Dindik Bantah Intervensi Pansel Dewan Pendidikan

27-logo-dewan-pendidikanSurabaya, Bhirawa
Seleksi Dewan Pendidikan dipastikan akan terus berjalan sesuai rencana awal yang ditetapkan oleh Panitia Seleksi (Pansel). Berbagai tudingan terhadap Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya tidak akan berpengaruh. Sebab, anggapan Dindik melakukan intervensi dinilai tidak beralasan.
Kepala Dindik Surabaya Ikhsan mengakui jika pihaknya dianggap memiliki kepentingan dalam seleksi Dewan Pendidikan periode 2014 -2019. Padahal, dalam hal ini Dindik berada di luar sistem seleksi sehingga tidak mungkin ikut campur. Pansel sendiri telah dipilih oleh wali kota dari berbagai unsur masyarakat yang integritasnya sudah teruji. “Bagaimana saya bisa mengatur Pansel yang di antaranya sudah bergelar profesor dan pengawas pelayanan publik seperti Ombudsman dan Komisi Pelayanan Publik (KPP),” tutur Ikhsan, Kamis (11/9).
Bahkan untuk menjaga netralitas, Ikhsan mengaku sampai saat ini tidak tahu berapa jumlah pendaftar yang sudah masuk dan siapa saja mereka. Hal itu menjadi kewenangan penuh Pansel dalam melakukan seleksi. “Semua proses akan tetap berlanjut seperti rencana semula,” tuturnya.
Sebelumnya Wakil Sekretaris Wakil Sekretaris KNPI Jatim Aan Ainur Rofik memprotes proses rekrutmen ini karena tidak ada proses yang terukur. Seleksi hanya mengandalkan lima orang yang ditunjuk Pemkot Surabaya. Sedangkan Anggota DPRD Surabaya Baktiono menganggap Dindik terlalu banyak ikut campur dalam rumah tangga Dewan Pendidikan Surabaya.
Meski terus terjadi polemik , seleksi Dewan Pendidikan Surabaya tampaknya tetap menarik minat banyak pihak. Bahkan rektor salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) juga ikut mendaftar. Dia adalah Rektor Universitas Widya Kartika Surabaya Murpin Josua Sembiring. Masuknya Murpin dalam daftar peserta ini cukup menarik karena selain menjabat rektor, alumnus doktoral Unair ini juga aktif di berbagai lembaga non pemerintahan.
Sebelum mendaftar Dewan Pendidikan Surabaya, Murpin kini telah aktif sebagai Ketua Forum Komunikasi Dosen Kopertis Wilayah VII Jatim. Kemudian Ketua DPW Asosiasi Koperasi Ritel Indonesia (AKRINDO) Jatim, pengurus Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPINDA) Surabaya, serta komite tetap Manajemen & Kewirausahaan Kamar Dagang & Industri (KADIN) Surabaya.
Saat dikonfirmasi mengenai keikutsertaannya di rekrutmen ini, pria kelahiran Binjai 4 Februari 1962 ini mengaku ingin ikut serta meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia terutama Surabaya. “Selama ini saya hanya menjadi pengamat dan praktisi. Sekarang saya ingin meningkatkan kualitas pendidikan di Surabaya agar bisa menjadi contoh baik di dalam negeri maupuan luar negeri,”kata Murpin yang juga Ketua Lembaga Peduli Pendidikan Indonesia.
Terkait mekanisme rekrutmen, Murpin akan mengikuti apa yang sudah dirumuskan. Termasuk rencana pemaparan visi dan misinya. “Saya akan memaparkan sesuai pengalaman saya selama ini,”katanya.
Selain Murpin, nama lain yang tidak asing adalah Nur Shodik, mantan Kepala SMKN 8 Surabaya. Nur Shodik yang sudah memasuki masa pensiun sejak 1 September 2014 ini mendaftar karena merasa tugasnya belum selesai.
Dia merasa pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa karena itu harus menjadi perhatian utama. “Sedikit banyak saya punya pengalaman lama di pendidikan. Saya sudah tahu jeroannya. Karena itu di sisa umur ini saya ingin tetap mengabdikan diri untuk pendidikan. Semampu saya,”katanya.
Terkait proses rekrutmen yang disoal pihak tertentu, Nur Shodik tidak ingin ikut campur. Dia hanya fokus pada proses yang sudah dirumuskan Pansel. “Saya tidak punya target apa-apa. Kalau memang tidak masuk ya gak pa pa. Banyak kegiatan lain yang bisa saya lakukan,”ujarnya. [tam]

Tags: