Dinas P3AKB Ajari Perempuan di Sidoarjo Membuat Barang Sepele Punya Nilai Ekonomis

Produk kerajinan tangan berupa bunga, yang dibuat oleh peserta pelatihan ketrampilan kerajinan tangan di Kec Tulangan. [alikus/bhirawa].

Sidoarjo, Bhirawa.
Sejumlah kelompok perempuan di Kab Sidoarjo yang masuk dalam kategori janda, siswi putus sekolah, perempuan yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, diajari oleh Komunitas Handicraf Sidoarjo (Kohansi), membuat barang yang dianggap sepele menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomis.

Terhitung sejak 2 Agustus 2022, hingga 30 Agustus 2022, sebanyak 26 orang perempuan yang menjadi peserta pelatihan ketrampilan kerajinan tangan itu, difasilitasi oleh Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan Anak dan KB (P3AKB)Kab Sidoarjo.

Ainun Amalia SSos, Kepala Dinas P3AKB Kab Sidoarjo, mengatakan pelatihan yang tiap tahun digelar tersebut bertujuan untuk pemberdayaan perempuan di Sidoarjo dari sisi ekonomi. “Agar perempuan di Sidoarjo tidak hanya berdiam diri saja. Namun juga mempunyai ketrampilan, yang bisa meningkatkan nilai ekonomi bagi ia dan keluarganya,” kata Ainun, Senin (8/8) kemarin.

Pada tahun 2022 ini, kegiatan ketrampilan yang mengandeng kerja sama dengan Kohansi itu, digelar di Kec Tulangan. Dipusatkan di Balai Desa Singopadu. Tiap-tiap desa di Kec Tulangan, yang berjumlah ada 15 Desa, mengirimkan 1 orang pesertanya.

Ditambahkan oleh Analis Kebijakan Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PEAKB Sidoarjo, Bambang Teguh Budiono SKM MKes, selama pelatihan 20 hari itu, ditargetkan akan menghasilkan sebanyak 20 produk kerajinan tangan. “Sehari peserta dilatih untuk membuat 1 produk kerajinan tangan,” kata Bambang.

Sejumlah produk kerajinan tangan yang selesai dihasilkan dalam pelatihan itu, diantaranya membuat bros dari kain pita, membuat kelobot/kulit jagung menjadi bunga, membuat kerajinan bunga dari sendok plastik yang warna-warni, dan kain tisu dari sisa kain perca. Juga ada produk bunga yang dibuat dari tanaman alang-alang kering. “Pihak Kohansi, selama ini telah menjual produk-produk kerajinan tangan itu sampai pasar luar negeri,” kata Bambang.

Para peserta pelatihan, kata Bambang, nantinya, akan dijadikan anggota Kohansi. Lumayan, produk yang dihasilkan akan bisa menjadi nilai ekonomis bagi peserta. Pengentasan angka kemiskinan juga bisa tercapai. “Saat dimasukkan dimedsos, produk kerajinan tangan ini sudah ada yang memesan lho,” kata Bambang.

Kegiatan serupa pada tahun 2019, kata Bambang, digelar di Kec Buduran yang jumlah desanya ada 15. Pada tahun 2020 digelar di Kecamatan Balongbendo dan Kecamatan Krian.[kus.ca]

Tags: