mereka akhirnya jabat tangan. Tidak menunggu beberapa menit, seorang dokter dari tim KPBAH langsung menegur, ‘Ibu habis pegang hewan piaraan ya,’ ternyata benar, akhirnya Bambang Erwanto memberikan pengarahan kepada ibu itu agar mencuci tangannya terlebih dahulu sebelum pegang-pegang makanan.
Disisi lain, saya juga berharap kepada pemilik supermarket harus memberikan fasilitas tempat cuci tangan yang ada di dekat rak-rak penjualannya. ”Karena efeknya sangat berbahaya, daging akan cepat berubah warna/rusak, kalau tidak rutin dikontrol bahkan akan membusuk. Tentu saja akan sangat meracuni masyarakat, dan itu sangat merugikan supermarket itu sendiri,” pungkas Bambang Erwanto.
Sementara itu, pihak manajemen supermarket yang minta namanya tidak mau ditulis mengaku sangat senang dengan adanya pembinaan dan pengarahan seperti ini. Jika tidak ada tim KPBAH kami juga tidak mengerti apa yang terjadi selama ini. ”Oleh karena itu, kami juga siap menyediakan tempat-tempat cuci tangan di sekitar rak penjualan. Biar daging yang kita jual aman, masyarakat juga tidak dirugikan,” katanya. [ach]

Tags: