Dinas PUPR Kota Probolinggo Miliki 14 Unit Alat Berat

Regenerasi, Dinas PUPR pengadaan 14 unit alat berat.

Kota Probolinggo, Bhirawa
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Probolinggo berhasil menyediakan 14 unit alat berat dalam tahun anggaran 2017. Keberadaan alat berat ini untuk mendukung kinerja dinas yang bertugas menangani infrastruktur seperti jalan dan jembatan tersebut.
Kepala Dinas PUPR Amin Fredy, Kamis (11/1 )mengatakan, dinasnya selama 2017 telah menyelesaikan sejumlah pembangunan gedung dan pengadaan alat berat menggunakan Dana Alokasi Umum (DAU) senilai 15.840.726.000.
Alat berat yang dimaksud antara lain ekskavator, long arm, eksavator mini, ekskavator spider mini, stoom wales, baby roller, asphart finisher, road mini.
“Sebanyak 14 unit tujuan pengadaan ini untuk meregenerasi alat – alat yang dimiliki DPUPR yang telah tua dan juga sebagai penunjang pemeliharaan baik jalan saluran drainase maupun saluran irigasi,” ungkap Amin.
Wali Kota Probolinggo Rukmini menyampaikan selamat atas terselesaikannya bangunan gedung DPUPR serta pengadaan alat berat. “Semoga gedungnya bisa digunakan multifungsi dan dimanfaatkan dengan baik. Pengadaan alat – alat berat ini agar dipergunakan dengan baik, kalau bisa yang pegang alat ini benar benar teknisinya supaya alat – alat berat ini tidak mudah rusak,” harapnya.
Pentignya alat berat untuk berbagai hal termasuk perbaikan dan peningkatan jalan, seperti yang diketahui, di salah satu titik JLU (JLU) Jalan Lingar Utara, terpaksa ditutup karena harus menunggu rampungnya peningkatan jalan (rigid) ini. Penutupan jalan ini sempat diresahkan masyarakat karena mengganggu aktivitas pengguna jalan saat itu.
Penutupan tersebut terpaksa dilakukan karena jalan yang bergelombang dan sempit sangat menyulitkan truk-truk melintas. Dari pada terjadi kecelakaan atau kerusakan kendaraan, pelaksana proyek memutuskan menutup jalan setelah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Satlantas Polres Probolinggo Kota.
Sejatinya, JLU kini sudah menjadi jalan nasional, hasil pertukaran dengan Jalan Soekarno Hatta dan Jalan Panglima Sudirman yang kini jadi jalan kota. Menurut Amin Fredy, ada pengkajian secara professional kaitan dengan kondisi tanah di Kota Probolinggo. Meski sudah jadi jalan nasional, pemkot masih bisa mengkoordinasikannya dengan kementerian, jelasnya.
Demikian pula dengan normalisasi sungai yang ada di Kota Probolinggo butuh alat berat yang mempuni sehingga sepat rampung. Proyek normalisasi sungai yang sudah dilaksanakan sejak Juli itu ditargetkan rampung pertenghan Desember. “Rata-rata pengerjaan keseluruhan sudah 90 persen,” terangnya didampingi Andung Tjahjono, Kabid Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Probolinggo.
Di antaranya, saluran air dari Gladak Serang di Kelurahan Jrebeng Lor, Kecamatan Kedopok. Saluran tersebut memiliki lebar 8 meter dengan panjang 300 meter. Saluran Kedunggaleng, Kecamatan Wonoasih; saluran Randu di Kelurahan Pakistaji, Kecamatan Wonoasih; saluran sumber air Ardhi di Kelurahan/Kecamatan Kanigaran; dan saluran Sukun di Kelurahan Kedungasem, Kecamatan Wonoasih.
Kemudian, saluran Spaser di Kelurahan Pakistaji, Kecamatan Wonoasih; serta saluran Sumbergrinting, di Kelurahan Curahgrinting, Kecamatan Kademangan; saluran Sumberlangsih, di Kelurahan/Kecamatan Kademangan. Termasuk saluran Pilang Renes, di Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, juga dinormalisasi.
Ada juga saluran Legundi 4 di Kelurahan/Kecamatan Kademangan; saluran Wiroborang di Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan; saluran Belokan di Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Kanigaran; dan saluran Sumberkareng, Kelurahan Kareng Lor, Kecamatan Kedopok.
Normalisasi dilaksanakan dengan melakukan pengerukan tanah yang sedimentasinya tinggi. Selain itu, juga dilakukan perbaikan sejumlah plengsengan yang rusak. Bahkan juga ada kegiatan peningkatan pembangunan untuk tebing sungai yang belum terpasang batu plengsengan. Jika tanpa alat berat yang baru dan mengandalkan yang lama dan sudah ua maka tidak akan selesai dengan cepat, tambahnya. [wap]

Tags: