Dindik Buat Strategi Percepatan Peningkatan IPM

Kantor Dindik Jatim di Jl Gentengkali Surabaya.

Fokus Pada Pemerataan Kesempatan Belajar
Surabaya, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur menerapkan beberapa strategi dalam percepatan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Hal ini dilakukan untuk mengurangi angka kebodohan, pengangguran dan disparitas pendidikan yang menjadi fokus utama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Menurut Plt Kepala Dindik Jatim, Hudiyono, ada beberapa hal yang perlu ditekankan dalam percepatan peningkatan IPM selama setahun kedepan. Diantaranya, menguatkan dan mengoptimalkan pendidikan kesetaraan yang ada di setiap wilayah di Jawa Timur. Melakukan sinergitas antara Pemprov dan Kab/Kota untuk peningkatan angka IPM.
“Ketiga ada sinergitas kegiatan formal di sekolah dengan kegiatan kepemudaan di masing-masing Kab/Kota. Dan terakhir me-manfaatkan Tehnologi Informasi dan Komukasi (TIK) untuk meningkatkan penyetaraan. Itu salah satu upaya dalam waktu dekat dan kami juga melibatkan organisasi masyarakat massif ke bawah,” ungkapnya usai acara Refleksi Pendidikan Maju Bersama untuk Jatim Cerdas di Suites Hotel Plaza Surabaya, Rabu (27/11) kemarin.
Sedangkan terkait kebijakan pemerataan kesempatan belajar. Salah satunya melalui Program TisTas (Gratis – Berkualitas) atau BPOPP (Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaraan Pendidikan). Pihaknya meyakini dengan adanya program itu Angka Partisipasi Kasar (APK) akan naik hingga 3%.
“Kami targetkan selesai satu tahun Jatim untuk 14 ribu siswa yang tidak sekolah,” tuturnya.
Menurutnya, angka putus sekolah disebabkan oleh beberbagai daerah. Di daerah misalnya, faktor ekonomi, culture dan budaya menjadi persoalannya.
“Dan urusan biaya ini dikawal sama Bu Gubernur untuk menyisir anak-anak yang tidak sekolah. Kalau ini terealisasi In sha Allah kenaikan APK dan perbandingan jumlah siswa dan penduduk akan naik,” jelasnya.
Lebih lanjut, kebijakan pemerataan mutu juga menjadi fokus utamanya. Di mana, mutu pendidikan di setiap daerah menjadi PR Dinas Pendidikan Jatim. pasalnya, baru sekitar 35% lembaga memenuhi standart dengan konsep sekolah imbas dan sekolah pengampuh.
“Ini salah satu startegi dalam menangangi disparitas mutu dalam pendidikan, kalau realisasi ini benar benar jalan, percepatan peningkatan IPM juga bisa naik,” katanya
Anggota Dewan Pendidikan Jatim, Dwi Astutiek, menyarankan agar Dindik Jatim menganalisa terlebih lambatnya pergerakan kenaikan IPM di Jatim. Jika faktornya di bidang pendidikan, maka program luar sekolah termasuk didalamnya pendidikan formal bisa saja menaikkan angka IPM.
“Dan yang paling penting pendidikan luar sekolah kejar paket A,B,C dan ini bagian dari ikhtiar yang sangat kuat bagi percepatan (IPM) itu,” jelasnya.
Di samping itu, kata dia, Dewan Pendidikan Jatim juga bisa membantu mengakomodir melalui lembaga lembaga PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Mengajar) atau forum rumah baca atau bagian bagian yang berfungsi untuk membantu kejar paket terlaksana.
“Kebijakan apapun yang menjadi Program Bu Gubernur dalam dunia pendidikan tentu merupakan kebijakan startegis, untuk kebaikan pendidikan di masyarakat, terpenting bagaimana di level teknis ini membantu menjawab pemaknaan dari apa yang sudah diprogramkan,” jabarnya.
Kalau kurang ada pemahaman, lanjutnya, ini perlu diklarifikasi atau ditinjau kembali. Sehingga mulai dari kebijakan yang muncul hingga teknis dilapangan, kami berharap itu ada penguatan dan komunikasi yang terbangun.

Tekankan Prinsip Kebutuhan Pendidikan
Sementara itu, Pengamat Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, Prof Warsono menegaskan, jika pendidikan saat ini dihadapkan pada persoalan kebutuhan akan pendidikan. Sebab, sering kali kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan perlu dipompa kembali.
“Artinya pendidikan ini menjadi suatu kebutuhan yang mutlak dan dasar bagi setiap orang dan keluarga,” jelasnya.
Ini berarti, lanjutnya, menjadi tugas bersama dalam mensosialisasikan kepada orang tua di mana wilayah itu menjadi penyokong tingkat IPM rendah.
“Bagaimana mereka memhami arti pendidikan dan manfaat pendidikan untuk kedepannya,” pungkasnya. [ina]

Tags: