Dinas Pendidikan Turun Lapangan, Terima Puluhan Aktivis Muda NU

Suasana penarikan buku Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas XI SMA di SMAN 2 Jombang, Senin (23/3).

Suasana penarikan buku Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas XI SMA di SMAN 2 Jombang, Senin (23/3).

Jombang, Bhirawa
Polemik paham radikal yang masuk dalam materi buku Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas XI SMA yang ditemukan di Jombang memaksa Dinas Pendidikan Provinsi Jatim untuk turun lapangan.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Dr Harun memerintahkan agar buku PAI tersebut ditarik dari sekolah dan dilakukan revisi. “Saya datang memang atas perintah Gubernur Jatim untuk melihat secara langsung bagaimana koordinasi di Jombang terkait buku yang menjadi polemik di masyarakat. Dan tadi kita juga sudah mendengar GP Ansor sudah membacakan pernyataan sikap,  saya kira ini adalah langkah positif dan marilah polemik ini disudahi. Buku tersebut (PAI, red) segera ditarik untuk menghindari polemik di masyarakat “ujarnya.
Harun mengatakan ke depan  jika membuat buku pengayaan harus berhati hati. Dalam menyusun buku harus melibatkan ahlinya.” Katanya orang pandai, harus ditanyakan pada ahlinya. Jangan sampai ada kekeliruan lagi,’tandasnya.
Seperti diberitakan Bhirawa sebelumnya, Jatim kembali kebobolan paham Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS. Kali ini terkait beredarnya buku Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti yang didalamnya membuat ajaran radikalisme yang telah bereda di beberapa sekolah di Jatim. Di antaranya Surabaya, Sidoarjo, Jombang dan sekitarnya.
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo mengaku telah menerima laporan mengenai masalah tersebut dari Dinas Pendidikan (Dindik) Provinsi Jatim. Bahkan, dirinya juga telah mengintruksikan Dindik untuk berkoordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim bersama aparat kepolisian agar segera menarik buku tersebut.
Sementara itu terkait kecerobohan pihak penyusun dalam hal ini MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Kabupaten Jombang, Harun menambahkan bahwa soal MGMP diserahkan kepada Kepala Dinas Pendidikan untuk memberikan pembinaan agar tidak lagi membuat orang resah. ” Kami Dinas Pendidikan menyampaikan terima kasih atas masukan yang diberikan, memang kita harus  legowo kalau kita salah ya tidak masalah  kita diberi masukan. Dan terima kasih atas masukan yang telah diberikan,”tandasnya.
Kedatangan Harun kemarin bersamaan dengan puluhan aktivis muda NU yang mendatangi kantor Dinas Pendidikan setempat. Puluhan aktivis yang terdiri dari Banser GP Ansor, Ikatan Sarjana NU (ISNU), Persatuan Guru NU (Pergunu), Fatayat NU serta IPNU dan IPPNU langsung ditemui kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang Muntholib serta Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Dr Harun di ruang Dharma Wanita.
Puluhan aktivis ini menuntut Dinas Pendidikan tak hanya menarik buku tersebut dari sekolah-sekolah, melainkan juga melakukan langkah-langkah lanjutan. Di antaranya mendesak dilakukan upaya pencegahan terhadap tumbuhnya paham radikal di Jombang, dan menyusun serta memberlakukan regulasi guna menangkal tumbuhnya paham radikal. “Untuk mencegah menyusupnya paham radikal kita siap untuk dilibatkan dalam penyusunan buku PAI ke depannya,”ujar Ketua GP Ansor Jombang Zulfikar.
Kepala Dinas Pendidikan Jombang Muntholib menyatakan bahwa penarikan buku PAI SMA kelas XI sudah dilakukan.” Mulai hari ini (Senin kemarin, red) sudah ada penarikan buku, sebenarnya sejak Sabtu kemarin namun karena libur ya hari ini (kemarin) baru dilakukan,”ujarnya.
Setelah adanya penarikan ini, lanjut Muntholib, Dinas Pendidikan akan memerintahkan dilakukan revisi terhadap materi yang dianggap radikal. ” Nanti materi radikal kita revisi, tidak ada tindakan karena tidak unsur kesengajaan. MGMP itu kan membantu kita meningkatkan mutu dan penyamaan pendapat,”pungkasnya.
Sementara itu, penarikan buku PAI kelas XI SMA kemarin sudah mulai dilakukan di SMAN 2 Jombang. Sekolah favorit di Kota Santri ini langsung menarik buku-buku yang sudah beredar dan di tangan siswa.” Kita sudah melakukan penarikan, ini atas perintah Dinas pendidikan,”ujar Wawang Soetawarman, salah satu guru ditemui di sela sela penarikan bersama beberapa pengajar. [rur]

Tags: