Dinas Peternakan Beri Bimtek dan Praktek Potong Hewan Takmir Masjid

Pemprov Jatim, Bhirawa
Dinas Peternakan Provinsi Jatim telah melangsungkan pembinaan dan pelatihan pada takmir masjid, selain itu mereka juga membawa peserta ke Rumah Potong Hewan Pengirikan di Kota Surabaya untuk mempraktekan untuk memotong hewan kurban.
Kepala Disnak Jatim, dr Wemmi Niamawati MMA menyampaikan, pem binaan dan pelatihan Peningkatan kualitas sumber daya manusia terutama ta’mir masjid dan petugas Dinas dalam penanganan hewan kurban dan penanganan daging kurban.
“Adanya pelatihan ini maka mereka bisa meningkatkan pengetahuan tata cara pemotongan hewan kurban guna menghasilkan daging kurban yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH),” katanya.
Dikatakannya, ada beberapa materi yang diberikan seperti penanganan hewan kurban dan teknik memilih hewan kurban berlandaskan prinsip kesejahteraan hewan dengan narasumber PDHI (Persatuan Dokter Hewan Indonesia) Jatim.
Materi selanjutnya tekni penyembelihan dan penanganan daging kurban oleh Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, materi ppenyembelihan kurban halal dan toyiban oleh LPPOM Majelis Ulama Indonesia, dan materi pemotongan daging kurban untuk memberikan produk hewan yang ASUH.
Dikatakannya, pelatihan ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2015 hingga 2019 dan peserta kali ini takmir masjid di Jatim berjumlah 150 orang.
Dalam pelaksanaan Hari Idul Adha nantinya Disnak Jatim bekerjsama dengan dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan serta Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga dan Universitas Wijaya Kusuma untuk kegiatan Pemeriksaan antemortem dan post-mortem.
Sebelumnya, Wemmi juga memastikan sapi di Jawa Timur bebas dari penyakit anthrax. Bahkan Jatim memiliki petugas petugas antemortem dan postmortem yang bertugas melakukan pemeriksaan terhadap hewan ternak, termasuk sapi.
“Kita juga mempunyai pusat kesehatan hewan dan laboratorium kesehatan hewan di kabupaten kota. Di situ juga ada pengawas yaitu dokter hewan dan tenaga medis yang kita kerahkan semua dengan imbauan agar melakukan pemeriksaan,” katanya
Ia juga menambahkan, saat ini di Jawa Timur ada 970 orang tenaga medis yang siap memeriksa dan melakukan pengendalian pada temuan penyakit hewan ternak termasuk anthrax.
Jika di satu kabupaten atau kota ditemukan adanya hewan ternak yang terindikasi terserang penyakit, nantinya temuan tersebut juga akan dilaporkan ke Sistem informasi Kesehatan Hewan Nasional, sehingga baik Disnak Jatim maupun Kementerian Pertanian mengetahuinya.
“Jadi sebelum dijual sapi kurban harus memenuhi syarat-syarat yang sudah ditetapkan dan harus berkelamin jantan. Ternak yang sehat nantinya akan diberikan sertifikat,” katanya.
Pemeriksaan sapi ternak tersebut lanjut Wemi juga dilakukan di 202 pasar hewan yang ada di Jatim.”Sebulan sekali kita lakukan pemeriksaan, dan hasilnya sampai sekarang tidak ditemukan anthrax,” ujarnya. [rac]

Tags: